ACEH, Lipsus (Liputan Khusus) - Merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Indonesia, Kota Takengon terletak di sisi Danau Laut Tawar, di tengah-tengah wilayah provinsi Aceh. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, Pantan Terong. Mayoritas penduduk kota Takengon adalah Suku Gayo, yang lainnya bersuku Aceh, minang, jawa dan.
Wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah, lebih mashur disebut Tanah Gayo atau Dataran Tinggi Gayo. Dari Banda Aceh jaraknya hanya 6 hingga 7 Jam yang ditempuh melalui Jalan Darat Lintas Sumatera. Kita bisa menggunakan Bus/Bis yang melayani trayek Banda Aceh-tanah Gayo, seperti: Parisada Motor Tholhah Hasan (atau disingkat PMTOH), Kurnia - Pusaka - Anugerah ( 3 nama Bus dalam grup yang sama yaitu grup Kurnia), dan Pelangi. Dengan armada yang memiliki kapasitas Penumpang antara 21 hingga 50 orang, konfigurasi seat 2-1 atau 2-2, anda hanya diminta merogoh kocek ± 100 ribu rupiah sekali jalan.
Pilihan lain, orang yang mau datang ke daerah ini juga bisa menyambung beberapa kali dengan menumpang Bus sedang seperti BE (Bireun Express), Cenderawasih dll.
Memasuki wilayah ini kita akan disuguhi hutan Pinus Wih Ni Kulus dan Blang Rakal yang pemandangannya seperti melintasi daratan Eropa (duh. Dengan view jajaran pohon Pinus berbaris rapih, Pegunungan yang Indah dan dibaluti udara yang sangat sejuk menjadi sajian gratis untuk siapapun yang melintasi kawasan ini.
Sebagaimana sudah disinggung di muka ,kawasan ini sangat kaya akan obyek wisata, diantaranya Pantan Terong, Danau Laut Tawar dan Kota Takengon yang sangat indah. Selain itu, ada Goa Putri Pukes, Goa Loyang Koro, yaitu goa-goa yang didalamnya terdapat benda-benda cagar budaya yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Masih diseputaran kota takengon, wisatawan bisa menonton Pacuan Kuda di Blang Bebangka atau di Daerah Bintang yang berada di ujung Danau Laut Tawar (dimana disini hampir tiap sore, anak-anak kecil sering latihan pacuan kuda).
Kemudian, jika ingin jalan lebih ke Daerah Pedalaman sedikit, tepatnya di daerah Isaq, dapat menyaksikan keunikan lain pada "Atu Belah" (Batu Belah:Bahasa Gayo), yaitu batu besar yang terbelah 2, belahannya cukup rata. Batu tersebut memiliki dimensi Tinggi 2,5 meter, Panjang 4 meter dan lebar 2 meter. Dibelakangnya terdapat kolam kecil yang semuanya memiliki mitos tersendiri dikalangan masyarakat Gayo. Batu Belah tersebut tidak hanya 1 tapi ada beberapa. Bahkan yang paling besar, berada di Pinggir Jurang yang terjal, dari atas batu itu kita dapat melihat pemandangan yang sangat Indah. Tidak terlalu jauh dari dimana Batu Belah berada, terdapat makam Datu Beru (menurut cerita, Datu Beru adalah nenek moyangnya Suku Gayo) serta artefak dan Sumur bekas Kerajaan Linge.
Tanah Gayo, sangat terkenal.dengan Perkebunan Kopi-nya, yang tangkainya dipenuhi buah yang mulai memerah, yang akan terus terlihat disepanjang mata memandang.
Kopi Gayo yang tumbuh di daerah ini sebagian besar berjenis Arabika. Cita rasanya sudah sangat terkenal di Eropa, Jepang dan Belahan dunia Lainnya. Di Bener Meriah terdapat beberapa industri Kopi Gayo, mulai dari industri rumahan dengan peralatan sederhana sampai Pabrik kopi dengan teknologi standar. Jangan heran jika di Tanah Gayo (baik Aceh Tengah dan Bener Meriah) dimana-mana akan melihat hamparan buah Kopi yang dijemur, baik di jalan-jalan kampung dan tempat-tempat seperti Altar yang memang dibuat khusus untuk menjemur kopi di pekarangan rumah warga.
