Pandemi Covid-19 tengah melanda negeri ini. Jumlah kasus baru masyarakat yang terpapar Covid 19 terus melejit dari hari ke hari, selalu dengan jumlah terbesar dan semakin meningkat jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Kekhawatiran ini juga menyasar keluarga besar masyarakat transportasi yang sebagian besar bertugas di lini depan transportasi.
Menyikapi kondisi yang memprihatinan tersebut, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi dan SDM, Adita Irawati menghimbau masyarakat transportasi untuk waspada dan menjaga imunitas tubuh.
Dengan kekebalan tubuh yang terjaga dimaksudkan agar tidak terpapar oleh virus Covid 19. Wabah y ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik tetapi juga merobek-robek kesehatan mental masyarakat luas. Meski pandemi Covid-19 saat ini ganas dan mengkhawatirkan, Adita mengingatkan bahwa setiap pandemi pasti ada akhirnya.
“Badai Covid-19 itu pasti berlalu,” ujar Adita, mengawali webinar yang digelar Kemenhub secara virtual dengan topik “Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Untuk Tingkatkan Imunitas” pada Minggu (4/7).
Berharap Badai Segera Berlalu
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sepakat dengan kata bijak “badai pasti berlalu”.Ia meyakinkan jajarannya di lingkungan Kementerian Perhubungan dan masyarakat transportasi perihal ungkapan tersebut.
Sebagai penyintas yang sembuh dari paparan Covid-19, dalam acara webinar tersebut, Menhub Budi Karya berbagi pengalaman yang inspiratif dan motivatif kepada seluruh ASN di lingkungan Kementerian Perhubungan, baik yang sedang sakit terpapar Covid-19, maupun yang tidak terpapar, cara menghadapi Covid 19, dengan menjaga kesehatan fisik dan mental di tengah pandemi Covid-19 yang mengalami peningkatan kasus yang signifikan tersebut.
Menhub menjelaskan, kondisi Indonesia dan juga negara lain saat ini berada dalam situasi yang genting dan memprihatinkan akibat mengganasnya varian baru Covid Delta yang semakin membahayakan dan merengut banyak jiwa manusia.
“Sudah lebih dari 2 juta kasus positif di Indonesia, termasuk juga para ASN Kemenhub yang menjadi korbannya,” ujar Menhub.
Budi Karya menambahkan, menghadapi pandemi Covid ini, pihaknya mengajak semua pihak terkait harus saling menguatkan, mengingatkan, memotivasi, dan dapat menginspirasi satu dengan yang lain, dan ia meminta jajarannya saling memberi perhatian dan dukungan antara satu dengan yang lain.
“Saya minta seluruh jajaran (ASN di Kemenhub) agar semakin merekatkan rasa persaudaraan memberikan perhatian terhadap rekan terdekat yang terpapar, memberi dukungan, menghibur dan membangkitkan semangatnya,” ujar Menhub Budi Karya.
Kepada para ASN Kemenhub, Menhub Budi Karya Sumadi menyarankan agar menjadi salah satu garda terdepan dalam upaya mencegah penyebaran Virus SarsCov-2, karena harus melakukan pengawasan dari implementasi regulasi pengendalian transportasi di masa pandemi Covid-19.
Keberadaan ASN Kemenhub, menurut Budi Karya, berada di pintu-pintu gerbang transportasi mengemban tugas yang sangat mulia. “Saya menitipkan amanah ini untuk melaksanakan sebaik-baiknya. Jangan lupa senantiasa menjaga integritas serta kesehatan diri, agar dapat memberikan pelayanan terbaik buat masyarakat,” himbau Menhub.
Pada kesempatan tersebut, Menhub ingin berbagi pengalamannya kepada jajarannya ketika menjalani proses penyembuhan pada saat terinfeksi virus Covid-19. Ada tips/kiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh – sebagai penyintas, agar senantiasa rajin melakukan olahraga minimal satu jam dalam sehari untuk menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan imunitas.
“Tentunya kita harus senantiasa berdisiplin, berkomitmen melaksanakan protokol kesehatan (prokes) memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta melakukan testing, tracing, dan treatment.,” sarannya.
Jaga Kesehatan Diri
Sepakat dengan saran Menhub, Praktisi Kesehatan dr. Andi Kurniawan, Sp.KO menilai perlunya menyebarluaskan upaya menjaga kesehatan di tengah pendemi Covid-19 kepada masyarakat luas.
Menjaga kesehatan yang dimaksud dr Andi adalah mencakup fisik dan mental dengan melakukan latihan untuk dapat meningkatkan imunitas masyarakat luas dan khususnya jajaran SDM Kemenhub.
“Upaya menjaga kesehatan fisik dan mental untuk meningkatkan imunitas direkomendasi untuk semuanya baik buat yang belum terpapar, yang tengah terpapar maupun mereka yang tergolong penyintas,” jelas Andi.
