Banyak yang memperkirakan tahun 2013 adalah tahun "suram" dengan alasan krisis utang di Eropa dan perlambatan ekonomi AS akan kian parah yang imbasnya akan semakin dirasakan Indonesia. Apalagi ekonomi China dan India juga terus melambat. Tapi, tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai "tahun optimistis" karena ekonomi AS akan membaik dan krisis utang Eropa segera terselesaikan.

Ada beberapa target dan program Tahun 2013 yang akan menjadi perhatian masyarakat, di antaranya:

1.Memastikan PT Angkasa Pura II (AP II) segera memiliki UPS baru (UPS cyberex)  untuk mencegah terganggunya radar di Bandara Soekarno-Hatta akibat terputusnya aliran listrik yang menyebabkan terganggunya kegiatan penerbangan. Manajemen AP II sendiri berjanji segera mendatangkan UPS cyberex yang saat ini dalam proses pengiriman dari Jerman dan diperkirakan tiba pertengahan Januari 2013. Kemenhub perlu mendorong bandara-bandara lainnya untuk melakukan antisipasi serupa.

2.Rencana pembentukan sebuah BUMN baru berstatus Perusahaan Umum (Perum) yang akan mengatur sistem lalu lintas udara (ATC) secara lebih terintegrasi. Perlu dijelaskan sudah sampai di mana progress pembentukan Perum tersebut dan sejauh mana kewenangan Kemenhub terhadap Perum tersebut.

3.Menjalankan progam revitalisasi angkutan umum dan pengalihan jalur truk dari Pantura ke pelabuhan. Kemenhub telah mewacanakan restrukturisasi kendaraan umum di seluruh wilayah Indonesia, terutama  angkutan umum di Jakarta, dengan cara merevitalisasi dan merestrukturisasi trayek dan menyediakan areal parkir di luar Jakarta. Selan itu, pemerintah berencana mengalihkan jalur truk atau mobil angkutan barang yang melewati Pantura ke jalur laut (pelabuhan). Pengalihan itu bertujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jalur Pantura Jawa. Perlu diungkapkan sudah sampai sejauh mana rencana tersebut dilaksanakan.

4.Terkait dengan rute baru penerbangan dan Asean Open Sky, Kemenhub sedang menyiapkan rute-rute penerbangan baru. Tak kurang dari 130 rute tambahan sedang dikaji  Ditjen Perhubungan Udara  untuk ditawarkan kepada maskapai penerbangan nasional. Dengan rute yang ada sekarang, kelak  total rute menjadi sekitar 200 rute. Rute-rute baru itu ditawarkan karena pemerintah ingin membuka isolasi daerah-daerah terpencil dan untuk memudahkan wisatawan dalam dan luar negeri yang akan mengunjungi pariwisata di daerah bersangkutan. Untuk itu perlu dijelaskan upaya Kemenhub untuk memperkuat daya saing maskapai penerbangan nasional agar maskapai penerbangan nasional tidak kalah saat Asean Open Sky diberlakukan.

5.Maskapai penerbangan minta  tarif batas atas dinaikkan. Asosiasi Maskapai Penerbangan Komersial  Nasional Indonesia (INACA) berkali-kali meminta  tarif batas atas dinaikkan  pada harga tiket pesawat. Alasan mereka, harga avtur sudah naik di atas  10% sejak  regulator menetapkan kebijakan tarif. Begitu pula inflasi yang tiap tahun merangkak naik, sehingga biaya operasional juga meningkat.  Masyarakat pengguna jasa penerbangan sebagai pihak yang akan secara langsung merasakan dampak kenaikan tarif batas atas ini perlu mendapatkan penjelasan apakah Kemenhub akan mengabulkan tuntutan INACA itu.

6.Selanjutnya terkait insentif  mobil  murah dan  emisi  rendah, pemerintah akan memberikan insentif fiskal  bagi  produsen mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) dan  beremisi rendah (low carbon emission). Dengan adanya insentif fiskal tersebut, harga kendaraan ramah lingkungan dan beremisi rendah akan semakin terjangkau  masyarakat.  Banyak kalangan yang mengkhawatirkan kebijakan ini hanya akan menambah kemacetan. Penjelasan terkait isu ini perlu diberikan, terutama dalam kaitannya dengan kemacetan lalu lintas di kota-kota besar, terutama di Jakarta yang sudah sangat parah.

7.Terkait dengan pembangunan MRT di kota-kota besar, kota-kota seperti Bandung,  Surabaya, dan Yogyakarta berencana mengoperasikan Mass Rapid Transit (MRT). Pembangunan MRT di Jakarta sendiri masih diwarnai polemik mengenai jaminan dan anggaran pembangunan MRT oleh Pemprov DKI  dan pemerintah pusat. Perlu analisis mendalam mengenai signifikansi MRT dalam mengurangi kemacetan. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum membangun MRT?

8.Mencegah terulangnya  kemacetan di Merak.  Kemacetan di Pelabuhan Merak selalu terjadi, terutama saat cuaca buruk, banjir,  ada perbaikan jalan atau pelabuhan, dan berkurangnya jumlah kapal karena sedang dok (dalam perbaikan). Perlu antisipasi yang lebih baik dari tahun kemarin agar pada tahun 2013 Pelabuhan Merak bebas antrean dan kemacetan.  

9.Proyek Metropolitan Priority Area (MPA). Pemerintah memutuskan untuk menyerahkan pelaksanaan pembangunan tiga dari lima proyek flagship pada program Metropolitan Priority Area (MPA) Jabodetabek kepada  Kemenhub. Ketiga proyek itu adalah  Mass Rapid Transit (MRT) Cikarang-Balaraja, pengembangan pelabuhan baru berskala internasional di Cilamaya,  dan perluasan Bandara Soekarno-Hatta. Kemenhub perlu menyampaikan kapan waktunya proyek-proyek itu dibangun.

10.Usulan INSA soal beyond cabotage. Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) mengusulkan pembentukan gugus tugas (task force)  program beyond cabotage. Menurut INSA,  sejumlah  BUMN harus menjadi pelopor bagi penggunaan kapal lokal untuk mengangkut produk ekspor dan impor Indonesia.   Kemenhub perlu menentukan sikap terhadap usulan ini dan perlu diberikan pemaparan apakah mungkin program beyond cabotage  ini diimplementasikan.

11.Terkait dengan insiden transportasi, berbagai langkah preventif harus semakin digalakkan dalam rangka menekan kasus-kasus insiden transportasi di setiap moda sehingga insiden, maupun kecelakaan transportasi seperti yang terjadi pada tahun yang lalu tidak terulang kembali. (JAB)