JAKARTA – Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Untuk itu BPPT harus lebih kritis dalam pembangunan nasional. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada saat menjadi narasumber dalam Rapat Kerja Badan Pengkajian Penerapan Teknologi Tahun 2018 di di kantor Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (31/01).
“Bicara mengenai investasi dan ekspor maka pertumbuhan itu membuka ruang-ruang karya bagi kita semuanya. BPPT bisa berperan di situ untuk mengamati secara jeli, meneliti secara baik, dan akhirnya didapatkan satu waktu, harga, serta teknologi yang lebih baik artinya investasi akan lebih banyak apabila harganya lebih murah, waktunya lebih cepat, teknologinya lebih tepat,” jelas Menhub Budi.
Menhub mencontohkan kerjasama yang dilakukan bersama BPPT. Sejalan meningkatnya peran dan kemampuan BPPT, penugasan dan tanggung jawab kepada BPPT dari Pemerintah seperti penugasan kajian kelayakan (Feasibility Study) Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
“Oleh karena itu peran BPPT sangat dibutuhkan, sebagai lembaga pemerintah yang bertugas dalam pengkajian teknologi dan dibutuhkan pemikiran-pemikiran teknologi untuk peningkatan daya saing Indonesia,”jelas Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengapresiasi BPPT, bahwasanya kegiatan rapat kerja kali ini yang mengambil tema Pencapaian Nawa Cita Melalui Inovasi dan Layanan Teknologi merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan kebijakan, terutama dalam upaya meningkatkan peran dan kontribusi BPPT dalam pembangunan nasional guna peningkatan daya saing nasional dan kemandirian bangsa.
"Presiden RI telah melakukan berbagai deregulasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya saing dan pembangunan nasional. Kita harus optimis dengan situasi yang ada. Kami siap menerima kritik dan masukan demi peningkatan dan kemajuan Kemenhub," pungkas Menhub.
Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Kepala Badan Litbang Umiyatun Hayati Triastuti dan Kepala Biro Perencanaan Gede Pasek Suardika. (YP/TH/AL/BI)