JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari prosesi pemberangkatan dan kepulangan jamaah haji Indonesia. Kemenhub terus berupaya secara maksimal menyiapkan pelayanan Angkutan Haji Tahun 2024 dengan mengoptimalkan kondisi sarana dan prasarana di seluruh bandar udara embarkasi haji untuk memastikan para calon jamaah haji dapat melakukan perjalanan haji yang selamat, sehat, aman dan nyaman.
Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama RI telah menerbitkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H/ 2024 M. Calon jemaah haji Indonesia berangkat perdana ke Arab Saudi mulai Minggu, 12 Mei 2024. Adapun pemberangkatan calon jamaah haji tahun ini diatur menjadi dua gelombang. Gelombang pertama berangkat dari tanah air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah tanggal 12 hingga tanggal 23 Mei 2024, sedangkan calon jamaah haji gelombang kedua berangkat dari tanah air menuju King Abdul Azis International Airport (KAAIA) di Jeddah tanggal 21 Mei - 10 Juni 2024. Tanggal 04 Dzulhijjah 1445 H/10 Juni 2024 M merupakan closing date pemberangkatan calon jamaah haji asal Indonesia.
Setelah menjalani proses dan rukun haji, jamaah haji asal Indonesia, sesuai jadwal yang dirilis Kementerian Agama kepulangannya juga dibagi menjadi dua gelombang. Kepulangan gelombang pertama tanggal 22 Juni - 03 Juli 2024 dari Jeddah ke Indonesia, sedangkan gelombang kedua tanggal 04 - 21 Juli 2024 dari Madinah ke Indonesia.
Evaluasi Perjalanan Keberangkatan Calon Jamaah Haji
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M. Kristi Endah Murni mengungkapkan, pelayanan penerbangan untuk memberangkatkan calon jemaah haji Indonesia ke tanah suci dikelompokkan menjadi 554 kelompok terbang (kloter). Berdasarkan catatan yang dirilis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, hingga tanggal 30 Mei lalu presentase kloter yang telah diberangkatkan sebesar 66,6%.
M. Kristi Endah Murni di Jakarta beberapa waktu lalu mengungkapkan, selama fase pertama keberangkatan calon jamaah haji ke tanah suci, pihaknya telah mencatat telah terjadi 48 kali keterlambatan pada dua maskapai yang melayani penerbangan haji. Dua maskapai tersebut adalah maskapai Garuda Indonesia dengan total 42 keterlambatan dan maskapai Saudi Arabian Airlines dengan total 6 keterlambatan.
“Kami telah melakukan rapat bersama dengan Garuda Indonesia terkait jumlah keterlambatan pada fase pertama ini yang mana dikarenakan faktor teknis dan operasional. Atas kejadian tersebut, Garuda Indonesia sudah memitigasi dengan menerbangkan calon jemaah haji menggunakan pesawat-pesawat wide body miliknya,” jelas Kristi.
Kristi juga menegaskan agar kedua maskapai yang melayani penerbangan haji berkomitmen dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan haji yang terbaik dan segera memitigasi jika terjadi kendala-kendala di lapangan.
Hingga pelaksanaan evaluasi fase pertama dilakukan, On Time Performance (OTP) dari kedua maskapai mencapai rata-rata 86,99% dengan rincian Garuda Indonesia 78,68%, dan Saudi Arabian Airlines 96,51%.
Kemenhub Terus Memonitor Pelayanan Perjalanan Haji
Kementerian Perhubungan, seperti yang diungkapkan oleh Juru Bicaranya, Adita Irawati akan terus memonitor dan memantau pelaksanaan pelayanan perjalanan haji. Terhadap OTP yang belum optimal tersebut, Adita menyebut Menhub telah melakukan kordinasi yang dihadiri oleh seluruh stakeholder perhubungan serta pemangku kepentingan penerbangan haji seperti Dirjen Penyelanggaraan Haji dan Umrah – Kemenag beserta stakeholder lainnya.
Rapat kordinasi tersebut dilakukan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan penerbangan haji fase pertama, meningkatkan pengawasan, serta memastikan kelancaran penerbangan haji tahun 1445 H/2024 M. ‘Kita ingin penyelenggaraan haji berjalan lancar, selamat, aman dan nyaman," ungkap Adita.
Mengutip pernyataan Menhub Budi Karya Sumadi, Adita menuturkan, Kementerian Perhubungan akan terus mengawal ketat penerbangan haji hingga kepulangannya nanti serta ingin memastikan keselamatan, keamanan, serta kenyamanan jamaah haji hingga kembali ke tanah air, serta meminta kepedulian SDM penerbangan dalam melayani penumpang haji.
Menhub juga juga berpesan jajarannya dari pusat maupun di
daerah agar memberikan kenyamanan bagi
para jamaah dalam penyediaan transportasi sejak keberangkatan hingga kepulangannya
ke daerah asal, khususnya jamaah haji
lansia di semua simpul transportasi, mulai dari bandara, pelabuhan laut,
terminal bus, hingga angkutan penyeberangan. Di bandar-bandar udara, secara
khusus jajaran Kemenhub memberi perhatian khusus untuk melayani para jamaah
lanjut usia.
Terhadap pesan Menhub tersebut, Kepala Bidang Pengoperasian dan Pelayanan
Bandar Udara, Bandara Hang Nadim Batam, Maraden
Purba, akhir Mei 2024 lalu menuturkan calon jemaah haji yang berangkat dari
embarkasi Batam berasal dari Kepulauan Riau, Riau, dan Provinsi Kalimantan
Barat, dengan menggunakan Pesawat Saudi Arabian Airlines berjenis Boeing
747-400.
Pihaknya telah mempersiapkan fasilitas pelayanan bagi calon jemaah haji lansia dan berkebutuhan khusus yang ada dalam rombongan tersebut. "Ada calon jemaah haji tertua tahun ini yang sudah berusia 93 tahun. Untuk itu telah disediakan fasilitas kursi roda di bandara dan meminta petugas haji membantu proses keberangkatan dari asrama hingga menuju ke pesawat udara," ujarnya. (IS/AS/RY/ME)