(Bali, 29/11/2012) "Konektivitas dalam negeri mempunyai peran yang penting dalam mendukung konektivitas ASEAN, oleh karena itu kita harus memperkuat konektivitas domestik kita," demikian disampaikan Menteri Perhubungan, EE. Mangindaan saat membuka secara resmi pertemuan ke-18 tingkat menteri transportasi negara-negara ASEAN (18th ASEAN Transport Ministers Meeting) di Nusa Dua - Bali, Kamis (29/30).
Dalam rangka memperkuat konektivitas dalam negeri Indonesia sebagai bagian dari konektivitas ASEAN, di depan para Menteri Transportasi negara-negara ASEAN lainnya, Mangindaan mengungkapkan bahwa Indonesia pun telah menerapkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI memiliki 6 pilar koridor ekonomi berdasarkan prioritas area/sektor komoditas, visi konektivitas nasional dan pembangunan infrastruktur pada koridor ekonomi Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Terkait dengan penguatan konektivitas domestik negara-negara ASEAN lainnya, Mangindaan dalam sambutannya meminta agar seluruh negara anggota ASEAN mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mewujudkan langkah-langkah yang tepat untuk 2015 dalam rangka membentuk ASEAN menjadi pasar terbuka dan sumber produksi, serta menjadi kawasan yang kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan terintegrasi kedalam ekonomi global.
"Hal ini sejalan dengan adopsi agenda the 17th ATM di Phnom Penh tahun lalu mengenai penguatan usaha untuk memastikan realisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015 dengan memprioritaskan langkah-langkah konkrit untuk menghadapi tantangan dalam pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN," ujar Menhub.
Senada dengan Mangindaan, Mr. Tram Iv Tek, Menteri Transportasi Kamboja selaku Outgoing ATM Chairperson pada the 18th ASEAN Transport Ministers Meeting, mengatakan bahwa terkait masyarakat ASEAN telah dicapai beberapa kemajuan dalam menerapkan berbagai langkah dibawah Brunei Action Plan (BAP) /ASEAN Strategic Transport Plan (ASTP) 2011-2015 dan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) yang meliputi transportasi sektor udara, darat dan laut serta fasilitas transportasi.
Pada sektor transportasi udara, telah dikeluarkan Deklarasi mengenai Adoption of the Implementation Framework of the ASEAN Single Aviation Market (ASAM). Terkait dengan pergerakan barang tanpa batas dalam wilayah ASEAN, telah ditandatangani Protocol 6 on Railways Border and Interchange Stations uner the ASEAN Framework Agreement on Facilitation of Goods in Transit (AFAFGIT). Sementara itu, kerjasama yang dilakukan selama ini dengan negara Mitra Wicara juga telah mengalami kemajuan dan menjadi lebih kuat.
"Sepanjang satu tahun terakhir, kita telah bekerjasama dengan erat sebagai satu kesatuan dalam semangat ASEAN, melakukan upaya-upaya penting bersama dan memajukan kerjasama transportasi kita, yang menghasilkan suatu tahap capaian yang luar biasa," demikian Tram Iv Tek dalam sambutannya.
Usai membuka acara, Menhub langsung memimpin sidang sebagai Chairman dengan salah satu agenda sidang yaitu pembahasan Laporan Pertimbangan dan Adopsi Pertemuan ASEAN STOM ke-33 di Bandung dan ASEAN STOM ke-34 di Nusa Dua, yang baru saja berakhir, Rabu (28/11). Materi lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu Laporan Pertimbangan the 4th ASEAN Transport Coordinating Board (TTCB); serta persiapan pertemuan ATM dengan Mitra Wicara seperti Cina, Jepang dan Republic of Korea (ROK).
Selain Menteri Perhubungan Republik Indonesia, menteri transportasi negara anggota ASEAN lainnya yang menghadiri pertemuan tersebut adalah H. E. Mr. Pehin Dato Abdullah bin Mudin Dato Bakar, Menteri Transportasi Brunei Darussalam; H. E. Mr. Tram Iv Tek, Menteri Transportasi Kamboja; H. E. Mr. Sommad Pholsena, Menteri Transportasi Laos; H. E. Mr. Kong Cho Ha, Menteri Transportasi Malaysia; H. E. Mr. Chadchart Sittipunt, Menteri Transportasi Thailand; dan H. E. Mr. Dinh La Thang, Menteri Transportasi Vietnam. (YS)