JAKARTA - Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) telah menetapkan tahun 2021 sebagai tahun budaya keamanan bagi sektor penerbangan dan semua negara di seluruh dunia memperingatinya sebagai “Year of Security Culture (YoSC) 2021”.
Kementerian Perhubungan berkomitmen menindaklanjuti amanah ICAO dengan menggelar seremonial launching “YoSC 2021” secara virtual di Jakarta pada Kamis (04/3) lalu.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto, mewakili Menteri Perhubungan, dalam sambutannya mengatakan, keamanan penerbangan merupakan tanggung-jawab kita semua, mencakup semua lini, dari level terendah hingga level tertinggi, sesuai dengan sloganICAO yaitu “Security is everyone’s responsibility”.
Membumikan Budaya Keamanan Penerbangan
Budaya keamanan penerbangan, jelas Dirjen Novie, adalah sekumpulan norma kepercayaan, nilai, sikap, dan asumsi terkait keamamanan penerbangan dan tercermin dari tindakan dan perilaku semua orang serta personel yang terlibatdalam operasional penerbangan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 211 Tahun 2020 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional, telah menetapkan Airport Security Committee (ASC) Meeting selama satu tahun diwajibkan dilaksanakan sebanyak empat kali, untuk bandara internasional wajib dihadiri perwakilan Direktorat Bandar Udara.
Dirjen Novie menambahkan, di tengah situasi pandemi yang masih berdampak pada lalu lintas penerbangan, aspek keamanan dan keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas pengelola bandara.
Tahun Keamanan Penerbangan
Tahun 2020 lalu, jelas Dirjen Novie, ICAO menetapkan sebagai Year of Security Culture dan diperpanjang waktunya hingga tahun 2021. Selain itu, lanjut Novie, pada tahun 2021, ICAO akan memperingati 20 tahun tragedi 9/11, sebuah tindakan terburuk dari campur tangan pelanggaranhukum dalam sejarah penerbangan internasional. Karena itu ICAO menyerukan kepada semua entitas penerbangan bahwa tidak hanya mereka yang terlibat secara langsung di bidang keamanan penerbangan yang bertanggungjawab terhadap keamanan penerbangan, tetapi semua pihak yang terkait lainnya juga memilii tanggungjawab yang sama.
“Para pihak terkait wajib mengindentifikasi dan menjalankan peran merekadalam menghalangi, mendeteksi, dan mencegah tindakan yang melawan hukum,” kata Dirjen Novie, dalam zoom meeting YoSC 2021 bertema 'Tingkatkan Keamanan Penerbangan Demi Keselamatan Bersama' yang disiarkan langsung secara virtual pada Kamis, (4/3).
Pada acara launching tersebut, secara simbolis dilakukan penandatanganan komitmen bersama dalam mendukung implementasi Tahun Budaya Keamanan Penerbangan 2021 oleh operator penerbangan sipil.
Untuk memastikan bahwa implementasi Year of Security Culture 2021 dapat berjalan dengan baik sepanjang tahun ini, lanjut Dirjen Novie, maka pihaknya telah menyusun program dan rencana tindak lanjut berupa sosialisasi budaya keamanan penerbangan kepada seluruh pihak terkait terutama operator dan pengguna jasa penerbangan.
Program dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah sebagai berikut:
- Melakukan sosialisasi budaya keamanan penerbangan kepada seluruhpihak terkait terutama operator penerbangan dan pengguna jasa penerbangan;
- Menyelenggarakan kampanye budaya keamanan penerbangan kepada seluruh pihak terkait,termasuk operator penerbangan dan pengguna jasa penerbangan;
- Memperkuat fungsi pengawasan;
- Meningkatkan penegakkan hukum termasuk pengenaan sanksi terhadap tindakan-tindakan yang dapat mengancam kemanan penerbangan;
- Mempererat koordinasi dengan operator dan stakeholder terkait; dan
- Mempererat kerja sama dengan negara mitra baik dalam kerangka ICAO regional maupun bilateral.
"Kita perlu sadari bahwa ancaman terhadap penerbangan mengalami peningkatan yang begitu pesat dengan tren ancaman yang beragam setiap tahunnya. Terlebih lagi di tahun ini kebutuhan untuk memulai kembali operasional penerbangan dengan aman setelah pandemi merupakan hal yang sangat krusial," ujar Dirjen Novie.
Untuk itu, lanjut Dirjen Novie, kampanye budaya keamanan dan implementasinya merupakan hal yang sangat penting yang menjadi perhatian semua pihak. Hal itu pula yang menjadi prinsip dan prioritas utama Indonesia dalam mendukung ICAO Global Aviation Security Plan (GASeP).
Keamanan adalah Inti Bisnis dan Aset Komersial Entitas Penerbangan
Menurut Dirjen Novie, keamanan penerbangan merupakan nilai bisnis inti dan aset komersial yang begitu penting. Bukan hanya sebagai kewajiban yang memberatkan para pimpinan manajerial dan pemangku kepentingan yang terkait dengan operasional penerbangan saja, namun perlu juga didukung oleh seluruh pihak termasuk lini terbawah yang mampu mendorong penerapan budaya kemanan penerbangan secara luas.
