(Jakarta, 1/6/2010) Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan rute penerbangan Jakarta-Jeddah merupakan jalur gemuk yang masih perlu diisi. Besarnya peluang yang ada mendorong adanya persaingan sehat antarmaskapai untuk mengisi kekurangan yang ada.
 
"Persaingan yang sehat menjadikan industri penerbangan tumbuh lebih baik, apalagi ini adalah jalur gemuk," tutur Wamenhub saat meresmikan penerbangan perdana Jakarta-Jeddah di Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Minggu (23/05).
 
Dijelaskan Wamenhub, pada 2009, sedikitnya terdapat 220.000 penumpang one way (sekali jalan) yang diangkut pesawat di jalur penerbangan Jakarta-Jeddah. Fakta itu bisa menjadi salah satu bukti bahwa jalur ini memang cukup menjanjikan. "Load factor-nya juga tidak pernah di bawah 70%," imbuhnya.
 
Dikatakannya, kehadiran Batavia sebagai operator baru di rute tersebut bisa menambah dinamika bisnis penerbangan dengan membuat persaingan usaha kian sehat.
 
Sebelum Batavia, ada dua maskapai nasional lain yang lebih dahulu melayani rute penerbangan ini. Yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Lion Air sendiri terbilang pemain baru, sedangkan Garuda jauh lebih lama eksis di rute tersebut.
 
Selain ketiga maskapai nasional itu, maskapai lain yang melayani jalur Jakarta-Jeddah adalah Saudi Arabia Airlines, yakni maskapai milik pemerintah Arab Saudi.
 
Pada peresmian penerbangan perdana Batavia tersebut, Wamenhub bersama sejumlah undangan lain didaulat untuk terbang dari Jakarta menuju Jeddah (pp) menggunakan satu dari dua pesawat jenis  Airbus 330-200 berkapasitas 302 penumpang yang dioperasikan di jalur ini. (DIP)