Palembang – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (6/1), menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) membahas integrasi layanan angkutan umum massal di kota Palembang. Menhub mendorong Pemerintah Daerah, baik Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang, untuk terus mengoptimalkan layanan angkutan massal agar semakin diminati masyarakat.

Rakor yang berlangsung di Gedung Griya Agung, Palembang, Sumsel, dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Walikota Palembang Harnojoyo, dan jajaran Pemerintah Daerah di Sumatera Selatan.

Menhub mengatakan, keberadaan angkutan umum di Palembang perlu terus ditingkatkan, agar menjadi gaya hidup dan pilihan utama masyarakat di kota Palembang dan sekitarnya dalam melakukan mobilitas. “Angkutan massal itu adalah suatu kebutuhan bagi suatu kota. Jika banyak masyarakat yang menggunakan angkutan massal maka polusi berkurang, tidak macet, dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk beraktivitas,” kata Menhub.

Menurut Menhub, kota Palembang memiliki berbagai jenis angkutan massal perkotaan yang lengkap dibandingkan dengan sejumlah kota lainnya, seperti: LRT, Bus, Angkot, Opret, dan Bus Air. “Palembang bisa menjadi model atau contoh bagi kota-kota lainnya dalam mengembangkan angkutan massal perkotaan,” tutur Menhub.

Menhub mendorong Pemerintah Daerah untuk terus mengoptimalkan kinerja angkutan massal di Palembang, misalnya yaitu: memberikan harga yang lebih terjangkau, memberikan kemudahan melalui penyediaan feeder antarmoda yang lebih baik, dan memberikan pilihan pembayaran yang semakin mudah.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, solusi dari semakin padatnya lalu lintas di kota Palembang adalah menghadirkan angkutan umum massal yang terintegrasi dengan baik. “Pemerintah Provinsi dan Kota menyambut baik adanya upaya bersama ini. Kami terus melakukan upaya agar angkutan umum semakin mudah di akses dan semakin praktis sehingga masyarakat semakin berminat untuk menggunakannya,” kata Gubernur.

Salah satu angkutan umum yang berada di kota Palembang adalah LRT. Berdasarkan data, pergerakan penumpang LRT dari 2018 s.d 2021 mengalami fluktuasi yang signifikan. Tercatat pada 2018 jumlah penumpang mencapai 927 ribu lebih penumpang, naik menjadi 2,6 juta penumpang pada tahun 2019. Kemudian, mengalami penurunan menjadi 1,1 juta orang pada tahun 2020 karena adanya pandemi, dan kembali meningkat menjadi 1,5 juta orang pada tahun 2021.

Kemenhub bekerja sama dengan Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang, juga terus berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum massal ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.

Beberapa upaya yang telah dilakukan misalnya yaitu: mewajibkan seluruh ASN Pemkot Palembang untuk menggunakan angkutan umum khususnya Moda LRT seminggu sekali (setiap hari Selasa); Menetapkan seluruh koridor BRT Trans Musi dan Buy The Service (BTS) “Teman Bus” yang terintegrasi dengan koridor LRT; melakukan rerouting terhadap trayek Angkot untuk mendukung LRT (terintegrasi), mendorong teruwujudnya system ticketing yang terpadu antara BRT Trans Musi-DAMRI-LRT; dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat (Kantor Camat, Sekolah dan Universitas) terkait Operasional LRT.

Pada kesempatan ini, Menhub juga melakukan penyerahan bantuan sejumlah total 5.000 Kartu Uang Elektronik (e-money) LRT Sumsel untuk pelajar (siswa & mahasiswa) di Provinsi Sumatera Selatan, yang diberikan secara simbolis kepada Gubernur Sumsel Herman Deru.

Turut hadir dalam kegiatan ini Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Walikota Palembang Harnojoyo, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Kepelabuhanan Subagiyo, Direktur Angkutan Jalan Suharto, serta Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Risal Wasal. (LNM/RDL/LA/HS)