JAKARTA - Ibu Kota Nusantara (IKN) dirancang sebagai kota masa depan yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kelestarian alam, yang dipersiapkan pada masa Kabinet Indonesia Maju periode akhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Konsep “smart city smart mobility” yang menjadi landasan pembangunan dan pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara yang berlokasi di Kabupaten Penajam Utara Kalimantan Timur itu memiliki luas areal meliputi wilayah darat 256.142 hektar dan wilayah perairan 68.189 hektar yang akan mengacu konsep smart city, Shenzhen di China.

Kota terbesar kelima di Negeri Tirai Bambu itu bermula dari kota kecil berpenduduk 30 ribu orang. Sejak dicanangkan sebagai zona khusus ekonomi, secara bertahap berkembang menjadi megapolitan yang memiliki sistem transportasi ramah lingkungan, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan teknologi terkini.

Wilayah Kota Shenzhen kini memiliki 17 juta penduduk, serta para pendatang meliputi wisatawan dan pengunjung yang merupakan pebinis rata-rata perbulannya sebanyak 50 juta orang. Untuk melayani mobilitas orang (penduduk dan pendatang) serta angkutan barang, sebagian besar (>80%) menggunakan sarana transportasi umum massal, berbasis rel (kereta cepat, LRT dan MRT) dan angkutan umum berbasis jalan ART (Autonomus Rail Rapid Transit), bus-bus listrik, dan taksi.

Adapun transportasi berteknologi canggih, yang meniru/mengadopsi Shanzhen Smart City adalah transportasi modern yang memanfaatkan aplikasi digital, yang meliputi Al :advanced Traffic Management Systems (ATMS), Advanced Public Transportation System (APTS), Incident Management System (IMS), Electronic Payment System (APS), Advanced Traveller Information System (ATIS), Advanced Parking Management System (APMS), Commercial Vehicle Operation System (CVOS), dan Autonomous Driving System (ADS).

Aplikasi Cerdas untuk Transportasi Massal

Koordinator Tim Ahli Tim Transisi IKN Wicaksono Sarosa menjelaskan pemanfaatan aplikasi digital pada sistem transportasi cerdas, ada tiga hal yang menjadi perhatian dari pihak Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN), yaitu integrasi transportasi berkelanjutan, sistem transportasi yang mampu menjawab tantangan secara dinamis, dan teknologi transportasi yang dikembangkan sesuai dengan kapasitas institusi yang menjalankannya.

Moda transportasi yang memanfaatkan aplikasi digital yang bakal dioperasionalkan di IKN selain memenuhi untuk kebutuhan mobilitas masyarakat maupun pengunjung/para wisatawan dengan mengutamakan faktor keselamatan, juga dapat memberikan rasa aman, nyaman, efisien, dan efektif, serta ramah lingkungan/meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan mendukung kelestarian alam di sekitarnya.

Melansir dari laman resmi IKN, transportasi di Nusantara ini akan memenuhi 8 prinsip dan 24 indikator Kinerja Utama (KIP) sebagaimana tertuang dalam lampiran UU IKN.

Pertama, perencanaan transportasi di IKN ini bertujuan memenuhi prinsip dan target/skema KPR, yakni penyelengaraan transportasi yang terhubung aktif dan mudah diakses dengan target pemanfaatan transportasi umum - Key Performance Indikator (KPI) 80% masyarakat maupun pengunjung dalam beraktivitas (perjalanan) di IKN menggunakan transportasi publik yang mobile (mobilitas aktif), serta dalam tempo 10 menit dapat mencapai ke fasilitas penting dan simpul transportasi publik.

Kedua, angkutan umum akan menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat/para pengunjung di IKN, yang meliputi empat koridor transportasi yakni koridor regional, koridor primer, koridor sekunder, dan tersier.

Ketiga, koridor regional menggunakan kereta regional dan juga tol, koridor primer dengan kereta dalam kota, koridor sekunder menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) listrik, dan koridor tersier menggunakan kendaraan listrik otonom (Autonomous EV), sepeda, dan bus feeder.