Akibat terjadinya pendemi Covid19, jelas dia lagi, tidak sebatas menimbulkan masalah kesehatan, tetapi juga berdampak luas dan kompeks, seperti menyebabkan keterpurukan perekonomian lokal maupun global, demikian pula membuat kondisi sosial-politik nasional dan dunia menjadi tidak stabil.
Upaya penelitian – riset masih terus berjalan tidak sebatas vaksin tetapi juga upaya menemukan first choice drug. Sebelum upaya itu barhasil, menurut Andi, kita harus tetap semangat dan kita bisa mengambil sisi positif dan hikmahnya. Karena pandemi Covid-19 ini sudah mengubah dunia dan mengubah perilaku menusia dalam berinteraksi.
“Satu hal yang diajarkan oleh pandemi Covid 10 yaitu kita menjadi tahu kalau kesehatan kita jauh lebih berharga ketimbang segala hal,” ujar Andi.
Serangkaian kebijakan digulirkan untuk mencegah penyebaran Virus Covid 19, lanjut dr Andi, mulai working from home (WFH), stay at home, kebijakan PSBB dan PPKM. Hal ini menyebabkan perubahan aktivitas sehari-hari, sehigga mengurangi gerak yang akan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, khususnya para pekerja.
“Mulai dari berkurangnya mobilitas seperti tidak lagi berangkat ke kantor, tidak lagi sibuk bekerja di kantor, dan tidak lagi harus pulang dari kantor, lebih banyak bekerja di rumah/WFH ketimbang bekerja di kantor/work from office (WFO). Selain itu akan mengubah pola dan frekuensi makan, demikian pula juga berubahnya pola tidur, perubahan itu mempengaruhi kualitas kesehatan fisik dan mental,” jelas dr Andi.
Perubahan-perubahan yang terjadi di masa pandemi Covid karena WFH dan stay at home , tambah dr. Andi, akan mempengaruhi psikologis pekerja dan juga secara fisiogis seperti tubuh bertambah gemuk, timbunan lemak meningkat, masa otot berkurang, badan kaku-kaku, dan kebugaran berkurang.
Selain itu, kesehatan mental juga terganggu, kecemasan, depresi, hingga patah semangat, lanjut dr Andi. Agar tidak berdampak buruk dengan perubahan budaya/perilaku kehidupan, dr.Andi menyarankan agar kita tetap melakukan latihan ringan sampai sedang dan tidak dianjurkan latihan berat, minimal 30 menit dalam sehari – bisa dicicil separuh pagi dan separuh sore. Dilakukan 5 kali dalam seminggu.
“Latihan itu bisa dilakukan di rumah, di luar rumah, di kawasan zona hijau, dan sebaiknya dilakukan sendirian atau bersama pasangan dan keluarga, dengan tetap menerapkan prokes yang ketat,” ujarnya.
Dr Andi menambahkan, bahwa dengan latihan yang ringan dan sedang secara teratur disertai dengan pengaturan gaya hidup yang sehat dengan kombinasi imunisasi yang berkualitas akan meningkatkan daya tahan tubuh agar optimal.
“Jadi mereka siap melawan penyakit, bagi orang yang sehat, orang yang terpapar, dan penyintas, dengan tetap semangat, jangan panik dan stres,” cetusnya.
Optimis dan Semangat
Senada dengan dokter ahli kesehatan olahraga itu, motivator kondang Tung Desem Waringin, memberikan untuk memotivasi kepada jajaran SDM Kemenhub dan masyarakat transportasi dalam melawan Virus Covid 19.
Tung Desem berbagi pengalaman bagaimana dia sebagai penynitas memerangi virus itu saat dirinya terpapar pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Untuk melawan penyakit itu, ia menganalogikan bahwa dirinya sedang berperang, berperang melawan Covid-19. Kita harus mempersiapkan daya tahan tubuh kita – ibarat prajurit profesional, kita juga harus membekali senjata ampuh untuk melawan virus – ibaratnya obat-obatan dan vaksin, dan kondisi benteng yang kuat – tubuh tidak memiliki komorbid, dengan perhitungan matang, dia yakin mampu mengalahkan penyakit.
“Kita harus optimis dan bersemangat, tidak perlu cemas dan stress menghadapi lawan, semangat dan kegigihan akan meningkatkan daya tempur antibodi untuk membasmi Virus Covid 19,” nasihat Tung Desem.
Berdoa Selalu Memohon Kesembuhan
Penyinas lain sebagai narasumber di acara webinar tersebut adalah Deden Chandra Komala, Kepala UPBU Klas III Namrole. Ia mengingatkan bahwa untuk mendapatkan kesembuhan selain dengan ikhtiar – berobat kepada dokter, kita juga harus memohon kepada yang maha kuasa yang menentukan kesembuhan. “Kita harus berdoa, berdzikir mohon kesembuhan kepada Allah SWT,” ujarnya. (IS/AS/HG/HT/JD)