(Jakarta, 22/4/2014) - Dalam menyusun rencana strategi (renstra) roda pemerintahan di bidang transportasi 2015-2019, diusung tiga ciri khas yang akan membedakan dengan renstra sebelum-sebelumnya.
Pertama, menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono adalah integrasi. Seluruh moda transportasi harus terintegrasi baik secara jaringan maupun secara ruangan.
"Integrasi sangat penting dan jangan sampai terpisah-pisah satu sama lain," jelas Wamen dalam pengantar "Sosialisasi Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019 di Jakarta, Selasa (22/4).
Pada integrasi ruang, lanjut Wamenhub juga harus diperhatikan, jangan sampai terjadi missing, yang seharusnya dapat mengurai kepadatan, malah terjadi peningkatan kemacetan karena penerapannya yang kurang tepat.
Selain integrasi, lanjut Wamenhub yang kedua adalah multimodality. Untuk memperoleh efisiensi, tidak hanya dilakukan dengan satu moda saja. Efisiensi menyeluruh dapat terwujud dengan adanya multimoda yang saling menunjang satu sama lain dan memudahkan transportasi.
"Nanti akan dilihat potensi masing-masing moda dan akan diperoleh efisiensi yang berbeda-beda," imbuh Wamenhub.
Ciri khas ketiga atau terakhir, menurut Wamenhub, dalam renstra 2015-2019 ini agar ada partisipatif dan mengedepankan bahwa renstra transportasi milik masyarakat bukan milik regulator.
"Bedanya ada proses dan masukan dari publik, sehingga warna dari roh ini (renstra) mencerminkan masyarakat melalui proses partisipatif," kata Wamenhub.
Wamenhub juga berharap, pengajar dari 26 sekolah di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub mengetahui betul apa yang disusun dalam renstra 2015-2019 ini agar dapat menjadi acuan dalam menyampaikan pendidikan kepada taruna taruni. (CHA).