JAKARTA – Kementerian Perhubungan telah bergerak cepat untuk berupaya mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, khususnya pemulihan di sektor transportasi.
Menhub mengungkapkan, upaya-upaya yang dilakukan yaitu pertama, melakukan percepatan penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan dan SE Dirjen baik itu Darat, Laut, Udara dan Kereta Api tentang transportasi berbasis protokol kesehatan.
Kedua, memberikan stimulus penyerapan anggaran, ketiga, mendukung program padat karya, dan sejumlah program lainnya.
“Kami juga memberikan stimulus Subsidi Tiket Pesawat,” demikian disampaikan Menhub saat menjadi narasumber pada acara Government Roundtable Peran Perhubungan Dalam Pemulihan Ekonomi yang diadakan oleh MarkPlus di Jakarta, Senin (26/10).
Terkait stimulus subsidi tiket pesawat, Menhub berharap dapat meningkatkan minat penumpang pesawat yang merosot selama pandemi Covid-19.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan, Inovasi lain yang dilakukan di sektor penerbangan yaitu membebaskan beban biaya kalibrasi fasilitas penerbangan dan alat bantu pendaratan pesawat yang biasanya dibebankan kepada operator bandara.
“Stimulus ini diharapkan dapat menggerakkan sektor penerbangan, pariwisata, dan sektor turunannya,” ungkap Menhub.
Lanjutnya, Menhub menyebut inovasi lain juga telah dilakukan Kemenhub seperti, percepatan Program Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti : pembangunan konektivitas transportasi mendukung 5 (lima) Bali Baru, dan inovasi mendorong investasi dengan Percepatan penyelesaian Peraturan Pemerintah (PP) sebagai turunan Omnibus Law dan percepatan perizinan.
Selain itu, Kemenhub juga terus mendorong investasi melalui pendanaan infrastruktur dengan sumber dana selain APBN yaitu menggunakan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), seperti Pelabuhan Patimban dan Jalur KA Makassar-Pare-Pare.
Kemudian, Kemenhub juga melibatkan 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama dalam merumuskan kebijakan sektoral transportasi.
Menhub mengatakan, Pemerintah akan tetap fokus melakukan pembangunan dan pengembangan insfrastruktur transportasi dalam upaya menjaga aksesibilitas dan mobilitas barang dan jasa untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Prioritas Pemerintah ke depan yaitu berfokus pada pemulihan industri pariwisata dan investasi, reformasi sistem kesehatan nasional, serta reformasi sistem ketahanan bencana seperti membangun infrastruktur pendukung 10 Bali baru, program jembatan udara dan tol laut, pembangunan transportasi di Ibu Kota Negara Baru, serta kolaborasi dengan Kementerian BUMN membangun ekosistem pariwisata dan 8 kluster penerbangan Jakarta-Surabaya, Jakarta-Bandung, lanjutan MRT, dan Bandara Bali Utara.
Pandemi Virus Covid-19 telah meluluhlantakkan seluruh sektor di hampir semua negara di dunia. Salah satu sektor terdampak pandemi ini adalah sektor transportasi. Tidak hanya gerak mobilisasi masyarakat saja yang menjadi terbatas, pembatasan operasional transportasi turut memberikan shock di sektor logistik.
Menurut data Badan Pusat Statistik Tahun 2020. PDB sektor logistik (transportasi dan pergudangan) terkontraksi 30,84% y-o-y (year-over-year) pada Triwulan II-2020. Pukulan terberat adalah pada angkutan udara, yaitu terjadi penurunan sebesar 80,23%. (GD/RDL/LA/HT)