JAKARTA - Pembangunan infrastruktur transportasi yang dicanangkan Pemerintah dalam satu dekade belakangan dapat memacu roda perekonomian nasional, melalui peningkatan mobilitas orang dan barang. Peningkatan mobilitas orang dan barang akan mendorong produktivitas dan distribusi komoditi di pasar domestik dan internasional, khususnya komodi SDA dan sektor pariwisata unggulan dan pada akhirnya roda perekonomian akan bergerak secara signifikan.
Selain memajukan sektor perekonomian, pembangunan infrastruktur transportasi - yang tidak lagi Jawa sentris, tetapi juga meliputi daerah-daerah terpencil, tertinggal, terdepan, dan perbatasan (3TP) adalah upaya Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas, sehingga NKRI sebagai negara kepulauan dapat terintegrasi sepenuhnya melalui layanan transportasi darat, laut, udara, serta kereta api (KA).
Di perkotaan dan daerah-daerah yang selama ini telah memiliki infrastruktur transportasi yang memadai, Pemerintah mengembangkan angkutan massal berbasis jalan, dengan membangun dan merevitalisasi sejumlah terminal tipe A di berbagai wilayah seperti di Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga NTT dan Jjuga membangun dan mengembangkan terminal-terminal bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang aman dan nyaman. Revitalisasi dan pengembangan bandar udara (bandara) serta terminal-terminal angkutan laut dan pelabuhan pun tak luput dari perhatian Pemerintah.
Adapun untuk daerah-daerah di wilayah 3TP, Pemerintah mengembangkan dan menambah jalur kapal perintis, membangun, dan mengembangkan bandara untuk penerbangan perintis serta membangun dan mengembangkan angkutan pedesaan atau pedalaman.
Di era kepemimpinan Presiden Jokowi – Wakil Presiden Maruf Amin, Pemerintah membangun sejumlah pelabuhan, salah satunya megaproyek, Pelabuhan Patimban dan juga mendorong program tol laut yang melayani 39 trayek dengan 115 pelabuhan singgah. Sedangkan pengembangan infrastruktur di sektor transportasi udara, Pemerintah juga melakukan pembangunan sejumlah bandara baru di 25 lokasi dan revitalisasi di 38 lokasi.
Secara keseluruhan sektor transportasi, Pemerintah juga menetapkan pembangunan sejumlah infrastruktur yang dikatagorikan Proyek Strategis Nasional (PSN). Menurut Menhub, terdapat 25 dari total 35 PSN yang telah diselesaikan. Adapun proyek PSN tersebut meliputi proyek 7 bandara, 7 kereta api, dan pelabuhan 11 proyek, serta sisanya masih dalam masa penyelesaian.
Infrastruktur Transportasi Massal Digenjot
Dalam pembangunan infrastruktur sektor transportasi, Menhub dan stakeholder lainnya memberi perhatian penuh terhadap pembangunan dan pengembangan infrastrukur transportasi massal yang modern, ramah lingkungan, dan smart.
Saat ini konsep transportasi modern, ramah lingkungan, smart, yang terintegrasi tersebut telah diimplementasikan di Ibu Kota Negara (IKN), yang meliputi pengembangan angkutan massal berbasis jalan umum seperti bus listrik, BRT, bus Buy the Service (BTS), bus tanpa awak (outonomous vehicle), juga pengembangan angkutan massal berbasis rel konvensional dan modern, seperti kereta api double track, KRL, Kereta Cepat Jakarta – Bandung, serta hadirnya Light Rail Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit/moda raya terpadu (MRT).
Infrastruktur Transportasi Massal Berbasis Rel Memasuki Era Modern
Indonesia saat ini terus mendorong tumbuh dan berkembangnya transportasi massal berbasis rel memasuki era modern. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pengembangan angkutan massal berbasis rel yang ramah lingkungan sepert LRT, MRT, dan Kereta Cepat Whoosh adalah infrastruktur transportasi sebagai penanda yang mengacu pada standar transportasi modern yang ada di negara-negara maju.
