(Bogor, 11/4/2010) Populasi kendaraan bermotor di Ibu Kota Jakarta yang pertumbuhannya mencapai lebih dari seribu unit kendaraan per hari, berpotensi besar menjadikan Jakarta sebagai kota berpolusi tinggi di masa mendatang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah secara bertahap menyiapkan sarana transportasi berkelanjutan (sustainable transportation).
 
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam membuka even ”Garuda Indonesia Tour de Sentul 2010” di Sentul City, Bogor, Minggu (11/4). ”Jakarta sudah sangat padat dan sesak oleh kendaraan bermotor setiap harinya. Setiap hari tak kurang dari 1200 sepeda motor dan 270 mobil baru diregistrasi di kantor samsat. Jika tidak diantisipasi, Jakarta ke depan menjadi ‘high polluted city’,” ujarnya.
 
Gerakan bersepeda ke kantor (bike to work), menurut Wamenhub, menjadi salah satu solusi yang bisa dilakukan masyarakat ibu kota dan sekitarnya yang beraktivitas di Jakarta untuk membantu pemerintah mengantisipasi terjadinya masa-masa yang dikhawatirkan tersebut.
 
”Bersepeda merupakan salah satu pilihan sikap masyarakat ibu kota yang tidak ingin selalu didikte oleh kendaraan bermotor. Kegiatan seperti ini sangat positif di era climate change seperti sekarang. Ini bentuk kesadaran masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya. Keuntungan lain, selain untuk fun, juga bisa me-recharge kejenuhan yang kita dapat setelah bekerja seharian penuh di kantor,” imbuhnya. Atas dasar itu, Wamenhub mendorong seluruh kalangan masyarakat untuk mendukung dan menggalakkan gerakan bersepeda ke kantor (bike to work).
 
Sementara di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus mengupayakan penyediaan sarana transportasi jalan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menekan populasi kendaraan bermotor di jalan raya ibu kota maupun daerah lain yang memiliki kondisi tak jauh berbeda. ”Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sarana transportasi yang sustainable. Step by step kita lakukan itu, termasuk menyiapkan dan mengembangkan fasilitas publik berupa jalur khusus pesepeda,” pungkasnya. (DIP)