05 Sep 2023
6636 View
Jakarta - Peresmian operasional Lintas Rel Terpadu / Light
Rail Transit (LRT) Jabodebek akan tercatat dalam sejarah transportasi nasional
sebagai angkutan massal berbasis rel modern yang pertama kali di
wilayah Jakarta dan sekitarnya. “Alhamdulillah, sebuah pencapaian besar dalam pembangunan di sektor transportasi massal
yang semakin maju. Hari
ini menjadi hari yang bersejarah di sektor transportasi nasional,“ ujar Menteri
Pehubungan Budi Karya Sumadi, saat menyampaikan sambutan di acara peresmian operasonal
LRT Jabodebek, di Stasiun Cawang, pada 28 Agustus 2023 lalu.Menhub menyampaikan secara khusus, ucapan
terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah meletakan dasar-dasar bagi trasnportasi
umum massal perkotaan modern dan maju. “Berkat kepemimpinan dan keberanian
beliau, setelah kita memiliki Mass Rapid
transit/Moda Raya Terpadu (MRT), kini sudah siap dioperasikan LRT Jabodebek.”
ujar Menhub.Langkah berikutnya, lanjut Menhub, tak
lama lagi masyarakat juga akan segera dapat menikmati layanan Kereta Cepat
Jakarta-Bandung (KCJB), yang juga merupakan tonggak dan sejarah baru bagi
transportasi massal modern. Transportasi yang Aman, Nyaman, dan Tepat WaktuDalam kesempatan tersebut, Menhub melaporkan,
perihal pembangunan LRT Jabodebek yang ramah lingkungan dan mengutamakan safety
dan layanan prima – yang aman, nyaman, dan
tepat waktu bagi para pengguna / penumpang dalam bermobilitas di wilayah Jabodebek. Selain layanan prima, sejumlah stasiun
LRT sudah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lain di Ibu Kota dan
sekitarnya, antara lain dengan Kereta
Rel Listrik (KRL), Bus Rapit Transit/Bus Raya Terpadu (BRT), Transjakarta, juga
JakLingko/MikroTrans, hingga nantinya akan berintegrasi dengan Kereta Cepat
Jakarta-Bandung.(KCJB).Dari 18 Stasiun LRT
Jabodebek diantaranya ada delapan Stasiun yang terintegrasi di antaranya, sebagai
berikut ; 1.Stasiun LRT Harjamukti
terintegrasi dengan Halte Transjakarta Cibubur Junction dimana tersedia moda
angkutan Transjakarta Reguler, Transjabodetabek, Royaltrans, Mikrotrans,
Angkutan Perkotaan (Angkot) Depok, dan Angkot KWK.2.Stasiun LRT Ciracas
terintegrasi dengan moda angkutan Mikrotrans dan Angkot KWK.3.Stasiun LRT Kampung
Rambutan terintegrasi langsung dengan Transjakarta Reguler, Transjabodetabek,
Mikrotrans, Angkutan Perkotaan (Angkot) Bekasi, dan Angkot KWK.4.Stasiun LRT Taman Mini
terintegrasi dengan Halte Transjakarta Garuda Taman Mini dimana tersedia moda
angkutan Transjakarta Reguler, Royaltrans, Mikrotrans, Angkutan Perkotaan
(Angkot) Bekasi, dan Angkot KWK.5.Stasiun LRT Cawang
terintegrasi dengan Halte Transjakarta BNN dimana tersedia moda angkutan Transjakarta
Reguler dan Transjabodetabek.6.Stasiun LRT Ciliwung
terintegrasi dengan Halte Transjakarta Cawang Ciliwung dimana tersedia moda
angkutan Transjakarta Reguler.7.Stasiun LRT Cikoko
terintegrasi dengan Halte Transjakarta Cawang Ciliwung dan 8.Stasiun KRL Cawang
dimana tersedia moda angkutan Transjakarta Reguler dan KRL Commuter Line.Menjadi Percontohan Pembangunan LRT Jabodebek yang
merupakan pembangunan angkutan massal berbasis rel yang maju/modern, dapat dikembangkan
di kota-kota padat penduduk lainnya di
Indonesia, dan dapat menjadi role model bagi upaya mengatasi kemacetan yang
seringkali menjadi masalah di wilayah perkotaan Indonesia. Pembangunan LRT Jabodebek, menurut
Menhub, juga wujud modernisasi transportasi publik, dengan teknologi
perkeretaapian yang semakin mumpuni. “Kita harus bangga pembangunan transportasi massal modern berbasis rel seperti LRT dan MRT karena ini semua dikerjakan oleh para anak
bangsa,” ujar Menhub. Karena itu, Menhub menyampaikan apresisasi
dan terima kasih kepada Presiden, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara,
Kemenkomarvest, Kemenkeu, BUMN, PT KAI, PT Adhi Karya, PT INKA, PT LEN, Pj Gubernur
DKI Jakarta, dan perguruan tinggi Indonesia yang terlibat sejak awal. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerja sama dan
bekerja keras membangun serta memastikan LRT Jabodebek dapat beroperasi dengan
selamat, aman, dan nyaman,” ujarnya. Menuju Negara MajuPresiden Jokowi yang hadir saat
peresmian operasional perdana LRT Jabodebek terlihat bangga dan puas dengan
kerja anak bangsa yang terlibat secara penuh pembangunan LRT Jabodebek. Saat
tampil di podium, wajah Presiden terlihat mengembangkan senyumnya penuh
kegembiraan atas beroperasinya LRT Jabodebek yang merupakan pembangunan mega
proyek transportasi umum massal berbasis rel
- LRT yang baru pertama di Indonesia.
