Jakarta – Arus mudik dan arus balik Lebaran 2023 telah usai. Pemerintah dan para pemangku kebijakan transportasi nasional yang mengemban tugas untuk memperlancar arus mudik dan arus balik angkutan Lebaran telah mengerahkan segala daya upaya dan sumber daya untuk kelancaran arus mudik dan arus balik lebaran/libur Idul Fitri 1444 Hijriyah/2023.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang sebelumnya meminta masyarakat saat melakukan perjalanan balik pasca hari H Lebaran pada 22 April 2023, sebaiknya sebelum atau sesudah Senin 24 April dan Selasa 25 April 2023 untuk menghindari kemacetan karena diprediksi dua hari tersebut adalah puncak dari arus balik lebaran.

“Sebaiknya para pemudik balik saat arus lalu lintas lengang bisa sebelum peak level pada tanggal 23 April atau sesudahnya, pada 26-29 April 2023, karena di tanggal 30 April dan 1 Mei diprediksi akan ada puncak arus balik kedua,” himbau Menhub Budi kala itu.

Untuk menindaklanjuti anjuran tersebut, Menhub telah berkoordinasi dengan para pemangku kebijakan angkutan lebaran 2023 agar melakukan sosialisasi perjalanan balik untuk tidak pada puncak kepadatan arus lalu lintas agar tidak terjebak kemacetan dengan mengutamakan arus balik angkutan pasca lebaran yang aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan.

“Seperti halnya sosialisasi secara masif kepada masyarakat saat mau mudik lebaran agar mereka berangkat lebih awal, sehingga dapat memecah kepadatan puncak arus mudik lebaran,” kata Menhub.

Himbauan serupa perlu disosialisasikan kepada para pemudik yang mau balik pasca liburan lebaran. Di Jawa Tengah, misalnya, Menhub melakukan koordinasi dengan Pemda Jateng, Polda Ditlantas Jateng untuk mengumumkan informasi ini secara masif menggunakan berbagai kanal media. “Saya juga minta tolong rekan-rekan media menyebarluaskan anjuran ini, karena bila tidak diinformasikan akan berpotensi terjadi kemacetan panjang dari arus balik,” imbuhnya.

Menhub Budi mengungkapkan kegembiraannya, karena para pemudik mau mengikuti anjurannya, demikian juga peran para pengelola jalan tol, angkutan penyeberangan, kereta api, dan juga operator transportasi udara untuk memberikan diskon tarif di tanggal-tanggal tertentu setelah hari puncak merupakan kontribusi yang sangat siginifikan dalam sinergi menciptakan kelancaran arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini.

Upaya manajemen arus mudik dan arus balik pada jalur Pantura/Pansela maupun jalur tol dengan tetap memberlakukan regulasi yang baru, menerapkan rekayasa lalu lintas, hingga memecah titik puncak kepadatan arus lalu lintas yang dilakukan oleh pemangku kepentingan lainnya seperti Korlantas dan pengelola jalan tol sangat menentukan perpindahan jutaan kendaraan dan manusia ini dapat berjalan lancar dan memberikan kebahagiaan kepada masyarakat. Segala sumber daya Pemerintah dikerahkan untuk kelancaran pemudik lebaran Idul Fitri tahun ini.

H+2 Lebaran, Kendaraan Masih Banyak yang Belum Kembali ke Jabodetabek

Jasa Marga mencatat ada 407.581 kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek pada H1 dan H2 Lebaran atau Sabtu (22/4/2023) sampai Minggu (23/4/2023). Jumlah ini meningkat 48,2% jika dibandingkan jumlah hari lalu lintas normal dengan total 275.087 kendaraan. Jumlah tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu-lintas dari empat Gerbang Tol (GT) utama yaitu: GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).

Saat itu Menhub melalui juru bicaranya Adita Irawati mengimbau kepada masyarakat yang melakukan perjalanan balik dari daerah menuju Jakarta dan sekitarnya agar menghindari puncak arus balik pertama yaitu pada hari Senin-Selasa, tanggal 24-25 April 2023 dan puncak arus balik kedua pada hari Minggu-Senin, tanggal 30 April -1 Mei 2023 untuk menghindari kepadatan kendaraan yang berpotensi terjad kemacetan panjang.

Langkah ini dilakukan karena adanya peningkatan signifikan kepadatan/volume lalu lintas kendaraan dari arah timur (Trans Jawa) menuju ke arah Jakarta yang dikahawatirkan terjadi penumpukan pada tanggal-tanggal tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis PT Jasa Marga, realisasi lalu lintas yang kembali ke Jabodetabek dari arah timur (Trans Jawa dan Bandung) pada tanggal 23 April baru sebanyak 175.000 kendaraan. Realisasi itu baru mencapai 18% dari prediksi arus balik dari arah timur yakni 984.0000. Masih ada sekitar 808.000 kendaraan belum kembali ke Jakarta dan wilayah sekitarnya pada arus balik Lebaran 2023. Dengan demikian, masih terdapat 82% kendaraan yang belum kembali ke Jabotabek atau sebanyak 808.000 kendaraan. "Bila diasumsikan arus kendaraan yang belum kembali ke Jabotabek akan terdistribusi secara merata hingga 1 Mei 2023, maka volume kendaraan dari arah timur yang kembali ke Jabotabek akan mencapai 134.000 kendaraan per harinya.

Karena masih banyaknya pemudik yang belum kembali ke Jabodetabek pada arus balik tahap pertama, PT. Jasa Marga atas diskresi Dirlantas Polda setempat melanjutkan rekayasa lalu lintas bersamaan dengan upaya pembatasan kendaraan angkutan barang.

