(Jakarta, 10/10/08) Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengungkapkan, bahwa Pemerintah dan semua pihak yang terlibat telah menunjukkan kerja keras dan pengorbanan maksimal untuk memberikan pelayanan optimal dalam penyelenggaraan angkutan lebaran tahun 2008. Hal tersebut diutarakan oleh Menhub pada kesempatan penutupan Posko Pusat Terpadu Angkutan Lebaran Tahun 2008 di Kantor Departemen Perhubungan, Jum’at 10/10/08.  Selanjutnya Menhub juga menyatakan tentu masih ada kekurangan di sana-sini, tetapi secara keseluruhan dapat dikatakan berjalan dengan cukup lancar.



 
Berdasarkan survei yang dilakukan pasca Lebaran, tingkat kepuasan masyarakat mencapai 60 persen. ”(Hal ini menunjukkan) Setidaknya, ada peningkatan kepuasan masyarakat yang dicapai,dan  bisa dijadikan sebagai indikator keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan angkutan mudik,” kata Menhub ketika diminta tanggapan terhadap hasil survey tersebut.



Lebih lanjut Menhub menjelaskan bahwa kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan angkutan lebaran kali ini, adalah terbangunnya koordinasi yang efektif dari segenap unsur terkait. ”Kalau boleh kita menilai diri kita sendiri, meskipun sebenarnya tidak pantas, kita boleh kasih nilai 7. Tetapi Wapres (Jusuf Kalla) sendiri kasih nilai ’A’ buat kita,” kata Menhub.


 
Menurut Menhub, bila dibandingkan tahun lalu, jumlah pemudik sepanjang H-7 hingga H+6 apda lebaran tahun ini mengalami peningkatan sebesar 4.57 persen. Yaitu dari 21.296.339 orang pada 2007 lalu menjadi 22.271.436 orang.


 
Dari seluruh moda, peningkatan jumlah penumpang tertinggi terjadi pada moda angkutan penyeberangan. ”Peningkatan penumpang penyeberangan paling signifikan, mencapai 20.83 persen dibanding tahun lalu, yaitu sebanyak 3.111.400 orang,” jelasnya. Sementara pada 2007 lalu, jumlah penumpang pada moda penyeberangan sebesar 2.575.006 orang.


 
Meningkatnya jumlah penumpang penyeberangan, lanjut Menhub, salah satunya disebabkan perlintasan ini tidak lagi menjadi ”bottle neck” yang menyebabkan terjadinya penumpukkan kendaraan seperti tahun-tahun sebelumnya. ”Khususnya pada perlintasan Merak-Bakauheni,” kata Menhub.


 
Bahkan pada saat puncak, imbuhnya, aktivitas penyeberangan di perlintasan terpadat itu dapat mencapai trip optimal hingga 98 trip. ”Ini prestasi. Karena pada tahun-tahun sebelumnya, pada saat puncak hanya mampu dilayani maksimal 79 trip penyeberangan.


 
Jumlah kapal yang memadai (28 kapal operasi dan 4 kapal cadangan), optimalisasi bongkar muat dan tertibnya penjadwalan kapal, manajemen pengaturan lalu lintas di pelabuhan dan antrean kendaraan, juga komunikasi yang efektif antara petugas pelabuhan dan awak kapal, tegas Menhub, menjadi faktor lain yang berkontribusi terhadap kelancaran penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni.


 
Peningkatan penumpang tertinggi kedua, terjadi pada moda angkutan laut. Yaitu sebesar 11.83 persen dibandingkan tahun lalu, dari 744.798 orang menjadi 832.973. ”Peningkatan penumpang lainnya ada di moda angkutan kereta api, sebesar 8.26 persen. Dari 2.278.457 orang tahun lalu, menjadi 2.466.721 orang,” paparnya.


 
Namun, peningkatan jumlah penumpang yang terjadi di masing-masing stasiun pemberangkatan mencapai rata-rata 20 persen. ”Kereta api pada angkutan lebaran tahun ini menjadi primadona masyarakat,” ujarnya.


 
Alasannya, kata Menhub, kereta api merupakan angkutan yang relatif lebih murah dan aman dibanding angkutan jenis lain. ”Karena itu, pemerintah akan terus berupaya untuk dapat meningkatkan keandalan moda ini. Sehingga ke depan, angkutan kereta api benar-benar mampu berperan sebagai angkutan massal yang memadai dan ideal,” tegasnya.


 
Penumpang Bus dan Udara Turun

 
Apabila kereta api menjadi primadona kondisi sebaliknya  terjadi di angkutan udara dan bus. Total jumlah penumpang yang mudik dengan menggunakan armada bus, mengalami penurunan sebesar 4 persen dari tahun lalu. Yaitu dari 6.258.100 orang pada 2007 lalu menjadi 6.043.901 orang tahun ini. Penurunan jumlah pemudik juga dialami moda angkutan udara hingga sebesar 18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Yaitu dari 1.842.789 penumpang menjadi 1.518.173 penumpang.


 
Sebaliknya, jumlah pemudik yang menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor justeru mengalami peningkatan masing-masing sebesar 9 persen. Yakni dari 4.683.012 orang menjadi 5.094.844 orang untuk mobil pribadi, dan untuk sepeda motor, dari 2.961.915 orang meningkat menjadi 3.203.424 orang.


 
Ditambahkan Menhub, pemerintah tidak memungkiri masih adanya sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan angkutan lebaran kali ini. Seperti masih tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas, dan tidak terlayaninya pemudik di stasiun, terminal, pelabuhan, maupun bandara, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan penumpang.


 
Menurut data yang dirilis Mabes Polri sepanjang H-7 hingga H+7 Lebaran, atau hingga Kamis (9/10) malam, jumlah kecelakaan lalu lintas selama mudik tahun ini mencapai hingga 1.320 kasus dengan kerugian materiil mencapai lebih Rp 4.8 miliar.


 
Dari seluruh kecelakaan itu, total korban meninggal dunia pada masa mudik lebaran kali ini mencapai 616 orang. Sedangkan korban luka berat 780 orang, dan luka ringan sebanyak 1.336 orang.


 
”Masukan dari semua pihak tetap kita butuhkan. Bahkan kritik pedas pun kita terima sebagai cambuk agar ke depan kita bisa memberikan pelayanan yang jauh lebih baik dari apa yang bisa kita lakukan saat ini,” pungkas Menhub. (DIP)