"Saya mendorong semua pihak untuk pro aktif mengambil peran terhadap budaya keamanan penerbangan di tahun ini. Saya berharap kita semua dapat bekerjasama untuk menjadikan tahun 2021 sebagai tahun budaya keamanan penerbangan. Dengan menjadikan keamanan penerbangan sebagai nilai inti bagi seluruh pimpinan, manajerial, karyawan dan pengguna jasa penerbangan," imbuhnya.
Senada dengan penyataan Dirjen Hubud, Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub, Elfi Amir menegaskan bahwa aspek keamanan dan keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab bersama sehingga kepedulian masing-masing individu sangat diharapkan.
"Terlebih di situasi pandemi ini, aspek keamanan dan keselamatan yang sebelumnya kita kenal sebagai 3S 1C atau safety, security, service and compliance. Kita tambah satu aspek 1H, Healthy. Yakni bagaimana mewujudkan pelayanan bandara yang aman dan selamat juga sehat, baik itu bagi pengguna jasa maupun bagi seluruh komunitas bandara," ujar Elfi.
Sosialisasi budaya keamanan merupakan suatu langkah memperkenalkan budaya keamanan dan kesadaran melakukan aktifitas yang mendukung program keamanan agar dapat memastikan kontinuitas dan komitmen seluruh entitas bandar udara terhadap norma, nilai, sikap, asumsi dan kebiasaan pada kepatuhan terhadap regulasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kesadaran seluruh entitas bandar udara terhadap kewaspadaan dan kesadaran penuh atas arti pentingnya langkah-langkah pengamanan sesuai dengan program keamanan di bandar udara.
Libatkan Semua Elemen yang Ada di Bandara
Ketua Umum Penggiat Transportasi Udara sekaligus pemerhati penerbangan, Cucuk Suryo Suprojo,menambahkan pentingnya pelaksanaan pengawasan dan pengamanan dalam entitas penerbangan tidak saja dilakukan oleh pengelola bandara, tetapi harus melibatkan seluruh elemen yang ada di bandara.
"Security culture dalam penerbangan tidak hanya mencakup komunitas penerbangan, akan tetapi juga seluruh komunitas yang berkegiatan di penerbangan, mulai dari personil penerbangan hingga karyawan warung kopi, toko, pengemudi taksi, dan lain sebagainya untuk selalu ikut menjaga keamanan penerbangan dengan melaporkan hal-hal yang dilihat dan ditemukan kepada petugas keamanan penerbangan sesuai dengan slogan 'melaporkan sesuatu sesuai dengan keadaannya'," jelas Cucuk.
Implementasi budaya keamanan dimulai dengan sosialisasi budaya keamanan, penyampaian security awareness, pelatihan dan komitmen, instalasi teknologi hingga penegakan aturan hukum atau law enforcement.
Cucuk juga mengapresiasi para pemimpin pengelola bandar udara, diantaranya Direktur Utama Angkasa Pura I dan II yang dianggap telah mempunyai tekad yang bulat dan kuat mencanangkan tahun ini sebagai tahun security culture.
Keterlibatan Global
Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi dan industri internasional dan regional juga didorong untuk mendukung dan mempromosikan YOSC. Semua para pemangku kepentingan dilibatkan untuk berbagi dengan semua orang dalam praktik terbaik budaya keamanan penerbangan, menggunakan platform budaya keamanan ICAO. Untuk tujuan itu, bisa berupa, berbagi materi panduan, toolkit, perangkat e-learning, film pendek, pamflet dan artikel yang membangun dan mendorong budaya keamanan yang positif.
Memahami ancaman terhadap penerbangan dan mempromosikan praktik terbaik dalam keamanan di seluruh operasi penerbangan merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penerbangan. Pemerintah Singapore, misalnya di tahun 2021 ini akan meninjau ulang strategi navigasi Singapura Airlines serta infrastrutur terkait di era the new normal saat ini untuk masa depan dalam mengelola keselamatan penerbangan, serta merumuskan rekomendasi untuk kemajuan efektif kegiatan keselamatan penerbangan utama selama Covid-19 pandemi dan seterusnya.
Dunia penerbangan sedang berbenah.Indonesia pun terus mengikuti dan beradaptasi dengan semua perubahan yang terjadi, agar entitas penerbangan nasional tersemat kepercayaan yang tinggi dari komunitas internasional dengan mempraktekkan kaidah-kaidah dan praktek implementasi budaya keamanan penerbangan yang tinggi.
Implementasidan sosialisasi budaya keamanan, penyampaian security awareness, pelatihan dan komitmen, instalasi teknologi hingga penegakan aturan hukum atau law enforcement, semua itu akan dibahasdalam Aviation Safety Seminar (SASS) ke-6, pada tanggal 23-25 Maret 2021 mendatang. (IS/AS/HG/HT/JD)