SKB Tentang Arus Balik

Upaya untuk menciptakan arus balik yang lancer, aman dan nyaman, dan memberikan kebahagiaan kepada masyarakat, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Kakorlantas Polri Nomor merilis Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor KP-DRJD 2617 Tahun 2023 dan Nomor: SKB/49/IV/2023 Tanggal 25 April 2023 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan Selama Masa Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2023.

SKB tersebut merupakan tambahan SKB yang telah diterbitkan pada 5 April 2023 lalu untuk menambah pengaturan lalu lintas di tanggal-tanggal yang belum ditetapkan sebelumnya. “Pengaturan ini dilakukan dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan serta mengoptimalkan penggunaan dan pergerakan lalu lintas pada ruas jalan nasional, termasuk jalan tol.

Terus Mengawasi Pergerakan Kendaraan Pasca Idul Fitri

Kementerian Perhubungan terus berkerja dan bersiaga hingga hari-hari terakhir perjalanan balik Lebaran masyarakat menuju ke rumah masing-masing. Sesuai prediksi, puncak arus balik kedua jatuh pada hari Minggu tanggal 30 April kemarin dan lonjakannya masih akan tinggi hingga Senin tanggal 1 Mei 2023. “Sudah sesuai prediksi, lonjakan arus balik akan terjadi pada hari Minggu dan Senin,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Jakarta, Senin (1/5).

Sesuai dengan data terakhir yang dipantau dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun ini, di 111 terminal, 18 pelabuhan penyeberangan, 51 bandar udara, 110 pelabuhan laut, 13 daop/divre perkeretaapian, 42 gerbang tol, dan 20 ruas jalan arteri, tercatat pergerakan arus balik penumpang terbesar terjadi pada H+7 didominasi oleh penumpang angkutan udara, yaitu sebanyak 288.633 atau 29,52% dari total pengguna angkutan umum. Disusul oleh angkutan penyeberangan 215.339 orang (22,02%), angkutan jalan (AKAP) 214.941 orang (21,983%), angkutan kereta api 174.941 orang (17,90%), dan angkutan laut 83.848 orang (8,58%).

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan umum secara kumulatif mulai H-8 s.d H+7 mencapai 14.722.305 orang. Jumlah ini meningkat 7,18% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 lalu sebesar 13.735.773 orang.

Jumlah penumpang angkutan udara menjadi yang tertinggi, yaitu sebanyak 4.151.238 orang, kemudian disusul angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) sebesar 3.622.015 orang, angkutan jalan 2.998.921 orang, angkutan kereta api 2.712.971 orang, dan angkutan laut 1.226.005 orang. Pada masa arus mudik yang dipantau mulai H-8 s.d H1 Lebaran, jumlah pengguna angkutan umum mencapai 7.347.537 orang. Sedangkan pada masa arus balik yang dipantau mulai H2 s.d H+7 Lebaran jumlahnya mencapai 7.770.234 orang. Terdapat selisih 422.697 orang atau 5,75% lebih banyak pada masa arus balik dibanding arus mudik.

Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan layanan di semua moda transportasi agar masyarakat merasakan kehadiran Pemerintah dalam semua kegiatan bertransportasi, khususnya pada saat-saat krusial seperti lebaran Hari Raya Idul Fitri ini. Layanan mudik Lebaran dengan berbagai kegiatan yang dilakukan mulai dari mudik bareng bagi para pengendara motor dengan angkutan laut, angkutan darat, dan kereta api merupakan upaya untuk menekan angka kecelakaan bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor jarak jauh. Demikian juga dengan regulasi pengaturan perjalanan bagi truk barang selama Hari Idul Fitri, semua dilakukan semata-mata untuk menekan angka kecelakaan dan memberikan kenyamanan berkendaraan bagi masyarakat.

Tahun ini, Jasa Marga mencatat sebanyak 1.835.043 kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek pada H1 s.d H+7 Lebaran tahun 2023. Jumlah kumulatif tersebut dipantau dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikupa (dari arah Merak), GT Ciawi (dari arah Puncak), dan GT Cikampek Utama (dari arah Trans Jawa) dan GT Kalihurip Utama (dari arah Bandung). Total kendaraan yang kembali ke wilayah Jabotabek ini meningkat 45,56% jika dibandingkan lalin normal dengan total 1.260.693 kendaraan.

Jika dibandingkan dengan periode Lebaran 2022, total volume lalin ini meningkat 3,93% dengan total 1.765.622 kendaraan. Jumlah kendaraan yang telah kembali ke Jabotabek tersebut telah mencapai 89,3 persen dari prediksi arus balik sebesar 2 juta kendaraan pada periode H1 hingga H+8. Dengan demikian, diprediksi masih ada sebanyak 10,7% atau sekitar 219.929 kendaraan yang belum kembali ke Jabotabek dan diperkirakan tidak mempengaruhi kepadatan lalulintas yang akan berjalan normal seperti sedia kala.

Kembali Pulang dengan Selamat, Aman dan Nyaman
Mohammad Eddy (45) salah seorang warga yang tinggal di Kawasan Jakarta Selatan ini mengungkapkan kegembiraannya saat melakukan perjalanan mudik dan balik lebaran tahun ini. Perjalanan pergi dan pulang serasa mendapat perhatian penuh dari Pemerintah.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi, Menteri Perhubungan, Kepolisian dan pengelola jalan tol dan semua pihak terkait yang membuat perjalanan mudik dan balik lebaran tahun ini super duper lancar. Pergi lancar, pulang lancar,” ujar ayah 3 anak asal Surabaya yang bekerja sebagai pewirausaha ini. (IS/AS/RY/HG)