JAKARTA. 17 Juni 2022 — Demi mewujudkan layanan di bidang transportasi massal yang terintegrasi dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Hal itu dikarenakan agar pelayanan bagi masyarakat berjalan optimal serta mampu memaksimalkan penggunaan moda transportasi yang sudah ada selama ini.
Kolaborasi itu tercermin saat diresmikannya Stasiun Terpadu yang terpusat di Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Sudirman, Jakarta pada hari ini, Rabu, (17/6). Stasiun Terpadu yang dibangun ini adalah bentuk sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta.
Seperti yang diketahui bersama, di awal tahun 2020, BUMN melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero)
dan Pemprov DKI melalui PT MRT Jakarta (Perseroda) membuat suatu usaha patungan untuk mengelola
stasiun terpadu di ibu kota. PT.KAI dan PT MRT Jakarta Perseroda memiliki fokus untuk meningkatkan
integrasi antar moda transportasi kereta api dan transportasi umum lainnya di Jakarta.
Untuk memuluskan penataan Stasiun Terpadu tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama
Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini diwakili oleh Kadishub DKI Jakarta serta MRT Jakarta Perseroda dirasa
perlu melakukan Perjanjian Kerjasama dalam rangka penataan stasiun yang meliputi penataan kawasan,
peningkatan prasarana di dalam stasiun (signage, way finding dsb), pembanguna halte di sekitar stasiun,
manajemen sirkulasi penumpang dan kendaraan untuk mengurai kemacetan di sekitar kawasan stasiun
serta izin pemanfaatan lahan stasiun milik KAI untuk mendukung kegiatan penataan stasiun tersebut.
Misalnya saja untuk Stasiun Tanah Abang, KAI menyediakan izin pemanfaatan 3.578 M2 lahannya untuk mendukung proses penataan tersebut. Sedangkan, Kadishub DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta Perseroda yang tepat berusia 12 tahun di hari ini memberikan dukungan lainnya dan memastikan hingga 4 (empat) stasiun terpadu tahap awal yaitu Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Juanda dapat terlaksana.
Selain membenahi empat stasiun pelopor tersebut agar konektivitas transportasi berjalan lancar, di tiap
stasiun terpadu juga dilakukan penataan lokasi demi kenyamanan para penumpang saat menunggu.
Antara lain dengan pemanfaatan lahan untuk pengendapan dan naik-turun ojek online, ojek pangkalan,
bajaj, bus kecil (Jak Lingko dan regular), lokasi halte transjakarta, mikrotrans, dan lain-lain.
Tak hanya penataan jalur naik-turun angkutan umum, penataan fasilitas dan sarana- prasarana juga
telah dilakukan. Misalnya, membenahi selasar dan fasilitas pejalan kaki, lay bay bus TransJakarta,
penyediaan rambu pengarah hingga penataan pedagang kaki lima.
Hadir dalam peresmian tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek
Hartantyo, Direktur Utama PT MRT Jakarta Perseroda, William P. Sabandar, dan Direktur Utama PT MITJ,
Tuhiyat.
“Peresmian Stasiun Terpadu ini menunjukkan telah terbangunnya ekosistem yang sehat antara BUMN, BUMD, dan pihak swasta dalam memberikan layanan transportasi terintegrasi bagi masyarakat. Hal ini juga merupakan keinginan dari Presiden Jokowi agar Jakarta sebagai ibukota memiliki sistem pengelolaan transportasi terpadu yang saling terhubung," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir.
Penataan Stasiun Terpadu ini sebagai langkah urban regeneration dengan melakukan penataan kembali
Kota Jakarta dalam pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) yang didukung oleh pembangunan di sektor transportasi umum terintegrasi di bawah Jak Lingko.
Gubernur DKI Jakarta menyampaikan, “Program penataan stasiun ini merupakan salah satu program
utama Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna
transportasi umum. Kian majunya Provinsi DKI Jakarta harus ditopang dengan kondisi fasilitas
transportasi umum yang sama majunya. Ini adalah salah satu cara dalam mengapresiasi tingginya animo
masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Animo yang positif ini kami jaga dengan
menghadirkan stasiun yang lebih nyaman, bersih, dan efisien.”
Anies juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat, “Integrasi moda transportasi ini dapat
terwujud melalui sinergi dan kolaborasi yang baik dari semua kalangan, yaitu dari pemerintah pusat
yaitu Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, hingga swasta. Dari Pemprov
DKI sendiri melalui Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, PT. MRT
dan PT. Transjakarta serta Perumda Sarana Jaya dan Perumda Pasar Jaya yang tetap berdedikasi di
tengah pandemi menuntaskan penataan ini.”
“Kami menyambut baik peresmian stasiun terpadu ini yang akan semakin mempermudah akses pengguna jasa transportasi untuk berganti moda. Perjalanan menjadi lebih efisien karena lebih hemat waktu dan biaya,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.
“Saat ini kita sudah punya stasiun integrasi antar moda misalnya Stasiun KA Bandara Kuala Namu Medan, Stasiun KA BIM, stasiun LRT Sumsel di Bandara SMB ll, Stasiun KA Bandara Soeta, dan terakhir Stasiun KA Adi Soemarmo Solo. Ke depan stasiun integrasi semacam ini akan semakin kita perbanyak dan tingkatkan." tambah Menhub.
Keberadaan Stasiun Terpadu yang juga mendapat dukungan dari swasta, baik pengusaha taksi juga ojek
online seperti Gojek Indonesia dan Grab diharapkan dapat membangun optimisme dan kegairahan baru
masyarakat pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat Pandemi Covid-19. Selain juga membangun kepercayaan dan kepedulian masyarakat bahwa transportasi umum kini semakin nyaman dan aman
dengan segala kemudahan yang diberikan.
Pada kesempatan yang sama hari ini juga dilakukan prosesi penandatanganan Perjanjian Kerjasama,
tentang “Penataan Kawasan Stasiun PT Kereta Api Indonesia (Persero) secara Terintegrasi di Wilayah
ProvinsiDKI Jakarta melalui Rencana Aksi Jangka Pendek (Quick Win) antara antara Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT MRT Jakarta (Perseroda). Penandatanganan
dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo, Direktur Utama
PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta Perseroda,
William P. Sabandar. Penataan empat stasiun lanjutan tersebut, difokuskan pada Stasiun Manggarai,
Stasiun Palmerah, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Tebet.