JAKARTA – Sektor transportasi merupakan pengguna energi bumi terbesar yaitu sekitar 46% dan jumlah tersebut terus meningkat sebesar 5,6% pertahun. Eksploitasi sumber daya energi dan pemanfaatannya itulah yang menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan secara global. Untuk itu Kementerian Perhubungan telah melakukan langkah-langkah dengan menetapkan beberapa sasaran kebijakan diantaranya peningkatan peran angkutan umum, peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan kualitas lingkungan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan Keynote Speech pada acara Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE2017) di Jakarta Convention Center pada Rabu (10/5).
"Mayoritas pengguna 46% energi dari sektor transportasi didominasi oleh transportasi darat. Oleh karenanya kita akan konsentrasi bagaimana kita meningkatkan atau mengurangi ketergantungan kita pada energi yang kurang ramah lingkungan. Oleh karena itu saya menghimbau masyarakat agar menggunakan sarana transportasi yang ramah lingkungan," ujar Menhub.
Menhub menjelaskan langkah yang dilakukan Kemenhub diantaranya menggunakan transportasi ramah lingkungan dengan menerapkan program-program unggulan pada transportasi perkotaan seperti Bus Rapid Transit (BRT), pembangunan fasilitas integrasi angkutan umum, pembangunan dan pengembangan sistem Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) terkoordinasi, pengembangan kawasan tertib lalu lintas dan angkutan, pembangunan dan pengembangan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor (pesepeda), pembangunan angkutan pemadu moda dan pengembangan angkutan perkotaan perintis/pelajar/mahasiswa.
“Pertama yang kita lakukan adalah kita harus berinisiasi menggunakan transportasi yang ramah lingkungan yaitu transportasi massal. Secara sederhana Jakarta menjadi contoh, kita membuat BRT, MRT dan LRT. Proyek LRT, MRT, BRT itu bukan proyek gagah-gagahan tetapi itu suatu proyek yang tidak hanya menyelesaikan masalah-masalah kemacetan tetapi itu juga menyelesaikan masalah lingkungan dimana kita tidak tergantung dengan kendaraan seperti motor, mobil-mobil kecil yang justru mengkonsumsi energi yang tidak ramah lingkungan,” jelas Menhub.
Langkah lainnya yang dilakukan Kemenhub adalah mengembangkan kebijakan pemanfaatan sumber energi listrik untuk tranportasi dan membangun listrik tenaga surya pada fasilitas transportasi, seperti terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, dan lain-lain.
“Inisiasi lain adalah dengan menggunakan teknologi listrik seperti motor listrik menjadi suatu gaya hidup baru yang ramah lingkungan. Tempat bermain untuk anak muda yang menggunakan energi motor listrik atau tempat olahrga dengan menggunakan energi listrik, kemudian kita akan membuat dengan menggunakan tenaga surya di beberapa bandara dan terminal. Dengan gaya hidup baru ini kita harapkan menjadi banyak sehingga economy scale bisa tercapai, jika tercapai dengan baik kita dapat lakukan secara massal,” terang Menhub.
Tantangan ke depan, sesuai dengan target pemenuhan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), beberapa program untuk transportasi darat yang akan dilakukan dan dikembangkan Kemenhub adalah mengembangkan sistem angkutan umum massal (kereta api dan bus) sehingga diharapkan share angkutan umum dapat meningkat.
“Jadi kita harapkan presentase masyarakat Jakarta di masa mendatang yang menggunakan transportasi massal pada tahun 2025 bisa meningkat menjadi 30%. Suatu angka yang terlihat belum mayoritas tapi upaya itu tidak gampang tapi saya yakin jika kita lakukan dengan konsisten hal tersebut dapat terwujud,” tutup Menhub. (LFH/TH/BS/JAB)