JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (23/11) meninjau kesiapan jalur kereta bandara Soekarno-Hatta yang ditargetkan sudah dapat di operasikan awal Desember 2017. Peninjauan dimulai dari Stasiun Sudirman Baru dan berakhir di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Menhub Budi mengatakan dengan beroperasinya kereta bandara ini diharapkan 30 persen penumpang yang menuju bandara Soekarno-Hatta dapat berpindah menggunakan moda kereta api. Kereta Api Bandara ini dapat mengangkut 33.728 penumpang tiap harinya dengan fasilitas premium.

“Kita harapkan dengan kereta bandara ini 30 persen orang yang menuju bandara Soekarno-Hatta akan pindah ke kereta api. Karena kereta api ini kan dicintai masyarakat,” ujar Menhub.

Menhub melihat masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu ia meminta PT Railink untuk terus berkerja keras memperbaiki kekurangan yang ada, sehingga target operasi dapat dilakukan pada awal Desember ini dan berjalan lancar.

“Memang masih ada kekurangan, tapi dari hari ke hari kita terus lakukan perbaikan-perbaikan. Seperti lintasan sebidang yang mesti disempurnakan. Sebenarnya pada tanggal 25 November ini sudah bisa mulai beroperasi, tetapi kita ingin proyek ini benar-benar aman. Kita berikan kesempatan PT Railink beruji coba,” tambah Menhub.

Kereta Bandara Soekarno-Hatta beroperasi mulai tanggal awal Desember 2017 dengan 82 perjalanan setiap harinya dan headway setiap 30 menit. Sedangkan untuk tarifnya sendiri nanti akan di angka Rp 100.000, namun diberlakukan diskon 70% menjadi Rp.30.000 pada awal operasi mulai 1 Desember s.d 31 Desember 2017. Hal ini dilakukan sebagai upaya sosialisasi penggunaan transportasi publik yang baru kepada masyarakat.

“Harapan kita ini kereta bandara beroperasi penuh pada Januari 2018. Pada Desember kita masih memberikan tarif yang murah yakni Rp 30.000 hingga 31 Desember 2017, sambil kita terus sosialisasikan tarif normal yang mulai berlaku 1 Januari 2018 sebesar Rp. 100.000,” jelas Menhub.

Menhub mengapresiasi keberadaan proyek KA Bandara ini karena tidak menggunakan dana APBN sepeser pun. Proyek ini sendiri didanai dari investasi PT Railink bersama kedua induk perusahaan (PT KAI dan PT Angkasa Pura II) dengan total anggaran Rp. 5 triliun.

“Saya mengapresiasi proyek ini karena tidak menggunakan Rp. 1 pun uang negara dari APBN. Proyek-proyek seperti ini harus kita dorong,” tutup Menhub.

Turut hadir dalam peninjauan ini Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Zamrides, Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Budi Noviantoro, dan Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto. (HH/TH/AL/BI)