Oleh: Ade Novita Nur Cahyani

BPTD Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara

“Memasuki usia senja bukanlah penghalang bagi Pak Pono untuk mengimplementasikan Core Value ASN yang telah diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, intip kisah perjalanan Pak Pono yang penuh dedikasi memberikan pelayanan terbaiknya di Terminal Tipe A Batu Ampar Balikpapan selama kurang lebih 33 tahun!”

---

Mobilitas bus terus menerus datang dan pergi, mengantar dan membawa penumpang, dari dan menuju terminal. Hiruk pikuk keramaiannya tiada henti memadati peron ruang tunggu, hingga tanpa sadar waktu telah berganti menjadi keesokan hari. Berorientasi memberikan pelayanan terbaik menjadi prioritas utama bagi Pak Pono, salah seorang ASN senior di Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Batu Ampar, Balikpapan.

Pria paruh baya yang hobi bersepeda itu, telah mengabdikan dirinya bekerja di Terminal Tipe A Batu Ampar terhitung sejak tahun 1989. Kala itu, Terminal Batu Ampar masih berada di bawah pengelolaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Balikpapan dan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, sampai pada akhirnya di tahun 1994 telah dipegang sepenuhnya oleh Dinas Perhubungan Kota Balikpapan. Memulai masa kerjanya semenjak berusia 24 tahun, Pak Pono mengawali kariernya sebagai tenaga honorer di bagian pramukantor. Membersihkan lingkungan terminal, mendata distribusi kedatangan dan keberangkatan angkutan penumpang, hingga menertibkan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitar area terminal, Pak Pono jalankan dengan penuh ketekunan, kejujuran dan tanggung jawab--akuntabel.

Dedikasi Pak Pono selama 18 tahun bekerja giat dengan sepenuh hati sebagai seorang tenaga honorer, akhirnya membuahkan hasil, manakala pada tahun 2007 terbitlah Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Momen inilah yang akhirnya memberikan kesempatan bagi Pak Pono untuk diangkat menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Transformasi Terminal Tipe A Batu Ampar Balikpapan, dari masa ke masa, Pak Pono paham betul seluk-beluknya. Terminal Batu Ampar yang dulunya padat merayap, kini mulai sepi dan lebih lengang semenjak memasuki tahun 2010-an. Baginya, hal tersebut sangat wajar terjadi, apalagi mengingat semakin banyaknya ragam inovasi transportasi di tengah masyarakat.

Tantangan kinerja yang kian meningkat, membakar semangat pria berusia 57 tahun 5 bulan itu untuk terus meningkatkan kompetensi diri. Di tahun 2014 lalu, Pak Pono mengambil kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan Diklat Manajemen Terminal di Provinsi Bali.

Semenjak Terminal Tipe A Batu Ampar diambil alih oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melalui Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara pada 2017 lalu, ada banyak sekali pengalaman baru dan menarik yang Pak Pono rasakan selama mengabdi sebagai Insan Perhubungan. Salah satunya ketika ditugaskan menjadi pengatur lalu lintas di jalan raya.

Menurut Pak Pono, mengatur lalu lintas tidak hanya harus siap secara fisik menghadapi terpaan cuaca panas terik atau pun hujan badai, melainkan juga harus sigap dan tanggap dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan.

Mengatur lalu lintas agar dapat berjalan kondusif, memang jadi tujuan utamanya. Namun, bagi Pak Pono, hal itu tidak akan dapat terwujud apabila faktor-faktor lainnya diabaikan begitu saja. Pentingnya kesadaran untuk membangun harmoni dan kolaborasi dengan rekan/instansi lain sangat diperlukan guna mempermudah pelaksanaan tugas di lapangan. Tidak hanya itu saja, pentingnya menanamkan sikap cermat, lugas dan adaptif haruslah dimiliki di dalam lingkungan kerja yang terus bergerak dinamis ini. Pak Pono turut mengingatkan agar selalu berperilaku patuh, disiplin dan loyal terhadap arahan pimpinan, sebab itulah salah satu kunci keberhasilan Pak Pono hingga dapat meraih Penghargaan Menteri Perhubungan Republik Indonesia sebagai Petugas Lapangan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun 2020 lalu.

Di penghujung masa pensiun yang tinggal menghitung bulan ini, Pak Pono tidak lupa mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas segala kesempatan yang diberikan selama ini. Ketulusan, keikhlasan dan perasaan suka cita memberikan pelayanan pada masyarakat di terminal, mengiring langkah perjalanan Pak Pono selama ini.

Pak Pono juga menambahkan pesan kepada seluruh rekan kerjanya yang masih mengabdi, agar selalu bersemangat, ikhlas dan tekun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Akhir kata, semoga lika-liku perjalanan Pak Pono sebagai seorang ASN yang penuh dedikasi ini, dapat menjadi kisah inspiratif bagi semua pembaca untuk dapat terus berbangga dan memaksimalkan pelayanan terbaiknya demi kemajuan transportasi dalam negeri.