JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan segera membuat action plan kerangka kerja sama Indonesia-Australia dalam bidang transportasi. Kerangka kerja sama tersebut akan diimplementasikan pada tahun 2018.
Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas pertemuan Indonesia-Australia Transport Sector Forum 2018 yang dilaksanakan pada tanggal 17-18 April di Melbourne, Australia. “Kementerian Perhubungan akan membuat action plan kerangka kerja sama Indonesia – Australia yang akan diimplementasikan pada tahun 2018 oleh masing-masing unit terkait,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, Jumat (20/4).
Dalam pertemuan tersebut Sugihardjo juga menyampaikan dan mengundang pihak Australia untuk bekerjasama dalam skema PPP (Public Private Partnership). Lebih lanjut ia juga mengundang investor Australia untuk dapat berinvestasi di bandara-bandara yang ada di Indonesia, khususnya Bandara Labuan Bajo.
“Kami menyampaikan dan mengundang pihak Australia untuk bekerjasama dalam skema PPP dan mengundang investor Australia untuk dapat berinvestasi di bandara-bandara Indonesia terutama Bandara Labuan Bajo,” tutur Sugihardjo.
Perwakilan dari setiap Direktorat Jenderal di Kementerian Perhubungan juga menyampaikan aspirasinya dalam forum tersebut. Seperti Ditjen Perhubungan Udara yang menyampaikan aspirasi agar Indonesia dapat duduk dalam ICAO Council, Ditjen Perhubungan Laut dan AMSA menyampaikan harapannya agar Australia dapat membantu Indonesia supaya dapat membentuk center of excellence for port training.
Untuk kerja sama Indonesia-Australia di bidang Komite Nasional Keselamatan Transportasi, akan ada pertukaran informasi terkait penanggulangan kebakaran di kapal RoRo, capacity building dalam pengembangan english maritime serta bantuan pihak Australia terkait degan rencana IMO Audit ke BASARNAS..
Indonesia juga mengajukan pembahasan mengenai keselamatan lalu lintas dan mengharapkan adanya pertemuan sub working group pada Indonesia-Australia Transport Sector Forum 2018 dan kerja sama terkait smart airport dan sister airport.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Dirjen Perhubungan Udara, Dirjen Perhubungan Laut, Kepala Badan Litbang Kemenhub, Kepala BASARNAS, Ketua KNKT, Dirjen Aspasaf Kemlu, Dubes RI Canberra, Direktur Astimpas Kemenlu, dan sejumlah pejabat di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
KUNJUNGAN SESJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KE MONASH UNIVERSITY
Pada tanggal 17 April 2018, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo melakukan kunjungan ke kampus Monash University. Kegiatan ini sebagai tindaklanjut dari penandatangan Memorandum of Understanding between Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia and Monash University regarding Development of Cooperation in Research, Education and Capacity Building in Transportation Sector.
Dalam penandatanganan tersebut Indonesia-Australia sepakat untuk membentuk Working Group dengan menentukan timetable, prioritas kegiatan dan contact person dari masing-masing sektor terkait dengan melibatkan industri seperti PT.KAI dan PT.INKA.
"Dari penandatangan tersebut ada beberapa prioritas kegiatan yang sudah teridentifikasi seperti big data yang akan dikawal oleh Badan Litbang, Kementerian Perhubungan dalam rangka pelaksanaan Origin Development Survey tahun 2018 (data pergerakan orang atau barang antar zona). Pembentukan tailor made capacity building untuk pegawai Kemenhub,” jelas Sesjen Kemenhub Sugihardjo.
”Joint training terkait dengan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) sehubungan dengan rencana Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan 4 titik TOD dan Transfer of know how untuk aplikasi intelligent transport system yang dapat diaplikasikan pada operasional pelayanan transportasi guna mendukung penurunan index logistik nasional,” tutupnya. (LKW/TH/LP/BI)