Integrasi Transportasi di IKN

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam satu kesempatan yang dikutip berbagai media nasional mengatakan, ke depannya – bila semua moda transportasi sudah tersedia, akan ada beberapa moda transportasi umum yang terintegrasi yang akan tersedia di IKN, antara lain pertama, Kereta Bandara dan Moda Raya Terpadu (MRT) atau Lintas Raya Terpadu (LRT). Kereta bandara dan MRT ini akan menghubungkan IKN Nusantara dengan kota-kota lain di Kalimantan Timur. Hal ini bertujuan untuk memudahkan aksesibilitas antar kota dan mendukung konektivitas regional. Namun demikian, pembangunan MRT dan LRT di IKN masih dalam tahap pengajuan.

Kedua adalah bus antarkota (intercity bus). Bus antarkota akan menghubungkan IKN Nusantara dengan kota-kota lain di Kalimantan, yang menyediakan layanan transportasi publik jarak jauh yang nyaman dan terjangkau dan saat ini bus antarkota di IKN telah mulai beroperasi.

Ketiga, Bus Raya Terpadu (BRT). Bus Raya Terpadu dipersiapkan sebagai transportasi umum di IKN yang memberikan pelayanan sebagai angkutan dalam perkotaan. Dalam operasionalnya, BRT menggunakan sistem transit massal berbasis bus yang memberikan mobilitas cepat, nyaman, dan berbiaya rendah.

Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, ditetapkan pengoperasian sistem Bus Raya Terpadu (BRT) sebagai moda transportasi umum utama, dengan sistem operasi, teknologi moda, rute layanan dan lokasi halte yang diatur berdasarkan perhitungan atas kebutuhan transportasi dan jangkauan transit secara spasial.

Keempat, ART (Autonomus Rail Rapid Transit). Kendaraan ini melayani area sub-blok pemerintahan atau KIPP di IKN Nusantara untuk dapat memberikan aksesibilitas yang mudah dan fleksibel di dalam kawasan pemerintahan.

Kelima, minibus dan taksi. Transportasi umum yang akan tersedia yang akan beroperasi di luar KIPP – untuk koridor kota yang tidak dilayani oleh ART. Minibus sebagai angkutan umum yang sudah ditetapkan rute/jalurnya. Untuk sementara ini, angkutan umum perkotaan untuk tujuan di luar KIPP dapat dilayani oleh taksi argo/aplikasi yang sudah tersedia.

Keenam, taksi udara. Angkutan umum melalui jalur udara – yang menggunakan teknologi drone, ada kantor pusat pengendali/operasional, yang sudah diujicobakan di IKN tetapi belum resmi beroperasi.

Ketujuh, bus pariwisata. Melayani area pariwisata di IKN Nusantara untuk memberikan layanan transportasi yang nyaman dan informatif bagi wisatawan. Adanya bus pariwisata ini bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata di IKN dan sekitarnya.

Selain bus dan kereta modern di IKN juga sudah dibangun Nusantara Airport yang siap melayani mobilitas masyarakat dari dan ke luar Ibu Kota Nusantara menggunakan pesawat udara/jasa maskapai penerbangan.

Menhub mengapresiasi para pekerja yang telah membangun Bandara Nusantara Airport dengan tetap menjaga kelestarian alam selama mengerjakan Bandara IKN.

“Saya senang karena pengerjaan bandara ini mengikuti kosep IKN sebagai green city yang mempertahankan kehijauan alam sesuai instruksi dari Pak Presiden,” ujar Menhub.

Selain peduli etika lingkungan, pembangunan Bandara IKN juga mengusung konsep Aerotropolis - kota yang cerdas dan nantinya terintegrasi dengan sarana transportasi modern, seperti kereta bandara, MRT, dan LRT dan busfeeder dan ART.

Selanjutnya masyarakat/pendatang dari luar IKN bisa berjalan kaki atau bersepeda sehingga semua sudut kota dapat terjangkau dengan tarif yang yang terjangkau – relatif murah.

Dengan berbagai moda transportasi umum yang tersedia, diharapkan IKN Nusantara kedepannya akan menjadi kota yang mudah diakses yang dilengkapi sarana transportasi yang aman, nyaman, tepat waktu, selamat, serta berkelanjutan.

IKN sebagai Smart City, harapan Menhub, dengan menggunakan sistem transportasi cerdas atau Intelligent Transportation System (ITS), di masa mendatang bakal menjadi ibukota yang ideal dan mampu berkompetisi dengan ibukota negara-negara maju di dunia di era Indonesia Emas pada 2045. (IS/AS/RY/ME)