Jakarta – Progres pembangunan proyek jalur dwi ganda kereta api atau double-double track (DDT) Paket A tahap I Manggarai - Cikarang dengan item pekerjaan meliputi : Pembangunan Stasiun Jatinegara, Matraman, dan Manggarai; sisi barat new track elevated Manggarai – Jatinegara dan Bukit Duri – Cikini, secara keseluruhan sudah mencapai 98%.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada Sabtu (20/3), meninjau progres pembangunan proyek DDT Paket A Tahap 1 di Stasiun Jatinegara, pada Sabtu (20/3). Tinjauan dilakukan untuk memastikan proyek pembangunan terus berjalan dengan baik.
Untuk pembangunan gedung Stasiun Jatinegara sendiri sudah selesai 100%. Saat ini di Stasiun Jatinegara sudah memiliki fasilitas yang memadai seperti : memiliki 4 peron, 8 jalur kereta, bangunan stasiun 2 (dua) lantai, perpindahan penumpang melalui lantai 2 bangunan stasiun (area concourse), panjang peron dan shelter seragam, dilengkapi fasilitas bagi kaum difable, dan fasilitas lainnya.
"Pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan perkembangan pembangunan perkeretaapian kita. Kita lihat bahwa Stasiun Jatinegara dan jalur keretanya sudah selesai dengan jalur elevated (overtrack station) sehingga pelayanannya menjadi lebih baik. Kita juga akan lakukan ini di Manggarai yang akan menjadi pusat stasiun kereta api jarak jauh,” kata Menhub.
Dengan adanya DDT ini pastinya memberi manfaat yang banyak seperti untuk memisahkan perjalanan KA Jarak Jauh / Main Line dengan KRL / Commuter Line, mengurangi keterlambatan perjalanan kereta, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan yang paling penting meningkatkan keselamatan, kenyamanan dan keamanan perjalanan KA.
DDT Manggarai-Jatinegara diharapkan dapat lebih mempermudah mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek dengan bertambahnya jumlah kapasitas pergerakan kereta api jalur Bekasi maupun Bogor line.
Menhub mengatakan, Kemenhub melalui Ditjen Perekeretaapian terus bekerja keras menyelesaikan berbagai proyek prasarana perkeretaapian nasional yang membutuhkan alokasi anggaran yang besar. Mulai dari membangun infrastruktur kereta api seperti rel kereta, gedung-gedung stasiun, sistem persinyalan, pekerjaan sipil (pondasi, jembatan disekitar jalur rel dan stasiun dan-lain-lain), juga membiayai perawatan jalur KA.
Setelah infrastruktur perkeratapian siap, barulah keretanya dioperasikan oleh operator, bisa PT KAI atau pun perusahaan operator kereta api lainnya.
“Saya berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah mengalokasikan dalam setahun kurang lebih Rp 10-17 triliun untuk proyek di Kereta Api. Untuk pembangunan DDT Manggarai-Cikarang sendiri biayanya mencapai sekitar 5 triliun lebih,” ucap Menhub.
*Depo Cipinang Berikan Pelayanan Kereta Api Yang Berkeselamtan*
Usai meninjau progres proyek DDT di Stasiun Jatinegara, Menhub meninjau Depo Jatinegara yang merupakan depo yang paling besar saat ini.
DJKA telah merampungkan pembangunan Depo terbesar di Indonesia yang memiliki 28 jalur KA, mampu merawat 144 lokomotif per hari, serta mampu merawat 120 kereta per hari. Depo ini telah beroperasi akhir 2020.
“Dengan adanya depo ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kereta api yang lebih otpimal dan berkeselamatan. Di depo ini bisa mengontrol kondisi kelaikan kereta api yang bisa dilakukan harian, mingguan atau bulanan. Sehingga bisa memastikan kondisi lokomotif dan gerbong kereta dalam kondisi fit,” tutur Menhub.
Pada kesempatan tersebut Menhub juga meninjau program padat karya yang melibatkan sekitar 50 pekerja dari masyarakat sekitar dengan pekerjaan pengecatan pagar stasiun dan perapihan sekitar jalur KA.
Turut hadir dalam peninjauan, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri dan Dirut PT KAI Didiek Hartantyo. (LKW/RDL/LA/JD)