(Jakarta, 9/6/2012) Sepuluh hasil kegiatan pembangunan Kementerian Perhubungan di Propinsi Maluku menjadi bagian yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)pada acara yang utamanya  peresmian Monumen Patung Pahlawan Nasional Dr. Johannes Leimena dan sejumlah proyek-proyek APBN/APBD Provinsi Maluku lainnya, di Ambon, Sabtu (9/6).

Hadir dalam acara peresmian itu, Menteri Perhubungan, EE Mangindaan beserta Ibu dan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, wakil ketua MPR Melanie Leimena (putri Dr. Johannes Leimena) dan sejumlah pejabat daerah setempat serta ratusan masyarakat Maluku.

Dalam sambutannya Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa pembangunan di wilayah Indonesia Timur masih akan terus dilanjutkan dengan akan diberikannya sisa anggaran lebih (SAL) tahun 2011 sebesar Rp. 26 triliun khusus untuk lima provinsi di Indonesia Timur, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur setelah dikurangi sebagian atau minimal 20% untuk pendidikan.

Ke sepuluh hasil pembangunan Kementerian Perhubungan yang diresmikan itu meliputi tujuh hasil kegiatan pembangunan pada sub sektor perhubungan darat dan tiga hasil kegiatan pembangunan lainnya dari sub sektor perhubungan laut.

Ketujuh hasil kegiatan pembangunan pada sub sektor perhubungan darat tersebut adalah :
1. KMP Bada Leon (500 GRT) yang dibangun oleh kontraktor Galangan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard - Surabaya dengan nilai kontrak Rp. 27.674.294.000,- ;

2. KMP Marsela (500 GRT) yang dibangun oleh kontraktor Galangan PT. Adiluhung Sarana Negara Indonesia - Madura dengan nilai kontrak Rp. 28.165.897.000,-;

3. Pelabuhan Penyeberangan Larat (Kabupaten Maluku Tenggara Barat) yang menghubungkan lintasan Tual-Larat dan Wunlah-Larat -Saumlaki, dengan total nilai kontrak sebesar : Rp. 40.681.325.000,-;

4. Pelabuhan Penyeberangan Tepa (Kabupaten Maluku Barat Dayat) yang menghubungkan lintasan Tepa-Saumlaki dan Ilwaki-Kisar-Lakor-Tepa, dengan total nilai kontrak sebesar Rp. 34.407.945.000,-;

5. Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bara (Kabuppaten Buru) yang menghubungkan Teluk Bara (Pulau Buru) - Sarana (Provinsi Maluku Utara) dengan total nilai kontrak sebesar : Rp. 22.132.500.000,-;

6. Pelabuhan Penyeberangan Kisar (Kabupaten Maluku Barat Daya) yang menghubungkan lintasan antar dalam kabupaten, yaitu : Ilwaki-Kisar-Lakor-Tepa, dengan total nilai kontrak Rp. 29.253.252.000,- ;

7. Pelabuhan Penyeberangan Lakor (Kabupaten Maluku Barat Daya) yang menghubungkan lintasan antar dalam kabupaten, yaitu : Ilwaki-Kisar-Lakor-Tepa, dengan total nilai kontrak Rp. 33.499.487.000,-.

Sementara tiga hasil kegiatan pembangunan pada sub sektor perhubungan laut adalah :

1. KM Sabuk Nusantara 31 (1200 GRT) yang dibangun dengan total nilai kontrak Rp. 47.727.766.000,-  ditujukan untuk melayani lintas perintis di Maluku dan pengoperasiannya akan dilakukan oleh PT. Pelni;

2. Pelabuhan Laut Lakor (Kabupaten Maluku Barat Daya), dengan total nilai kontrak Rp. 35.369.566.720,- ;

3. Pelabuhan Laut Wulur (Kabupaten Maluku Barat Daya), dengan total nilai kontrak Rp. 33.392.339.000,-.

MONUMEN LEIMENA
Dr. Johannes Leimena
memiliki tempat khusus di hati rakyat Maluku dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden  No.52/TK tahun 2010. Monumen berupa patung Johannes Leimena dibuat khusus untuk mengenang jasa-jasanya.

Monumen berupa Patung yang menggambarkan Dr. Johannes Leimena berdiri dengan memegang buku itu terletak di pertigaan Durian Pakah-Poka-Laha, Ambon, Maluku.

“Kehadiran patung ini tidak dimaksudkan untuk mengkultuskan pahlawan Leimena, tapi untuk mengenang perjuangan beliau yang telah mewariskan semangat juang dan pantang menyerah,” kata SBY.

Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku pada 6 Maret 1905 dan meninggal di Jakarta pada 29 Maret 1977.

Merupakan tokoh politik satu-satunya yang menjabat sebagai menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil PPerdana Menteri, Wakil Menteri Pertama, dan Menteri Sosial.

Selain itu, Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL ketika ia menjadi anggota KOTI (Komando Operasi Tertinggi) Trikora dan aktif dalam beberapa partai.

Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 52 TK/2010 tahun 2010 memberikan gelar Pahlawan Nasional Kepada Dr. Johannes Leimena. (JAB).