(Jakarta, 5/4/2013) Masalah kemacetan jalan yang terjadi di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta juga mendapat perhatian serius dari Jepang. Dalam kunjungan delegasi The International Friendship Exchange Council (FEC) yang dipimpin oleh Mr. Nario Yamaguchi (mantan Duta besar Jepang di Indonesia), Vice Chairman of  FEC ke Kantor Kementerian Perhubungan bulan Maret lalu, FEC menyampaikan keprihatinannya terhadap masalah kemacetan di Indonesia yang menurutnya dikhawatirkan dapat mengganggu perekonomian di Indonesia.

 
“Mengenai masalah kemacetan (di Indonesia), dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas dan jika dihitung secara akumulatif jumlahnya cukup besar dari nilai ekonomis,” demikian  disampaikan oleh perwakilan FEC dalam laporan Atase Perhubungan KBRI di Tokyo, Popik Montanasyah yang diterima redaksi www.dephub.go.id.
 
FEC yang datang ke Indonesia membawa 16 delegasi yang anggotanya antara lain terdiri dari pimpinan perusahaan terkemuka di Jepang dan beberapa mantan Duta Besar Jepang, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa telah terdapat banyak kerjasama yang dilakukan antara Jepang dengan Indonesia khususnya dengan Kemenhub untuk mengatasi permasalahan tersebut. 
 
“FEC juga mengatakan bahwa pada tahun 2014 akan terjadi gridlock di Indonesia,” jelas Popik.
 
Jajaran Kementerian Perhubungan yang menerima kedatangan FEC antara lain Sekretaris Direktorat Jenderal ( Sesditjen) Perhubungan Darat, Hendro Putroko dan Sesditjen Perkeretaapian, Dadang Hidayat pun menanggapi pernyataan dari para anggota FEC tersebut terkait upaya Pemerintah Indonesia menangani kemacetan yang terjadi di beberapa kota Besar di Indonesia.
 
Sesditjen Perhubungan Darat, Hendro Putroko yang menanggapi pernyataan FEC bahwa akan terjadi gridlock di Indonesia pada tahun 2014 mengatakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar dapat mengurai kemacetan yaitu salah satunya dengan mengoptimalkan public transport yang ada. 
 
“Di kota-kota besar di dunia yang menghadapi kemacetan parah maka yang menjadi tulang punggungnya adalah railway dan dibantu sarana transportasi darat lainnya beberapa sebagai penghubung,” jelas Hendro dalam pertemuan tersebut.
 
Upaya lainnya menurut Hendro adalah dengan mengoptimalkan infrastruktur yang telah ada melalui penegakkan hukum, perbaikan sistem operasi (sarana transportasi) dan meningkatkan pelayanan. Selain itu, lanjutnya juga bisa dilakukan dengan menambah ruas jalan untuk kendaraan dan jalur kereta.  
 
Sementara, Sesditjen Perkeretaapian, Nugroho Indrio mengungkapkan, selama ini kerjasama di sektor transportasi antara Indonesia dan Jepang telah berjalan baik. Nugroho menuturkan, beberapa proyek bersama telah dilakukan antara Indonesia dan Jepang antara lain proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, proyek pembangunan railway Kereta Bandara (Soekarno-Hatta) dan proyek pembangunan Monorel.
 
“Selain itu juga Jepang membantu merumuskan masterplan pengembangan kereta api di Indonesia yang mencakup Jakarta, surabaya dan kota-kota lainnya,” ungkapnya.
 
pemerintah Indoneisa, lanjut Nugroho, sangat serius dalam mewujudkan konektivitas atau keterhubungan antar Wilayah di Indonesia dalam rangka mendukung  pertumbuhan ekonomi.
 
Seperti diungkapkan Nugroho, saat ini sedang dibangun proyek kereta api sepanjang 450 Km yang diketuai Wakil Menteri Perhubungan dan dilaporkan secara rutin perkembangannya kepada Wakil Presiden RI.
 
Kunjungan FEC ke Indonesia antara lain adalah dalam rangka melihat lebih dekat perkembangan infrastruktur di Indonesia, peningkatan kerjasama ekonomi dan promosi investasi perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam rangkaian kunjungannya, selain mengunjungi Kemenhub, para delegasi FEC  juga mengunjungi Kementerian/lembaga pemerintahan lain seperti Bappenas, BKPM, Kementerian ESDM dan Kemenko Perekonomian. (RDH)