JAKARTA – Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pekan lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ingin memastikan konektivitas transportasi di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan kawasan lain di wilayah Indonesia Timur dapat terhubung dengan baik, agar lalu lintas manusia dan barang di kawasan tersebut dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya meningkatkan dinamika dan perekonomian masyarakat setempat.

Saat kunjungan tersebut, Menhub Budi menyampaikan kabar baik tentang adanya keinginan Bank Dunia (World Bank) yang akan memberikan bantuan pengadaan kapal ro-ro untuk meningkatkan konektivitas transportasi di daerah Kawasan wilayah Indonesia Timur khususnya di wilayah Kepulauan NTT dan Maluku.

Menhub Budi mengungkapkan, kegembiraannya atas inisiatif World Bank yang akan memberikan bantuan kapal ro-ro, karena daerah kepulauan seperti NTT dan Maluku memang sangat membutuhkan sarana transportasi yang memadai untuk meningkatkan pergerakan manusia dan barang di kawasan tersebut. Salah satu upaya meningkatkan konktivitas transportasi adalah memperbanyak kapal-kapal pengangkut manusia dan barang dan meningkatkan frekuensi lalu lintas kapal yang lebih intens dan sampai end to end menjangkau masyarakat di wilayah tersebut.

Lebih lanjut Menhub mengungkapkan, pihaknya sedang mengkaji rute dari kapal ro-ro bantuan dari Bank Dunia tersebut. “Rute sedang dikaji dengan hub di Kupang dan Maumere. Kapal ini nantinya akan berkeliling dari NTT sampai ke Maluku, sehingga jarak perjalanan kapal tidak jauh dan daerah ini semakin sering disinggahi kapal yang membawa penumpang maupun logistik.

Bantuan kapal ro-ro dari World Bank yang difinalisasi akhir tahun depan atau paling lambat tahun 2024 ini diharapkan memperkuat dan memperbanyak jumlah kapal yang beroperasi di wilayah kawasan Indonesia Timur, menjadi pelengkap dan mendukung dari program Tol Laut dan kapal-kapal perintis yang selama ini telah beroperasi.

Tol Laut Terus Ditingkatkan

Tol Laut sebagai penghubung/konektivitas transportasi dan pembangunan sarana penunjangnya juga terus ditingkatkan di kawasan Indonesia Timur lainnya.

Di Pelabuhan Kokas, Kabupaten Fak-Fak Papua Barat, peran pelabuhan ini untuk sandar kapal tol laut dan sebagai hub distribusi barang dari dan ke wilayah Kabupaten Fak-Fak dan wilayah Provinsi Papua Barat diharapkan terus dapat ditingkatkan perannya agar distribusi barang dan kegiatan perekonomian di kawasan tersebut dapat berjalan dengan lebih cepat.

Kementerian Perhubungan akan menetapkan Alur Pelayaran memasuki Pelabuhan Kokas, Kabupaten Fak-Fak agar kelancaran distribusi barang tol laut di Pelabuhan Kokas dapat terselenggara dengan baik. Upaya ini telah dikaji dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kenavigasian, Perhubungan Laut, Kemenhub, beberapa waktu lalu.

Sarana Konektivitas Transportasi Terus Ditingkatkan

Saat melakukan kunjungan ke Provinsi NTT, Menhub Budi Karya Sumadi juga berkunjung ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Atambua. Kedatangannya, seperti yang diungkapkan Menhub Budi, untuk memastikan konektivitas transportasi di darat, laut, dan udara berjalan dengan baik di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste tersebut.

Menhub mengungkapkan, sejumlah infrastruktur transportasi tengah disiapkan antara lain membangun terminal barang internasional (TBI) TBI Motaain, yaitu di perbatasan Indonesia dan Timor Leste sebagai pusat pengecekan pergerakan barang dari Indonesia ke Timor Leste atau sebaliknya. Juga tengah dipersiapkan rencana pengoperasian bus DAMRI dengan rute dari Kupang-Dili. Pemerintah juga tengah membangun Pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu agar kapal-kapal besar dapat bersandar di pelabuhan tersebut.

Kemenhub, lanjut Menteri Budi, akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan bandara-bandara yang ada di NTT, khususnya di perbatasan seperti Bandara A.A Bere Tallo di Atambua, agar konektivitasnya lebih maksimal. Selain itu, juga tengah diusulkan pembukaan rute penerbangan dari beberapa daerah di Indonesia ke Dili, Timor Leste.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Demokratik Timor Leste, José Ramos-Horta telah mengadakan pertemuan bilateral yang membahas berbagai kerja sama antar kedua negara. Salah satunya yang dibahas yaitu upaya untuk memperkuat konektivitas baik di darat maupun di laut. Untuk konektivitas darat, Presiden Jokowi berharap peluncuran trayek bus rute Kupang-Dili dapat segera dilakukan. Sedangkan, untuk konektivitas laut yaitu membuka rute kapal Kupang-Dili-Darwin. (IS/AS/RY/HG)