Karenanya, lanjut Menhub, sektor perkeretaapian nasional terus didorong untuk memasuki babak baru di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan KA Trans Sulawesi dan rehabilitasi jalur sepanjang 1.900 km serta pembangunan jalur KA sepanjang 1.683 km merupakan wujud perhatian Pemerintah terhadap pengembangan transportasi massal berbasis rel di Indonesia khususnya di luar Pulau Jawa.
Terhadap pengembangan transportasi massal berbasis rel, Pemerintah tidak hanya membangun mengembangkan dan merevitalisasi jalur rel kereta api, tetapi juga melakukan perbaikan dan manajamen layanan kereta api sehingga menjadi andalan masyarakat dalam bepergian atau melakukan perjalanan.
Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan keamanan serta keselamatan bagi para pelanggannya dalam menggunakan moda ini. Maka tidak heran jika dalam survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh berbagai lembaga survey, moda transportasi kereta api masih menjadi angkutan massal yang paling banyak diminati baik di event liburan keagamaan, liburan akhir tahun, hingga liburan sekolah.
Berkaitan dengan transportasi perkotaan berbasis rel, Kemenhub telah melakukan pengembangan dengan pembangunan jalur ganda KA lintas utara Cirebon – Surabaya, Jalur KA Bandar Tinggi–Kuala Tanjung, Jalur KA Rantauprapat – Pondok S5, Jalur KA Duku – Bandara Int. Minangkabau, Jalur Ganda KA Prabumulih – Kertapati, Jalur Ganda KA Bogor – Sukabumi, serta Jalur Ganda KA lintas selatan Purwokerto – Mojokerto.
Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) juga terus melakukan peningkatan kapasitas dan konektivitas kereta perkotaan, seperti Jalur Ganda KA dan Elektrifikasi Serpong – Maja, Jalur Ganda KA dan Elektrifikasi Duri – Tangerang, Jalur Ganda dan Elektrifikasi KA Maja – Rangkasbitung, Jalur MRT Jakarta NS Phase I (PSN).
Selain itu, juga dilakukan peningkatan dan rehabilitasi jalur KA eksisting 3.297,67 km yang meliputi Jalur KA Prabumulih - Muara Enim, Jalur KA Lubuk Alung – Pariaman, Jalur KA Rangkasbitung – Serang – Merak, Jalur KA Sukabumi – Cianjur, Jalur KA Bandung – Banjar – Kroya, Jalur KA Kroya – Yogyakarta, serta Jalur KA Surabaya – Madiun.
DJKA juga melakukan modernisasi dan revitalisasi pada sejumlah stasiun kereta api, seperti stasiun-stasiun di lintas utara dan selatan Jawa, pembangunan stasiun di Jabodetabek, seperti Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran Baru, Stasiun Jurangmangu, dan sejumlah stasiun kereta api pada lintas DDT (double-double track) seperti Stasiun Cibitung, Stasiun Cikarang, Stasiun Tambun, Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung, dan dua stasiun besar yang telah mencuri perhatian masyarakat belakangan ini yaitu Stasiun Jatinegara dan Stasiun Manggarai yang menjadi stasiun sentral pertama di Indonesia.
DJKA juga membangun jalur-jalur kereta api yang terintegrasi dengan tempat pariwisata dan kawasan strategis nasional lainnya dengan menyediakan akses menuju bandara, pelabuhan, dan seperti Kereta Trans Sulawesi.
Dari segi pengembangan teknologi, DJKA mendorong inovasi sarana KA perkotaan yang didukung dengan teknologi terkini, seperti misalnya MRT dan LRT yang menggunakan tingkat otomatisasi Grade of Automation (GOA) Level 2 yang memungkinkan navigasi semi-otomatis dan
Grade of Automation level 3 atau GoA3 sebagai otomasi operasional kereta api terkini, tanpa masinis.
Di bidang SDM, DJKA pun tak lupa menghadirkan kualitas SDM yang kompeten sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Seperti terlihat saat ini, transportasi kereta api sudah jauh lebih terintegrasi, maju, modern, bersih, dan terawat serta juga banyak dilengkapi fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada penumpang. (IS/AS/RY/ME)