(Jakarta, 19/8/2014) Sistem transportasi yang dibangun ke depan tak bisa mengandalkan pada satu moda saja. integrasi antar moda mutlak diperlukan dengan pembangunan sistem transportasi yang komperhensif.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam acara Forum Group Discussion bertemakan,Akselerasi Pembangunan dan Perwujudan Tol Laut Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Indonesia” di Hotel Borobudur,di Jakarta Pusat, Selasa (19/8/2014).
Hadir dalam FGD tersebut , Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Tenaga Profesional Bidang HI dan Diplomasi Negara Lemhannas RI, Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan, Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin, Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, Akbar Faisal dan Pakar Maritim Indonesia, Prof. Dr. Hasyim Djalal.
“Kita perlu memanfaatkan semua potensi untuk mengatasi masalah transportasi,” kata Bambang dalam sebuah diskusi tentang angkutan laut.
Prinsp integrasi antarmoda harus dilanjutkan. Menurutnya, masyarakat tidak bisa dimobilisasi jika hanya mengandalkan sistem satu moda saja. Bambang mencontohkan, barang tak hanya cukup dengan kapal laut saja
Di darat perlu ditopang oleh angkutan kereta api lengkap dengan rel jalur ganda. Di tambah dengan infrastruktur yang memadai di antara titik penghubung.
Angkutan Laut Diperkuat
Di singgung soal ide tol laut yang digagas Joko Widodo, Bambang mengakui kebutuhan Indonesia sebagai negara kepulauan sangat besar. Karena itu angkutan laut memang menurutnya memang harus diperkuat.
Untuk bisa mewujudkannya setidaknya harus dilakukan lima hal yakni pengembangan pelabuhan modern seseui dengan kebutuhan ekonomi lokal dan regional, pembangunan sistem yang transaparan, akuntabel, efisien dengan menggunakan sistem elektronik untuk meminimalisir penyimpangan.
Selain itu diperlukan pengembangan sistem multimoda dan pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni.
Soal biaya yang dibutuhkan yang dikhawatirkan terlalu mahal, Bambang menyatakan, transportasi terkait dengan arus penumpang dan barang. Karena itu saat terjadi kejadian yang tak imbang di mana muatan hanya terisi pada satu jalur (pergi atau pulang) saja, maka mekanisme subsidi harus diberlakukan.
“Sampai nanti kondisi ekonominya terbentuk, kalau sudah terbentuk subsidi bisa dipangkas,” katanya.
Dalam pemaparannya, Wamenhub Bambang Susantono mengatakan Ide Jokowi sejalan dengan roadmap yang telah dirancang oleh Kementerian Perhubungan yang dinamakan Pendulum Nusantara. Menurutnya, ini akan terus dikembangkan pemerataan potensi antara barat dan timur.
Bambang menegaskan, untuk membangun semua potensi tentu harus mengembangkan prinsip antar moda dan Ini butuh koordinasi antar moda. Saat ini yang dikembangkan adalah laut plus-plus.
"Semua kita perkuat, kereta, darat dan semuanya. Jadi kita membangunnya harus secara totalitas dan komperhensif yang terintegrasi antar moda," kata Bambang.
Sat ini yang ditekankan lanjutnya, adalah satu konketivitas yang lebih kuat lagi untuk pengembangan semua sektor dari sisi ekonomi, sosial, budaya.
"Dilihat dari kebutuhan semuanya, kita membutuhkan kapastitas yang lebih besar di laut," ujarnya.
Untuk mengembangkan itu, Bambang mengatakan setidaknya ada 5 faktor. Pertama, tentu harus membangun pelabuhan-pelabuhan modern yang bisa melayani kapal-kapal sesuai dengan kebutuhan ekonomi-ekonomi lokal nasional.
Kedua membangun sistem, sehingga semua proses bisa transfaran, akauntabel dan efesien. "Ini untuk mengurangi sentuhan orang per orang. Semua dilakukan secara elektronik," bebernya.
Ketiga adalah kapalnya akan disesuaikan, keempat mengembangkan multi modanya seperti akses ke pelabuhan, kelima adalah institusi dan sumber daya harus juga mengikuti.
"Konektivitas ini juga penting untuk menghubungkan antara pusat dan daerah," ujar Bambang.(BN)