JAKARTA – Dengan terbatasnya fasilitas rumah sakit beserta tenaga medisnya, isolasi mandiri menjadi cara penyembuhan bagi yang positif Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. Pakar kesehatan menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri dengan jangka waktu kurang lebih 14 hari. Upaya isolasi mandiri ini merupakan langkah menjaga kesehatan sekaligus mencegah penularan virus corona pada orang lain. Selama menjalankan isolasi mandiri, disarankan untuk memisahkan diri dari anggota keluarga dan orang lain, serta untuk sementara memisahkan penggunaan semua peralatan yang digunakan sehari-hari bersama orang lain.

Hingga Kamis (29/7), menurut data yang dilansir laman @Kawalcovid19.id jumlah pasien yang terkonfirmasi positif terpapar virus Covid-19 tercatat 43.479 pasien, sehingga jumlah total pasien yang terkonfirmasi positif keseluruhannya menjadi 3.331.206 orang. Wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat kasus konfirmasi positif tertinggi per hari itu (29/7) dengan 7.519 orang, kemudian disusul Jawa Timur dengan 5.506 orang, Jawa Tengah dengan 4.535 orang, DKI Jakarta dengan 3.845 kasus, dan wilayah Riau dengan 2.096 kasus.

Menyediakan Ruang Isolasi Mandiri

Sebagai upaya menekan laju penyebaran virus Covid-19, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) mengubah sementara gedung asrama pada sekolah di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pegawai dan masyarakat sekitar sekolah yang terpapar Covid-19 sebagai misi kemanusian.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Zulfikri, menegaskan, pelaksanaan penyediaan tempat isolasi mandiri bagi pegawai dan masyarakat sekitar sekolah yang terpapar Covid-19 dengan menggunakan asrama sekolah di lingkungan Kementerian Perhubungan merupakan penugasan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang telah disampaikan kepadanya beberapa waktu lalu.

Menhub, lanjut Zulfikri, mendorong agar sekolah-sekolah di lingkungan Kementerian Perhubungan mengambil peran di tengah kondisi pandemi ini, salah satunya dengan memanfaatkan asrama untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pegawai dan masyarakat yang terpapar Covid-19 di sekitar lokasi sekolah dengan gejala ringan ataupun tanpa gejala.

“Saat ini sudah terdapat beberapa sekolah di lingkungan Kementerian Perhubungan yang dijadikan lokasi isolasi mandiri. Untuk di wilayah Jabodetabek yang dijadikan ruang isolasi mandiri yaitu Politeknik Transportasi Darat (PTDI) – STTD Bekasi, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug (PPIC), Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan (PPSDMAP), dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug”, ungkap Zulfikri.

Kapasitas asrama yang tersedia dari sekolah yang difungsikan sebagai lokasi isolasi mandiri di wilayah Jabodetabek total jumlahnya mencapai 394 orang yang terdiri dari: PTDI-STTD Bekasi sebanyak148 orang, STIP Jakarta sebanyak 62 orang, PPI Curug sebanyak 24 orang, PPSDMAP sebanyak 120 orang, dan BP3 Curug sebanyak 40 orang.

Selanjutnya, Zulfikri menambahkan, jumlah penderita positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri sejak digunakan fasilitas asrama tersebut adalah sebanyak 236 orang dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 165 orang. Kemudian yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 71 orang yang berada di 3 lokasi, yakni 56 orang di PTDI-STTD Bekasi, 2 orang di STIP Jakarta, dan 13 orang di PPSDMAP.

Kampus di Luar Jabodetabek Agar Melakukan Misi Kemanusiaan Segera

Selain kampus yang berada di wilayah Jabodetabek, Zulfikri juga mendorong agar kampus lain yang berada di beberapa wilayah di Indonesia agar dapat melakukan misi kemanusiaan serupa dengan bekerja sama dengan Satgas Covid-19 dan pemerintah setempat. Ia juga menambahkan sekolah lainnya yang saat ini menjadi lokasi isolasi mandiri adalah Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) di Kabupaten Tabanan Bali.

“Asrama Poltrada Bali di Kabupaten Tabanan memiliki kapasitas sebanyak 280 tempat tidur, hingga hari ini total masyarakat yang telah menjalani isolasi mandiri sebanyak 45 orang dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 12 orang sehingga yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 33 orang”, tambah Zulfikri.

Lebih lanjut, Zulfikri juga meminta agar kampus yang dijadikan lokasi isolasi mandiri tersebut melakukan kerja sama dengan rumah sakit setempat dalam penyediaan tenaga medis dan penangan lebih lanjut jika terdapat pasien yang mengalami gejala sedang hingga berat. Selain menyediakan tempat, lokasi isolasi mandiri ini juga menyediakan makanan, snack, obat-obatan dan vitamin yang dibutuhkan serta pendampingan tim medis.

Pemanfaatan asrama sebagai lokasi isolasi mandiri bagi yang terpapar Covid-19 dilakukan selama penundaan kegiatan on campus dan tidak ada kegiatan rutin lainnya, karena tidak semua asrama dapat digunakan untuk isolasi mandiri.

Zulfikri mengingatkan, dalam pelaksanaan upaya penyediaan ruang isolasi mandiri ini harus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah serta Satgas Covid-19 setempat. (IS/AS/HG/HT/JD)