Kabupaten Bener Meriah, merupakan daerah penghasil utama Kopi Gayo, dengan luas areal perkebunan kopi terluas di Indonesia. Selain Kopi, komoditi unggulan lainnya adalah sayur mayur dan buah-buahan, yang juga tumbuh sangat subur disana, baik dibiakkan dengan cara organic maupun non organic.
Yang tidak boleh dilewatkan juga adalah tempat-tempat wisata lainnya di Bener Meriah, seperti Air Panas di Simpang Balek, Wih Ni Kulus dan Gunung Burni Telong, yaitu gunung aktif yang sangat indah.
Kota Takengon,-saat ini ibukota Kabupaten Aceh Tengah, memiliki bandara bernama Rembele,yang lokasinya sendiri saat ini masuk wilayah Kabupaten Pemekaran yakni Kabupatem Bener Meriah.
Menurut Kuasa Pengguna Anggaran Bandara Rembele Ibrahim Khaerul Isman, bandara yanh dibangun tahun 2002 ini memiliki panjang Run Way kurang dari 1.500 meter, dengan lebar 16 meter. Karena itu, bandara ini hanya dapat didarati Pesawat sekelas CN 235 atau sejenis pesawat Foker berbadan kecil lainnya. Namun bandara ini jtelah dilengkapi bangunan Apron penumpang, Kantor, Gudang, Perumahan, dan beberapa bangunan penunjang lainnya). Jaraknya tidak lebih 2 kilometer dari Kota Simpang Tiga, Bener Meriah.
Penerbangan Perintis Takengon
Menurut KPA Bandara Rembele Ibrahim Khaerul Iman,sejak 2002,bandara Rembele sudah menjadi salah satu bandara di Provinsi Aceh yang melayani penerbangan perintis dengan tujuan utama ke kota Medan dan Banda Aceh. Adapun maskapainya sendiri datang silih berganti,namun yang paling besar adalah perusahaan penerbangan NBA (Nusantara Buana Aviation), SMAC dan saat ini Susi Air.
" Jumlah frekuensi penerbangan dan load factor volume penumpangnya juga naik turun,kadang frekuensi penerbangannya sangat tinggi, kadang turun," kata Ibrahim Khaerul Iman yang lebih akrab dipanggil Khaerul.
Saat ini, dari dan ke Bandara Rembele, Susi Air memiliki enam rute penerbangan, masing-masing Medan-Takengon, Banda Aceh-Blangpidie, Banda Aceh-Tapaktuan, Medan-Blangpidie, Medan-Tapaktuan, dan Banda Aceh-Takengon.
Selain Takengon,penerbangan perintis yang beroperasi bersamaan adalah Bandara Cut Nyak Dhien yang dilayani empat rute, yaitu Sinabang-Nagan Raya, Banda Aceh-Nagan Raya, Medan-Singkil, dan Kutacane-Banda Aceh.
Dalam catatan diketahui bahwa kedua daerah itu memiliki catatan jumlah penerbangan yang fantastis. Tahun lalu kata Khaerul, Takengon mampu mencatatkan 1.660 penerbangan dan Nagan Raya 1.173 penerbangan. “Ini luar biasa. Apalagi penumpangnya diatas 14 ribu orang,” kata dia.
Adapun dana subsidi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk kota Takengon saja mencapai Rp 13 Miliar untuk kontrak 1 tahun. Di mana sejak tahun lalu tendernya dimenangkan oleh Susi Air.
Seluruh penerbangan dari kedua KPA itu menurutnya melayani rute pergi pulang. Namun untuk saat ini pihaknya belum bisa melayani penerbangan setiap hari, melainkan dua atau tiga kali seminggu.
" Takengon- Medan misalnya baru dilayani Selasa dan Kamis, namun load factornya selalu mencapai 100 persen,"katanya.
Bahkan untuk beberapa rute hanya tersedia jadwal penerbangan satu kali seminggu, seperti Banda Aceh-Takengon dan Banda Aceh-Tapaktuan.
Dari segi biaya, lanjut Khaerul, saat ini para penumpang dari.daerah ini merasa lebih ekonomis. Sebab tarif yang dikenakan tak ada yang melebihi Rp 300 ribu. “Potongan biaya akan sangat besar, karena penumpang tidak perlu transit ke Medan dulu,” katanya.
Ia mengatakan sejak 2013 pemerintah sudah mempercayakan Susi Air melayani rute penerbangan perintis. Untuk memaksimalkan program kerja itu, pihak maskapai langsung melakukan perbaikan dengan mempekerjakan 200 pilot, 49 unit pesawat yang disebar di 21 base. Seluruh pesawat saat ini berkapasitas 12 seat, namun dalam dua tahun ke depan, ia mendengar,pihak Susi Air mampu mendatangkan pesawat berkapasitas 20 seat.
" Saya mendengar informasinya seperti.itu. Karena saat ini hanya menunggu sertifikasi. Ada delapan unit nanti yang akan didatangkan dengan kapasitas 20 seat. Untuk itu Run Way Bandara Rembele di tahun 2015 akan menjadi 1800-an meter,hingga pesawat sejenis foker bisa mendarat di bandara ini,"paparnya.
Dengan segala keunggulan itu, Khaerul optimis mampu mendongkrak jumlah penumpang di Bandara Rembele.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa penerbangan perintis ini menggunakan pesawat jenis Grand Caravan milik PT Susi Air yang memuat 12 orang.
Setiap pekannya, pesawat Takengon-Medan dan sebaliknya berangkat pada hari Selasa dan Kamis. Rute dari Medan berangkat pukul 11;00 WIB. Sesampai di Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, pada hari itu pesawat kembali terbang pukul 12;00 WIB.
Selain dimanfaatkan oleh pengunjung, jasa pesawat ini banyak digunakan warga Bener Meriah dan Aceh Tengah untuk keperluan berobat ke Medan dan Jakarta. Selain itu juga diminati oleh pedagang yang melakukan aktivitas bisnis.
Dikatakan Khairul, untuk mendapatkan tiket, warga bisa membeli di Loket L 300 Lestari Baru Tour di Jalan Terminal Aceh Tengah. Atau menghubungi nomor Susi Air (Nomor HP : 081360062101, 085213692101).
Sementara untuk di Medan, tiket dijual di Bandara Polonia atau hubungi nomor: 08112113081, 08112113082, 0614144344.
Mengenai harga tiket, Khairul mengatakan, harga tiket Rp 270 ribu. Jumlah itu terdiri dari harga dasar Rp 237.000 plus ppn 23.700, dan Jasa Raharja 6.000. Namun harga ini belum termasuk ongkos transportasi mobil dari Kota Takengon ke bandara yang terletak di Desa Rembele Kecamatan Bukit, Bener Meriah tersebut.
Khusus penumpang asal Kota Takengon, penumpang akan dijemput ke loket Lestari Baru Tour dan dikenakan biaya Rp 25.000.
Khaerul optimis,penerbangan dari dan ke Takengon akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Aceh,khususnya di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah.
Kasubdit Keamanan Penerbangan Otoritas Bandara Medan Dadang Indranegara mengatakan bahwa penerbangan perintis di seluruh wilayah operasional Otoritas Bandara Medan termasuk di Aceh selalu dievaluasi agar penerbangan perintis ini tepat sasaran.
Evaluasi antara lain dilakukan bila menemukan perkembangan baru di bandara-bandara yang dijadikan target penerbangan perintis. Umpamanya bila di sebuah bandara ditemukan angka pertumbuhan yang baik, bisa saja ke depan,status bandara tersebut diubah menjadi bandara komersial,tidak terkecuali untuk status bandara Rembele.(BUN/KI)