(Pakse Laos, 21/12/2013) Peran swasta sangat terbuka dalam rangka mewujudkan konektifitas ASEAN, khususnya dalam mendukung pembangunan fisik transportasi menuju asean economic community. Demikian disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono usai sidang Asean Transport Minister (ATM) Meeting di Pakse Laos 20/12/2013. Menurut Bambang Susantono pembangunan fisik transportasi untuk konektifitas ASEAN tidak cukup hanya melibatkan pembiayaan pemerintah. Oleh karena itu dialog dan komunikasi selalu dilakukan dengan negara dan lembaga mitra bicara kerjasama ASEAN. "Misalnya Jepang, mereka datang tidak hanya government to Asean tetapi juga private to Asean melalui JICA, " kata Bambang Susantono.
Menurut Bambang Susantono Pemerintah Indonesia, telah melakukan berbagai langkah guna pembenahan dan peningkatan prasarana transportasi menuju konektifitas ASEAN. Langkah langkah yang dilakukan semuanya mengacu pada kebijakan nasional yaitu Masterplan Percepatan dan Peningkatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Kebijakan MP3EI itu bertujuan selain membangun konektifitas intra wilayah juga ekstra wilayah, termasuk konektifitas dengan wilayah di luar Indonesia," kata Bambang Susantono.
Menyambung apa yang disampaikan Wakil Menteri Perhubungan, Sekretaris Jenderal Perhubungan Leon Muhamad menjelaskan untuk menyambut pasar bebas Asean khususnya di tranportasi laut Pemerintah Indonesia telah menyiapkan 14 pelabuhan untuk difokuskan untuk perdagangan luar negeri (ekspor/impor). Penentuan 14 pelabuhan tersebut juga dilakukan mengacu pada kebijakan MP3EI, sehingga pengembangan fasilitas di keempatbelas pelabuhan tersebut disesuaikan dengan prioritas pembangunan di setiap koridor yg menjadi lingkup pelabuhan. Misalnya koridor kalimantan tentunya akan banyak dikembangkan fasilitas pelabuhan terkait komoditi energi.
Dalam rangka konektifitas ASEAN, Indonesia juga terus menindaklanjuti usulan untuk memperluas rencana pengembangan jaringan kereta api Kun Ming (China) - Singapura, hingga sampai Surabaya. Dengan demikian dalam skema pengembangan jaringan ini nantinya jalur kereta api sumatera dan jawa dimungkinkan untuk terkoneksi dengan jalur kereta api Kun Ming - Singapura yang sejak lama telah menjadi bagian agenda kerjasama transportasi Asean. Perkembangan terkini dari usulan yang disampaikan Indonesia lebih dari setahun lalu itu, adalah Indonesia telah menyerahkan TOR untuk studi teknis ke Sekretariat ASEAN. (BRD)