JAKARTA – Minat masyarakat untuk pulang kampung nampaknya masih besar, baik sendirian maupun rombongan dengan tentengan koper dan aneka bungkusan, antri memasukkan barangnya ke bagasi bus-bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).

Sejak dibuka kembali layanan angkutan bus AKAP dan AKDP, menyusul selesainya masa peniadaan mudik 6 - 17 Mei 2021, jumlah penumpang AKAP di 3 dari 4 Terminal Tipe A di bawah pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengalami peningkatan.

Data dari BPTJ, seperti yang dilansir Kepala BPTJ Polana B. Pramesti menyebutkan, pasca pelarangan mudik lebaran tanggal 6 – 17 Mei 2021, terjadi kenaikan jumlah keberangkatan bus AKAP ke berbagai daerah.

“Tanggal 18 hingga 21 Mei 2021 tercatat ada kenaikan jumlah keberangkatan penumpang AKAP di beberapa terminal bus AKAP, diantaranya di Terminal Jatijajar Depok, Terminal Poris Plawad Tangerang, dan Terminal Baranangsiang Bogor dibandingkan dengan masa sebelum normal sebelumnya, yaitu pada bulan Januari hingga Maret 2021,” sebutnya.

Menyitir data yang dikumpulkan BPTJ, pada hari-hari biasa seperti pada bulan Januari hingga Maret 2021, di Terminal Baranangsiang, bus AKAP melayani penumpang rata-rata 203 orang penumpang per hari dan periode tanggal 18 – 21 Mei 2021 lalu, tercatat rata-rata melayani sebanyak 221 penumpang per harinya dengan destinasi yang paling banyak dituju yaitu Wonosobo di Jawa Tengah, Lampung, dan Padang Sumatra Barat.

Salah satu penumpang yang dimintai komentarnya adalah pasangan muda bernama Bujang (34) dan Saidah (28). Pasangan keluarga muda beranak satu ini sudah lama merantau ke Jakarta dan sudah dua tahun tidak mudik ke Solok Sumatara Barat. Pada liburan Lebaran tahun ini pemilik Warung Nasi Kapau “Salero Minang” di Depok ini keburu janji ke amaknya untuk mudik lebaran menengoknya. Namun tak jadi karena Pemerintah menetapkan kebijakan pelarangan mudik lebaran pada tanggal 5 Mei hingga 17 Mei 2021.

“Kasihan Amak sudah tua sakit-sakitan, rindu ingin melihat anak serta cucunya Nasirwan (4),” dalih Bujang soal alasannya tetap menunaikan keinginannya untuk pergi mudik pasca pelarangan mudik lebaran.

Uda Bujang berpendapat, tak apa pulang kampung setelah Idul Fitri 1442 Hijriyah, tapi tetap diusahakan bisa mudik pulang kampung halaman. Ia mengaku ke Solok, Sumatra Barat menggunakan bus AKAP PO Armada Bumi Minang, berangkat dari Terminal Bus AKAP Bogor. Di Terminal Baranangsiang Bogor, selain PO Armada Bumi Minang, setidaknya terdapat 24 PO yang beroperasi melayani AKAP.

Terminal Poris Plawad

BPTJ juga mencatat adanya kenaikan jumlah penumpang di Terminal Poris Plawad. Penumpang bus AKAP di Terminal Poris Plawad Tangerang mengalami peningkatan signifikan pada kurun pasca peniadaan mudik lebaran. Di Terminal Bus Poris Plawad, periode tanggal 18-21 Mei 2021 layanan penumpang Bus AKAP rata-rata melayani 776 penumpang per hari dengan tujuan terbanyak adalah Padang, Sumatra Barat, dan Madura, Jawa Timur.

Menurut Kepala BPTJ, Polana, jumlah ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan karena rata-rata penumpang pada masa periode bulan Januari hingga Maret 2021 hanya sebesar rata-rata 446 orang per hari.

Salah satu penumpang, Rohana (45) wanita pekerja dengan dua anak remaja – Arifin (23) dan Sukinah (18) menuturkan, pulang kampung sudah menjadi tradisi keluarga acapkali bulan Ramadhan datang. Keluarga kecil ini selalu rutin pulang kampung setiap tahun bersama kerabat asal Madura menggunakan bus carteran. Namun tahun ini ada banyak kendala karena adanya wabah virus Covid-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia. Bahkan ketika masa liburan Lebaran, yang seharusnya ia dapat mudik ke kampung halaman tak dapat dilakukan karena adanya pelarangan mudik lebaran.