"Hari ini LRT Jabodebek sudah siap dioperasikan, baik
yang dari Harjamukti di Cibubur dan dari Bekasi ke Jakarta sepanjang 41,2
kilometer dengan biaya mencapai Rp32,6 triliun,” ujar Presiden.LRT sepanjang jalur
Jabodebek terdapat 18 stasiun dalam dua
lintas pelayanan, yakni Cibubur Line dan Bekasi Line. Cibubur Line melayani
perjalanan dari Stasiun Harjamukti di Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Dukuh
Atas di Jakarta dan melintasi 12 stasiun pemberhentian dengan jarak tempuh 24,3
kilometer. Sementara itu, Bekasi
Line melayani perjalanan dari Stasiun Jati Mulya di Kabupaten Bekasi menuju
Stasiun Dukuh Atas dan melintasi 14 stasiun pemberhentian dengan jarak tempuh
27,3 kilometer. Kehadiran LRT ini akan
melengkapi deretan moda transportasi massal umum yang dibangun Pemerintah di ibu kota dan sekitarnya,
meliputi: Moda Raya Terpadu (MRT), Kereta Rel Listrik (KRL), TransJakarta, dan Kereta Bandara (BRT). “Kami berharap
masyarakat di Jabodebek berbondong-bondong mau beralih dari transportasi
pribadi ke LRT dan transportasi umum
massal modern lainnya, sehingga bisa mengurangi kemacetan di ibu kota dan
sekitarnya,” himbau Presiden JokowiHarus Ada Kesadaran Untuk Berubah ke Trasportasi
Umum Massal Presiden prihatin
melihat kemacetan di Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Setiap hari ada 2,5
juta kendaraan roda empat, dan 5
juta kendaraan bermotor roda dua yang lalu lalang di jalanan Jabodebek pada jam-jam kerja sepanjang tahun. Produk gas buang (CO2)
dari jutaan kendaraan roda empat dan motor ini, menurut Presiden menyebabkan
pencemaran udara dengan tingkat polusi yang tinggi yang menyelimuti langit kota Jakarta,
dan sekitarnya. Dari data air Quality Index (AQI) tingkat pencemaran
Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai srkitar 150 hingga 200 PM – tercatat sebagai Kota
dengan tingkat pencemaran tertinggi
ke dua di Dunia, Karena itu, Jokowi mengaku
nekad mengatasi masalah pencemaran udara – salah satunya menugaskan Kemenhub
dengan serangkaian kebijakan untuk mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Nasional (RPJMN) 2020-2024 khusus pembangunan moda transportasi maju yang
modern, seperti: LRT, MRT, BRT, KRL, Kereta Bandara dan TransJakarta di
Jabodetabek. Namun demikian, berdasarkan
data Korlantas Polri jumlah penumpang
angkutan umum massal di Jakarta dan sekitarnya masih kurang dari 20 persen,
masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kesadaran masyarakat negara-negara
maju yang pengguna transportasi massalnya mencapai 50 hingga 70 persen,
sehingga perlu ada sosialisasi dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk
mengubah penggunaan kendaraan bermotor atau mobil pribadi untuk bepergian
beralih ke transportasi umum massal. Rendahnya kesadaran
masyarakat untuk menggunakan transportasi umum massal terlihat pada penumpang MRT. Transportasi
umum maasal seperti MRT misalnya setelah beroperasi lima tahun sampai hari ini
belum mencapai target keterisian kapasitas maksimal penumpang setiap hari. Dari
data penglola MRT tercatat jumlah penumpang MRT yang ditargetkan dapat
mengangkut sebanyak 180 ribu penumpang per harinya, namun hingga
kini rata-rata penumpang yang
dapat diangkut baru mencapai 54-60 persen dari kapasitas maksimumnya. Presiden Jokowi
menyadari tidak mudah untuk meningkatkan penumpang angkutan umum massal berbasis
rel – sekalipun Pemerintah terus
berupaya meningkatkan pelayanan moda transportasi LRT, MRT, KRL, BRT, dan Trans Jakarta. Menhub Budi Karya Sumadi
pun mengungkapkan hal yang sama. Menurut Menhub, masyarakat harus mulai berubah untuk
menggunakan transportasi umum massal
mulai sekarang. LRT Jabodebek
menurut Menhub, siap melayani masyarakat. Dengan kapasitas daya angkut
mencapai 500 ribu orang per hari – untuk 434 perjalanan melalui kedua
line Jakarta Bekasi dan Jakarta Cibubur, LRT Jabodebek diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat yang murah, aman, nyaman dan cepat. “Butuh waktu untuk sosialisasi dan memberi kesadaran
kepada masyarakat, juga perlu dukungan kebijakan yang membatasi kendaraan
pribadi,” ujarnya. Selain butuh waktu dan kerja keras, Menhub
mengangap perlu untuk mengajak semua stakeholder
untuk berikhtiar dan berdoa kepada Tuhan. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
selalu membimbing kita dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab, dalam mensukseskan penyelenggaraan pelayanan
transportasi ,umum massal yang
berguna bagi masyarakat,” cetusnya. (AS/IS/SHL/HG)
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik