Pekan ini, titik tekan pemberitaan media masih terkait dengan pelaksanaan penerapan uji coba operasional KRL Commuter Jabodetabek pada Sabtu (18/06). Mayoritas media cenderung mengulas perspektif ini, diantaranya adalah Bisnis Indonesia, Jurnal Nasional, Kompas, Koran Tempo, Republika, Seputar Indonesia, Suara Karya, Suara Pembaruan, dan The Jakarta Post dengan dominan mengutip spokesperson dari Corporate Secretary PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) Makmur Syaheran.

Sementara spokesperson Kemenhub tercatat diantaranya dilansir oleh Jurnal Nasional (18/06), yakni dengan mengutip pernyataan Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan yang meminta PT KA Commuter Jakarta (KCJ) sebagai operator kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek mempersiapkan sistem pengoperasian dan ketersediaan tenaga listrik pada uji coba single operation line kereta komuter tersebut. Sedangkan Suara Karya (20/06) dan Koran Tempo (24/06) juga mengutip pernyataan spokesperson dari pihak Kemenhub sehubungan dengan tengah dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan uji coba operasi tunggal kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Media juga gencar melansir pernyataan keberatan dari sejumlah kalangan, terutama para pengguna angkutan KA. Meski baru dalam taraf uji coba, sistem operasi tunggal PT KA Commuter Jabodetabek (KCJ) yang menghilangkan kelas ekonomi AC dan ekspres telah menuai banyak kecaman.

Perspektif pemberitaan yang mengangkat soal polemik menyangkut kenaikan tarif juga menjadi titik tekan content isu yang diusung media. Para penumpang yang tergabung dalam KRL Mania masih gencar menyuarakan penolakan mereka terhadap tarif tunggal yang akan diberlakukan PT KRL Commuter Jakarta (KCJ). Komunitas tersebut bahkan berencana mengirim surat ke Menteri Perhubungan, Wakil Presiden, hingga Presiden. Topik ini menjadi ulasan pemberitaan media, seperti Bisnis Indonesia, Jurnal Nasional, Kompas, Koran Tempo, Rakyat Merdeka, Seputar Indonesia, dan Suara Karya. Mayoritas media tersebut umumnya  melansir pemberitaan mengenai penolakan atas rencana kenaikan tarif KRL dengan mengutip pernyataan dari juru bicara KRL Mania Agam Fatchurrochman dan moderator milis KRL Mania Nurcahyo.

Sedangkan Seputar Indonesia (24/06) dan Suara Pembaruan (22/06) menyikapi polemik persoalan tarif dengan usulan agar pemerintah menambah subsidi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek untuk menghindari kenaikan tarif saat penerapan single operation mulai 2 Juli mendatang. Harian tersebut melansir spokesperson dari Anggota Komisi V DPR Sigit Soesiantomo dan pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno. Sementara Jurnal Nasional (23/06) juga gencar mengulas persoalan perbaikan pelayanan serta fasilitas pendukung dari pihak operator jasa perkeretaapian. Harian ini tercatat melansir pernyataan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) wilayah DKI Jakarta Tri Tjahyono yang meminta pihak operator memperhatikan pelayanan terhadap penumpang KA.

Sementara pemberitaan yang dilansir Media Indonesia (20/06) dan Seputar Indonesia (20/06) lebih menyoroti peristiwa aksi perusakan rangkaian kereta rel listrik (KRL) commuter line di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat. Aksi perusakan diduga dilakukan oknum yang kecewa terhadap uji coba single operation yang digelar akhir pekan lalu. Kedua harian ini mengutip pernyataan Juru bicara KRL Mania Agam Fatchurrochman yang mensinyalir bahwa tindakan tersebut tidak lepas dari kebijakan tarif tunggal yang diberlakukan PT KA Commuter Jakarta (KCJ) yang dinilai telah menyempitkan pilihan bagi golongan yang tidak mampu. Kedepan isu ini berpotensi kembali menguat dan mendapatkan perhatian luas dengan melibatkan semakin banyak kalangan opinion leader, khususnya para pengguna transportasi KA. (JAB)