JAKARTA – Kunjungan kerja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Eropa pada tanggal 30 Agustus – 2 September 2022 lalu merupakan bagian dari upaya Kementerian Perhubungan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan negara lain untuk meningkatkan dan mengembangkan transportasi nasional.

Percepatan pembangunan dan pengembangan transportasi nasional membutuhkan dukungan, kemitraan, kolaborasi dan ekosistem yang memadai untuk terciptanya tujuan yang diinginkan.

Di tengah keterbatasan anggaran yang disediakan oleh negara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus berupaya mengintensifkan pendanaan kreatif non APBN dan menentukan skala prioritas pembangunan infrastruktur transportasi nasional. Upaya tersebut perlu dilakukan, agar konektivitas antar wilayah di Indonesia dapat terus berjalan di tengah keterbatasan fiskal negara.

Kunjungan kerja ke beberapa negara Eropa yang dilakukan oleh Menhub adalah untuk menjajaki peluang kerja sama sektor transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian, serta kerja sama pengembangan SDM sektor transportasi.

Kerjasama Fasilitas Uji Coba Kendaraan

Saat melakukan kunjungan kerja ke Hungaria, Selasa (30/8) Menhub Budi bertemu dengan Menteri Inovasi dan Teknologi Hungaria, Mr. Laszlo Palkovics, untuk membahas peluang kerja sama berbagai proyek pembangunan transportasi. Menhub juga berdiskusi soal pengelolaan fasilitas uji coba kendaraan (proving ground) yang menjadi salah satu keunggulan dari Hungaria.

“Pengalaman ini yang ingin kami pelajari,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Menhub mendorong dilakukannya kerja sama pelatihan, edukasi dan pengembangan SDM di sektor transportasi, termasuk tentang pengelolaan proving ground, dengan perguruan tinggi maupun dengan pihak pemerintah dan swasta Hungaria.

Saat ini Kemenhub tengah menyiapkan pembangunan Proving Ground atau Balai Uji kendaraan bermotor seluas kurang lebih 90 Ha berstandar Internasional (United Nation Regulation/UNR). Pembangunannya dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Ruang lingkup yang akan dikerjasamakan antara lain yaitu merancang dan membangun fasilitas pengujian dan fasilitas penunjang, pengadaan peralatan pengujian dan fasilitas penunjang, pemeliharaan fasilitas hingga peningkatan kapasitas atau pelatihan.

Dengan memiliki proving ground berstandar internasional dan diakui oleh ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA), Indonesia tidak perlu melakukan pengujian kendaraan bermotor di luar negeri lagi. Selain itu, manfaat lainnya yaitu meningkatkan kualitas kendaraan yang memenuhi aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan, serta menyelaraskan persyaratan teknis dan meningkatkan ekspor produk otomotif antar negara ASEAN yang saling mengakui.

Selanjutnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suarso Monoarfa, melanjutkan kunjungan kerja ke Austria pada Kamis (1/9), untuk menjajaki peluang kerja sama di sektor transportasi. Salah satunya yaitu pembangunan kereta gantung (ropeway/cable car) di Ibu Kota baru Negara (IKN).


Dalam kunjungan kerjanya ke Austria, Menhub bertemu dengan CEO Doppelmayr, Mr. Thomas Pichler, serta melihat langsung sistem pembuatan dan pengelolaan kereta gantung. Doppelmayr Garaventa Group merupakan produsen kereta gantung internasional dan penggerak orang untuk area ski, transportasi perkotaan, taman hiburan, dan material handling system. Hingga tahun 2019, perusahaan ini telah melakukan lebih dari 15.000 instalasi di 96 negara.

Menhub mengatakan, kunjungan ini memberikan wawasan berharga tentang teknologi kereta gantung yang telah dikembangkan oleh Doppelmayr untuk dikembangkan sebagai salah satu transportasi ramah lingkungan untuk melayani mobilitas dan pariwisata di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di Ibu Kota Negara (IKN).

Di IKN, kereta gantung akan berfungsi sebagai layanan transportasi untuk menghubungkan antara zona bisnis dan komersial dengan zona perumahan di IKN. Tidak hanya di IKN, kereta gantung juga dapat digunakan di sejumlah wilayah di Indonesia, untuk menghubungkan daerah yang berbukit atau sulit untuk dijangkau selain juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata.

Pada kesempatan tersebut, Menhub juga mengundang pihak Doppelmayr dan sejumlah perusahaan di Austria untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian di Indonesia, khususnya kereta gantung. Termasuk melakukan kerja sama pengembangan SDM dalam teknologi kereta gantung, dengan melaksanakan program pertukaran SDM, maupun program-program lainnya.

Saat bertemu dengan Menteri Transportasi Perancis, Mr. Clément Beaune, di Paris, Perancis, Jumat (2/9). Pada pertemuan tersebut sejumlah peluang kerja sama kedua negara di sektor transportasipun dibahas, antara lain penjajakan kerjasama pembangunan kereta cepat yang akan dilanjutkan sampai ke Surabaya, dan angkutan perkotaan LRT Jabodebek. “Kami mencari kemungkinan kerja sama dengan salah satu operator di Perancis,” tutur Menhub.

Selanjutnya, Menhub juga mengajak perusahaan sektor pelayaran asal Perancis untuk berkolaborasi dalam pengembangan pelabuhan Patimban, khususnya untuk meningkatkan utilisasi dan lalu lintas pelayaran di pelabuhan tersebut.

Di sektor penerbangan, Menhub menawarkan kerja sama pengadaan suku cadang pesawat dengan standar keselamatan yang baik. “Kami juga meminta dukungan Perancis dalam upaya meningkatkan jumlah armada pesawat di Indonesia yang berkurang akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.

Menhub juga mengundang perusahaan asal Perancis untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur transportasi di Ibu Kota Baru Negara (IKN). Sistem transportasi yang akan dibangun di IKN mengutamakan angkutan massal dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik dan otonom.

Dalam kunjungannya ke Perancis, Menhub juga menemui sejumlah pihak yakni pimpinan Aeroports de Paris, CEO Crossrail International Paul Dyson, dan Country Director Asia Pacific Systra Group Abdelghani. Systra Group dan Crossrail Internasional telah berpartisipasi dalam proyek LRT Jabodebek tahap 1 sebagai konsultan. Diharapkan kedua perusahaan tersebut dapat kembali berpartisipasi pada proyek LRT Jabodebek tahap 2.

Pada kesempatan tersebut, secara khusus, Menhub mengundang Menteri Transportasi Perancis untuk menghadiri side event G20 di Bali yaitu Forum Dialog Penerbangan (Aviation Dialogue) bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery”. Forum ini menjadi ajang untuk bertukar pengalaman antarnegara dalam menghadapi tantangan pemulihan industri penerbangan, khususnya terkait mekanisme pembiayaan. (IS/AS/RY/HG)