Optimalisasi Cikarang Dry Port digugat. Sejumlah pihak menilai fungsi dari terminal peti kemas tersebut dinilai belum dioptimalkan.  Padahal, Cikarang Dry Port bisa mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Hingga Agustus 2012, dry port tersebut baru menampung 3.500 Twenty-foot Equivalent Units (TEUs). Jumlah tersebut masih jauh di bawah target dua juta TEUs (kontainer ukuran 20 kaki)  setahun.

Perlu dijelaskan bahwa saat ini beban kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok sudah cukup padat dan perlu dukungan terminal peti kemas lainnya. Pemerintah sudah menyiapkan program pembangunan terminal peti kemas guna mendukung kelancaran arus bongkar muat barang, salah satu contohnya adalah program pembangunan terminal Peti Kemas Kalibaru.

Selain membangun sejumlah terminal peti kemas, pemerintah juga akan mengoptimalkan terminal peti kemas atau dry port yang sudah ada saat ini, salah satunya adalah Cikarang Dry Port, sebagai salah satu dry port yang akan dioptimalkan.

Terobosan atau kebijakan perlu diambil untuk mengatasi sejumlah fakta dan kendala yang menyebabkan tidak optimalnya fungsi Cikarang Dry Port. Misalnya, saat ini sudah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi berbagai kendala di Cikarang Dry Port.

Selanjutnya, perlu diungkapkan potensi biaya yang bisa ditekan dengan adanya terminal peti kemas di luar Pelabuhan Tanjung Priok. Keberadaan terminal peti kemas itu dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pengguna jasa pelabuhan. (JAB)