JAKARTA – Berjuta harapan tertumpu pada pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, agar Pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur utama dari moda transportasi laut yang bakal mendukung pengembangan kawasan industri terpadu di Jawa Barat.
Seiring pembangunan Pelabuhan Patimban, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas dan merancang konsep kota metropolitanbaru yang bernama Rebana Metropolitan. Dengan konsep memadukan sejumlah kota satelit meliputi Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Sumedang, dan Patimban Subang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, nantinya kawasan ini akan menjadi kawasan metropolitan baru di Jawa Barat. Menambah yang sudah ada, dua kawasan metropolitan di Jawa Barat yakni BoDeBek (Bogor, Depok, Bekasi) dan BandungMetropolitan.
"Sentra pengembangannya berada di Cirebon, Patimban, Majalengka, sehingga dinamakan Rebana Metropolitan dan Rebana ini akan menjadi pusat industri baru di Jawa Barat yang meliputi tujuh daerah," tutur Budi Karya dalam diskusi virtual, Jumat (27/11).
Tentunya agar Rabana Metropolitan itu bisa berdenyut – dengan sentra utama di Kota Pelabuhan Patimban, ungkap Menhub Budi Karya, selain pembangunan fisik, juga perlu dipersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
“Kami juga akan membangun Akademi Kemaritiman di dekat Pelabuhan Patimban. Kita perlu menbangun manusianya agar berkualitas ini menjadi lebih penting," ujarnya.
Kendati saat ini sudah ada 13 sekolah maritim di seluruh Indonesia, menurut Menhub Budi Karya, jumlah lulusannya masih belum cukup untuk memenuhi ratusan pelabuhan dan kapal-kapal yang membutuhkan SDM di bidang kemaritiman.
Pusat Layanan Rantai Pasokan Terintegrasi
Pelabuhan Patimban dirancang menjadi layanan rantai pasokan terintegrasi pertama - the first integrated supply chain port di Indonesia, bukan saja dari sisi bangunan fisik pelabuhannya tetapi juga dari operatornya.
Pelabuhan Patimban adalah salah satu pelabuhan yang memiliki luas areal dan bagian daratannya mencapai sekitar 350 hektar. Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, setelah mengetahui denah bangunan dan luas areal Pelabuhan Patimban, mengatakan akan memberikan manfaat lebih bagi perusahaan dan pengguna jasanya.
Yukki menjelaskan, bahwa area yang luas bagian daratan pelabuhan bisa menjadi kawasan logistic centre dan dapat digunakan untuk layanan kontainer termasuk membantu pelayanan bongkar muat kendaraan atau car terminal itu sendiri.
Keunggulan Pelabuhan Petimban
Pelabuhan Patimban memiliki sejumlah keunggulan, antara lain: memiliki fasilitas distribusi barang bukan saja untuk lingkup nasional tetapi juga berorientasi ekspor; kawasannya sangat terintegrasi, mengingat hinterland ada kawasan industri pendukungnya yang sudah berjalan baik, akan lebih lancar bila akses tol langsung ke patimban bisa direalisasikan akhir 2023; pengoperasian Pelabuhan Patimban bisa berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang selama ini mayoritas (60%) kegiatan ekspor-impor melalui Tanjung Priok yang sebagai hinterland Jawa Barat dan sekitarnya. Dengan beroperasinya Patimban, setidaknya akan mengurai kemacetan di Ibukota Jakarta yang selama ini terdampak antrean truk logistik dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok.
Kehadiran pelabuhan Pelabuhan Patimban dengan sejumlah keunggulan-keunggulannya, menurut Yukki yang juga Chairman Asean Federation of Forwarders Association (AFFA) itu, bukan sekedar akan mendorong economic of scale tetapi juga menjadi economic of speed dalam melayani pengguna jasa angkutan laut nasional.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang telah menerbitkan Inpres National Logistic Ecosystem (NLE) pada Juni 2020 lalu yang menerapkan program digitalisasi logistik.
Saling Sinergi
Saat ini banyak yang mempertanyakan, paska soft opening Pelabuhan Patimban awal Desember 2020, lantas bagaimana nasib Pelabuhan Tanjung Priok ke depan?
Pengamat Ekonomi Aviliani sebagai pembicara dalam Dialog Publik secara online yang bertajuk “Pelabuhan Patimban dan Geliat Ekonomi Nasional” beberapa waktu lalu mengungkapkan, sekarang nggak zaman lagi berkompetisi dalam bisnis sesama pelabuhan nasional. “Justru sebaliknya, antara Patimban dan Tanjung Priok harus ada kolaborasi yang baik dalam memajukan perekonomian nasional dengan memperlancar arus logistik,” ujarnya.
Aviliani menyarankan nanti setelah operational, harus ada pembagian yang jelas agar Tanjung Priok dan Patimban bisa berkolaborasi dengan baik. Aviliani merespon positif dicanangkannya Patimban sebagai hub – tempat transit untuk ukur, timbang, input data dan memilah barang, terbesar di dalam negeri oleh pemerintah.
Dioperasikannya pelabuhan ini, ungkap Aviliani, akan memiliki multiplayer effect yang baik dalam menggenjot perekonomian lokal dan nasional. Kendati Pemerintah telah mencanangkan Pelabuhan Patimban untuk menopang industri otomotif yang ada di daerah Bekasi, Karawang dan Purwakarta – yang keberadaannya akan mengurangi beban kepadatan dan kemacetan kendaraan di sekitar Tanjung Priok.
DPP REI Segera Action
Komit dengan gagasannya menjadikan Patimban sebagai Kota Pelabuhan dan sentra pembangunan dari Rebana Metropolitan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jabar untuk membangun rumah di kawasan tersebut.
“Lokasi rumah tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat kerja akan menguntungkan tiga pihak, yaitu pemilik kota industri, REI, dan para buruh,” ujar Gubernur Jawa Barat yang dikutip dari acara video conference antara Gubernur Jawa Barat dengan DPP REI Jabar selasa (24/11).
Gubernur Jawa Barat itu menambahkan, pihak REI tidak perlu mencari lahan untuk perumahan karena sudah disesuaikan oleh pengembang kota industri tersebut. Sedangkan bagi buruh, lanjut Emil, sangat diuntungkan karena konsep work, life, and play dapat menekan pengeluaran biaya sehari-hari para buruh dari segi transportasi. “Buruh dapat berjalan kaki atau naik sepeda ke tempat kerja sehingga menghemat pengeluaran bulanan,” cetusnya.
Gubernur Jawa Barat juga akan mengkaji masukan DPP REI Jabar terkait kemudahan perizinan bagi pemukiman sehingga pengembangan di Rebana Metropolitan dapat membawa manfaat bagi masyarakat.
Emil, panggilan akrab Gubernur Jawa Barat ini, berharap pada semester pertama tahun 2021 kondisi perekonomian nasional mulai reborn kembali, semakin membaik sehingga dapat meningkatkan daya beli, termasuk industri real estate. “Harapannya setelah perekonomian membaik kita bisa melihat kenaikan daya beli masyarakat membeli real estate,” ujarnya.
Rebana Metropolitan merupakan wilayah utara timur laut Provinsi Jawa Barat yang meliputi 7 daerah, yakni kabupaten Sumedang, kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang, Indramayu, Kuningan serta Kota Cirebon.
Sebagai jantung pertumbuhan kawasan ini, ada pelabuhan Patimban di Kawasan Subang dan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIBJ) Kertajadi di Kabupaten Majalengka yang akan berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik nasional. (IS/AS/HG/HT/JD)