Jakarta - Musim libur panjang, banyak masyarakat yang sudah jenuh di rumah akan berpergian ke luar kota yang bebas Covid-19 (zona hijau). Seperti halnya saat libur bersama akhir Oktober 2020 dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2020.
“Kita prediksi kegiatan liburan ini ada kenaikan berkisar 10-20 persen. Jumlahnya mungkin tidak signifikan secara kumulatif, tetapi ada penambahan pergerakan itu,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya pada kegiatan press background dengan tema Upaya Kemenhub Mengantisipasi Libur Panjang Akhir Oktober 2020, yang diselenggarakan pada Jumat (23/10) lalu.
Kendati tidak ada lonjakan signifikan dan hanya kenaikan sedikit arus transportasi – darat,laut, udara dan KA, namun Pemerintah mengantisipasi adanya kemacetan transportasi darat dan penumpukan penumpang moda transportasi laut, udara, dan KA pada hari H puncak arus keberangkatan yang diperkirakan terjadi pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2020 dan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada tanggal 1 November 2020. Bila tidak diantisipasi dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat bisa berdampak terhadap penyebaran dan lonjakan jumlah penderita terpapar Covid-19.
Antisipasi Lebih Dini
Mencegah hal tersebut terjadi, Menhub Budi menghimbau operator moda transportasi untuk mempersiapkan sekaligus menerapkan protokol kesehatan ketat di lapangan saat libur panjang. Selain itu, Menhub juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak semuanya melakukan perjalanan pada 28 Oktober 2020.
“Sebaiknya masyarakat tidak semua pulang pada 27 malam dan 28 Oktober. Disarankan sebagian pulang tanggal 26 Oktober, karena itu bisa mengurangi penumpukan penumpang,” jelas Menhub Budi.
Menhub juga mengingatkan para operator sebaiknya menambah armada apabila ada indikasi penumpukan penumpang saat libur panjang. Hal tersebut dilakukan agar protokol kesehatan terlaksana dengan baik untuk menekan penyebaran Covid-19 selama pergerakan pada akhir Oktober 2020.
Mengantisipasi hal itu, Menhub akan melakukan koordinasi dengan para operator transportasi untuk konsisten memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dari mulai awal keberangkatan, pada saat perjalanan, hingga sampai di tujuan. Kemenhub akan melakukan pengecekan secara acak (random check) untuk memastikan protokol kesehatan telah dilakukan dengan baik oleh para operator.
“Para operator mempunyai peran penting untuk memfasilitasi pergerakan orang antar kota, antar wilayah. Kalau mereka tidak taat, khawatir akan timbul penularan yang tidak kita inginkan. Kita harus disiplin dan tidak kompromi terhadap protokol kesehatan. Kalau memang ada yang ditemukan reaktif atau positif ya harus dilarang berangkat,” tegasnya.
Menhub Budi juga meminta kepada operator transportasi untuk meningkatan frekuensi perjalanan untuk mencegah penumpukan penumpang. “Saya minta Dirjen-Dirjen untuk memastikan apabila ada tambahan jumlah penumpang yang bergerak agar menambah kapasitas. Jangan dengan kapasitas yang ada, sehingga terjadi penumpukan, terjadi jumlah yang melampaui jumlah kapasitas yang ditetapkan,” tegasnya
Menhub juga meminta para Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) di daerah-daerah untuk berkordinasi dan melakukan pengawalan penerapan protokol kesehatan dengan ketat di daerah-daerah kota sampai kabupaten. Kemudian juga untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa menjadi masalah yang memungkinkan terjadinya penularan karena rawan terjadi kerumunan.
Menhub Budi memprediksi potensi kepadatan terjadi di tiga titik yaitu, pertama, jalan dari arah Jakarta menuju ke arah timur (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Kedua, kapal penyeberangan ke arah Sumatera, dan ketiga di bandara.
Menhub juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara. “Sehubungan dengan kondisi curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, saya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara dan memastikan kondisi kendaraan sepeti mesin, rem, ban dan kondisi diri dalam keadaan prima,” paparnya.
Dia juga menyarankan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti pesawat, kapal laut dan ferry serta kereta api agar sebisa mungkin jangan melepas masker, menunda makan dan minum, serta jangan berbincang di dalam transportasi massal tersebut.
“Kalaupun terpaksa misalnya harus makan dan minum karena perjalanan jarak jauh lebih dari 2 jam, agar segera kembali menggunakan masker setelah makan dan minum,” sarannya.
Libur di Rumah Bisa Jadi Pilihan
Menhub Budi berharap, libur di rumah saat ini menjadi pilihan yang baik di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tetapi kalaupun harus liburan ke luar rumah, sekali lagi dia menegaskan agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama.
Agar kondisi skala pandemi Covid-19 tidak melonjak paska liburan panjang akhir Oktober 2020 ini, tentunya tidak hanya menuntut kerja keras dari operator transportasi – dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tetapi kepedulian masyarakat pengguna jasa transportasi yang juga mematuhi protokol kesehatan menjadi kunci bagi berhasilnya upaya pemutusan penyebaran Covid-19 di masyarakat. (IS/AS/HG/HT)