Usai pelarangan mudik Lebaran, Rohana dan putra-putrinya awal pekan lalu menyempatkan mudik dan memilih menggunakan PO Madu Kismo menuju Sampang Madura, yang berangkat dari Terminal Poris Pawad. Di terminal ini, setidaknya ada 78 PO AKAP lain yang juga beroperasi di terminal yang berlokasi di Tangerang.

Terminal Jatijajar

BPTJ mencatat, Terminal Jatijajar Depok, pada bulan Januari - Maret 2021 setiap hari rata-rata melayani penumpang AKAP sebanyak 324 orang penumpang, sementara setelah berakhirnya masa peniadaan mudik setidaknya rata-rata per hari terdapat pengguna layanan angkutan AKAP di terminal ini sebanyak 519 penumpang. Cukup signifikan peningkatannya, meningkat sebesar 60% jika dibandingkan dengan jumlah rata-rata penumpang pada bulan Januari – Maret 2021 lalu.

Berdasarkan catatan BPTJ yang dirilis ke berbagai media, sebagian besar penumpang AKAP di Terminal baru Depok, sebagian besar tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Ponorogo, Bojonegoro, Yogyakarta, dan Pekalongan. Adapun untuk jumlah PO yang terdapat di Terminal Jatiajar ini sebanyak 48 perusahaan yang melayani AKAP.

Terminal Pondok Cabe

Khusus untuk Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Polana menjelaskan tidak terdapat adanya kenaikan jumlah penumpang pada terminal ini. Rata-rata penumpang harian sepanjang Januari hingga Maret 2021 dibandingkan dengan jumlah penumpang rata-rata per hari pasca beroperasinya kembali layanan AKAP setelah masa peniadaan mudik jumlahnya sama yaitu sebanyak 38 penumpang setiap harinya.

Menurut Polana, Madura merupakan daerah yang paling banyak dituju oleh pengguna layanan melalui Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan ini. Untuk Terminal Pondok Cabe setidaknya terdapat 26 PO yang melayani AKAP yang melalui terminal tersebut.

Arus Kedatangan Penumpang AKAP Menurun

Terkait perbandingan kedatangan penumpang AKAP pada masa setelah peniadaan mudik, Polana menjelaskan bahwa untuk Terminal Jatijajar Depok dan Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan tidak terjadi perbedaan yang signifikan, namun berbeda untuk Terminal Poris Plawad Tangerang, pada waktu normal setidaknya terdapat 70 penumpang kedatangan rata-rata setiap hari, sedangkan pada waktu setelah berakhirnya masa peniadaan mudik tercatat turun rata-rata sekitar 37 penumpang per hari.

“Demikian pula dengan Terminal Baranangsiang, pada masa normal rata-rata terdapat 88 penumpang yang datang setiap hari, sedangkan setelah masa peniadaan mudik tercatat hanya sekitar 74 penumpang rata-rata setiap harinya melalui terminal ini,” ujar Polana.

GeNose Diberlakukan Secara Acak

Pada masa paska peniadaan mudik yang berlangsung mulai tanggal 18 hingga tanggal 24 Mei 2021, Polana menyampaikan bahwa secara acak dilakukan tes GeNose-C19 kepada para penumpang yang memanfaatkan layanan melalui terminal-terminal yang berada di bawah pengelolaan BPTJ. “Secara keseluruhan mulai dari tanggal 18 hingga 21 Mei 2021 telah dilakukan tes GeNose secara acak kepada 1.707 penumpang,” ujar Polana, dengan gejala positif sebanyak 22 penumpang, yang ditindaklanjuti dengan penundaan keberangkatan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

BPTJ juga telah melakukan sosialisasi dan sudah di-sounding kepada seluruh operator bus terkait dengan pelaksanaan tes GeNose ini dan mekanisme pengembalian tiket kepada calon penumpang yang terindikasi gejala positif terpapar Covid-19. Data penumpang yang terindikasi gejala positif juga disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan satgas penanganan Covid-19 di daerah untuk dilakukan tindaklanjut penangannya.

Sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, Polana berharap, masyarakat yang hendak bermobilitas untuk senantiasa menegakkan protokol kesehatan khususnya yang memanfaatkan layanan angkutan umum massal. “Implementasi protokol kesehatan harus terus diterapkan dan senantiasa terjaga dengan baik,” cetus Polana. (IS/AS/HG/HT/JD)