Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri pertemuan dengan perwakilan dari tiga negara ASEAN yaitu Brunei Darusallam, Malaysia dan Filipina membahas perkembangan kerjasama sektor transportasi antar negara-negara tersebut dalam acara pertemuan antar Menteri Transportasi ke-12 kerja sama Sub-Regional Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), pada Jumat (6/12) di Jakarta.
Pada pertemuan itu Menhub melaporkan sejumlah capaian yang telah dihasilkan dari beberapa proyek yang telah dikerjasamakan antara negara-negara tersebut seperti : penyelesaian dan peluncuran Entikong International Freight Terminal, penyelesaian Pontianak – Entikong Transport Link, penerbangan PT. Garuda Indonesia rute Manado-Davao, Filipina PP dengan frekuensi 2 (dua) kali per minggu (Senin dan Jumat) menggunakan pesawat ATR-72-600, dan penyelesaian pengembangan Bandar Udara Adi Soemarmo (Solo) untuk perluasan terminal penumpang dan fasilitas-fasilitas pendukungnya yang telah selesai di bulan Oktober 2019.
Selain itu, Menhub juga melaporkan terkait perkembangan inisiatif proyek kerjasama sektor transportasi antar negara-negara tersebut, baik di perhubungan darat, laut, maupun udara.
Pada sektor perhubungan darat, Menhub menyampaikan terjadi peningkatan jumlah orang dari keempat negara tersebut yang melakukan perjalanan lintas batas negara. Untuk menunjang konektivitas lintas batas negara tersebut, Indonesia telah mengeluarkan izin kendaraan (bus) untuk angkutan orang lintas batas, sebanyak 5 izin untujk Malaysia dan 6 izin untuk Brunei Darussalam pada tahun 2019.
Kemudian, Menhub menginisiasi penerapan e-log book bagi pengemudi bus, yaitu aplikasi yang bisa mengawasi waktu kerja dari pengemudi agar tidak melewati batas waktu yang ditentukan, untuk bias diterapkan secara regional di antar negara-negara tersebut.
“Kami telah meluncurkan e-logbook untuk angkutan antar provinsi dan telah berjalan dengan sukses. Indonesia akan melakukan presentasi lebih detil terkait implementasi e-logbook dan bagaimana mengintegrasikan pada wilayah BIMP-EAGA,” kata Menhub.
saat ini Indonesia juga sedang menyusun pedoman dan SOP terkait dengan implementasi angkutan lintas batas di wilayah BIMP-EAGA serta Sosek Malindo. Implementasi tersebut terdiri dari rute yang ditentukan, persyaratan teknis dan standar kendaraan, lisensi pengemudi dan izin aplikasi.
Di sektor perhubungan udara, Menhub menginisiasi dengan mengusulkan adanya pemberian insentif (airport incentives) bagi maskapai untuk semakin menarik minat maskapai menerbangi rute antar negara-negara tersebut. Saat ini penerbangan yang sudah dan masih berlangsung adalah untuk rute Pontianak-Kuching (pp) dengan frekuensi sebanyak 7 (tujuh) kali per minggu dengan menggunakan pesawat ATR-72-500.
Sedangkan, pada sektor perhubungan laut, inisiasi baru yang disampaikan adalah terkait rencana pelayaran rute Lahad Datu – Tanjung Silopo untuk mengangkut penumpang yang kebanyakan berprofesi sebagai TKI ke Lahad Datu. Kemudian, perkembangan keinginan perusahaan pelayaran Multiport Maritime Corp (MPMC) dari Filipina yang menyatakan ketertarikannya untuk melayani rute Bitung-Davao/Gensan dengan penambahan rute pelayaran Ho Chi Minh – Labuan – Sepanggar – Davao – Bitung – Ternate. Serta, Indonesia mengusulkan untuk meminta bantuan Asian Development Bank (ADB) untuk mengembangkan portal yang dapat mengupload pengaturan Non-Convention Sized Ships (NCSS) sehingga dapat diakses oleh semua negara anggota dan dapat mengetahui bagaimana pengaturan kapal non konvensi di masing-masing negara BIMP-EAGA.
Selain itu, Menhub menyampaikan pula bahwa ADB akan mendukung pemulihan pasca gempa dan tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah tahun 2018 yaitu untuk pemulihan fungsi tiga pelabuhan dan satu bandara.
Turut hadir dalam pertemuan 12th Transport Ministers Meeting BIMP-EAGA and Related Meeting Wakil Menteri Transportasi Malaysia Datuk Kamaruddin Jafar, Sekjen Menteri Transportasi Brunei Mohammad Nazri, dan Sekjen Menteri Transportasi Filipina Lino Hambala Dabi. (GD/RDL/YSP/HA)