Topik mengenai kesiapan Angkutan Lebaran pekan ini menjadi leading pemberitaan media. Perspektif pemberitaan yang diangkat oleh mayoritas media masih cenderung beragam dan angle pemberitaan yang digunakan juga berbeda. Konten isu masih berkisar pada persoalan kenaikan tarif, distribusi tiket serta kesiapan infrastruktur mudik. Kompas (19/07) melansir pernyataan Menteri Perhubungan Freddy Numberi yang mengingatkan pihak operator transportasi agar tidak mengambil untung terlalu tinggi pada musim Angkutan Lebaran tahun ini. Freddy juga meminta operator transportasi untuk tidak mematok harga tiket dibatas atas. Pernyataan spokeperson Kemenhub tersebut berkontribusi positif terhadap sentimen opinion leader.
Namun sejumlah media justru mensinyalir indikasi pemberlakuan tarif yang menyentuh batas pada beberapa moda transportasi, PT. KAI misalnya akan menerapkan tarif Rp 500.000. Bahkan Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito mengisyaratkan tarif Kereta Argo Bromo Anggrek New Image akan mencapai Rp 650.000. Perspektif tersebut diulas dalam pemberitaan mayoritas media, khususnya Kompas dan Media Indonesia dengan melansir spokeperson dari jajaran pejabat PT. KAI serta kalangan pengguna jasa transportasi KA. Sementara terkait dengan pemberitaan mengenai persoalan distribusi tiket kereta api untuk mudik Lebaran yang selalu bermasalah tiap tahunnya dinilai oleh sejumlah kalangan sebagai konsekuensi dari buruknya manajemen PT. KAI.
Seputar Indonesia (07/21) melansir pernyataan kalangan anggota DPR yang mendesak pemerintah untuk segera mengantisipasi munculnya spekulan tiket mudik Lebaran. Hal tersebut disuarakan oleh anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS Abdul Hakim. Selain itu sejumlah kalangan, seperti Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Intrans) Darmaningtyas dan Ketua Umum Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) Sri Nugroho juga turut mengkritik manajemen transportasi Lebaran yang dinilai masih buruk. Sementara Kepala Humas PT. KAI Daop I Jakarta Mateta Rizalulhaq menyatakan, pihaknya akan mengoperasikan kereta tambahan untuk mengatasi permintaan masyarakat yang sangat tinggi. Penambahan kereta akan dilakukan pada tanggal keberangankatan 27 dan 28 Agustus mendatang.
Bisnis Indonesia (18/07) melansir spokeperson dari pihak Kemenhub yang mendesak PT. KAI agar tetap megoperasikan kereta khusus pengangkut motor pada masa angkutan Lebaran tahun ini. Pernyataan pihak Kemenhub tersebut terkait dengan rencana PT. KAI untuk meniadakan angkutan motor karena melihat pencapaian pada tahun lalu yang buruk, yakni hanya terisi 60% dari seluruh gerbong kereta yang disediakan. Pernyataan tersebut turut berkontribusi positif terhadap sentimen opinion leader.
Sejumlah media, diantaranya Jurnal Nasional dan Republika turut merilis instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada kementerian dan instansi terkait untuk membenahi infrastruktur yang akan digunakan para pemudik pada masa Lebaran tahun ini. Presiden menyatakan hal itu ketika membuka Sidang Kabinet Pripurna yang membahas persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 2011 di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/07/2011). Kepala Negara pun meminta agar persiapan transportasi dilakukan dengan baik. Hal ini penting dilakukan mengingat sebagian pemudik akan menggunakan kendaraan roda dua dan juga transportasi massal. Sementara Koran Tempo (20/07) justru mengulas persoalan mengenai infrastruktur mudik yang dinilai masih belum siap dalam menghadapi musim mudik Lebaran tahun ini.
Sedangkan sentimen positif terkait topik ini disumbang oleh Bisnis Indonesia (20/07), dengan merilis pernyataan spokeperson Kemenhub terkait dengan langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi arus mudik pada musim Lebaran tahun ini dengan melarang truk angkutan berat beroperasi H-4 Lebaran. Secara keseluruhan perspektif pemberitaan terkait topik ini berkontribusi netral terhadap sentimen tone media. Mencermati perkembangan pemberitaan yang semakin intens, maka dalam beberapa waktu ke depan isu ini masih akan disorot media. Terlabih sejauh ini kalangan anggota dewan dan stakeholders terkait lainnya mulai menyoroti persoalan tersebut. (JAB)