Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan dengan Menteri Transportasi dan Pekerjaan Umum Kamboja Sun Chanthol bersama dengan delegasinya, Rabu (18/9) di Jakarta, untuk membahas peluang kerjasama kedua negara di Sektor Transportasi khususnya Perkeretaapian.
“Kementerian Perhubungan Republik Indonesia berkeinginan untuk membahas serta membina kerja sama bilateral potensial di sektor transportasi antar kedua negara, khususnya di sub sektor perkeretaapian,” tutur Menhub Budi.
Lebih lanjut disampaikan oleh Menhub, bahwa negara Kamboja sedang membuat perencanaan pembangunan infrastruktur yang luar biasa di bidang transportasi khususnya moda perkeretaapian, pelabuhan, serta jalan guna meningkatkan sektor perdagangan dan pariwisata serta membangun konektivitas.
“Sehubungan dengan ini, saya percaya bahwa ada potensi besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama, khususnya bagi Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Kamboja serta peningkatan kemampuan bagi petugas terkait transportasi di Kamboja untuk mendapatkan pembelajaran di Indonesia,” jelasnya.
Menhub Budi Karya juga mengenalkan beberapa stakeholder di Kementerian Perhubungan RI yang berhubungan dengan kebutuhan Kamboja dalam bidang infrastruktur transportasi kereta api dan dapat membangun kerja sama dengan Kamboja. Diantaranya adalah PT Industri Kereta Api (INKA) sebagai produsen sarana kereta, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator kereta api, dan juga PT. LEN yang menaungi bidang persinyalan kereta.
“Kemenhub memiliki banyak stakeholder yang dapat bekerjasama dan membantu Kamboja dalam pembangunan infrastruktur transportasi perkeretaapian, seperti PT. INKA, PT. KAI, dan PT. LEN yang sudah berpengalaman di bidang perkeretaapian,” ungkap Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengatakan, Kemenhub membuka peluang kerjasama di bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di bidang perkeretaapian.
“Kita memiliki Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Madiun yang dapat membantu pengembangan kemampuan SDM Kamboja dengan memberikan pelatihan dan pendidikan seperti tentang Rekayasa Mekanika Kereta Api, Teknik Elektro Kereta Api, Manajemen Transportasi Kereta Api, dan Teknik Pembangunan Jalur dan Kereta Api, serta berbagi pengetahuan di dalam bidang perkeretaapian,” tambahnya.
Dengan pertemuan ini, Menteri Perhubungan berharap agar kerjasama antara negara Indonesia dan Kamboja dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat menguatkan hubungan antar kedua negara.
“Kami berharap kerja sama antara Indonesia dan Kamboja di sektor transportasi dapat dikembangkan lebih lanjut, dan hubungan yang erat dengan Kamboja tetap dijaga dan dapat saling menguntungkan,” tutup Menhub.
Sebagai informasi, Pemerintah Kamboja telah mengeluarkan USD 226,5 juta untuk merevitalisasi jalur selatan yang menghubungkan Phnom Penh dengan Shianoukville (kota pelabuhan), dan jalur barat yang menghubungkan Phnom Penh dengan Poipet (kota perbatasan dengan Thailand).
Pihak Kamboja juga akan menggelontorkan anggaran sebesar USD 100 juta untuk pembelian sarana perkeretaapian. Diinformasikan bahwa terdapat kebutuhan 8 lokomotif, 130 gerbong dan 4 mesin pengganti lokmotif untuk sektor perkeretaapian Kamboja. Selain sarana perkeretaapian, Kamboja juga memerlukan prasarana perkeretaapian, operator kereta api, serta infrastruktur penghubung transportasi lainnya. Dalam beberapa pertemuan dengan KBRI Phnom Penh, pihak Kamboja menyampaikan keinginan untuk menjajaki kerja sama dibidang pelabuhan, jalan raya serta infrastruktur penunjang lainnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional Kemenhub Agus P. Saptono, beserta perwakilan dari Kemenlu, Sekretaris Utama Bidang Ekonomi Kedubes Indonesia di Phnom Penh Kamboja Noam Lazuardy, GM Marketing PT. INKA Wai Wahdan, dan GM Transportasi Unit Bisnis Sistem Trabsportasi PT. LEN Dewayana Agung Nugroho. (LNM/RDL/YSP/HA)