(Jakarta, 19/11/2013) Disela-sela Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) ke-19 dari Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Warsawa, Polandia, Delegasi Republik Indonesia mendapatkan kabar gembira. Proposal untuk pelaksanaan sistem transportasi kota yang berkelanjutan sebagai bentuk penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia (Sustainable Urban Transport Initiative – Nationally Appropriate Mitigation Action / SUTRI NAMA) yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan telah disetujui untuk mendapatkan pendanaan di bawah NAMAs Facility dari Pemerintah Inggris dan Pemerintah Jerman. NAMAs Facility adalah pendanaan yang diberikan kepada negara berkembang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang diusulkan menjadi aksi mitigasi di bawah NAMAs oleh negara berkembang yang bersangkutan.

Proposal dari Indonesia yang dikenal sebagai SUTRI NAMA ini disetujui untuk didanai bersama dengan proposal NAMAs dari Chile, Kosta Rika dan Kolombia dari 43 proposal NAMAs yang diajukan.

“Indonesia bersama dengan Kolombia menjadi negara pertama yang mendapat support dari dunia internasional untuk kegiatan transportasi. Ini menjadi  bukti bahwa dunia internasional menghargai usaha mitigasi Indonesia di sektor transportasi,” ujar Wendy Aritenang, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Lingkungan. Wendy Aritenang mewakili Delegasi Republik Indonesia memaparkan SUTRI NAMA bersama dengan  program NAMAs terpilih lainnya dalam side event Uni Eropa bertajuk “Financing the Implementation of Transformational NAMAs through Europe Union NAMA Facility” pada akhir minggu kemarin.

Sektor transportasi menyumbang hingga 23 persen emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2005 (berdasarkan data dalam Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap) (ICCSR), selain itu hingga 90 persen dari konsumsi energi nasional terjadi di transportasi darat yang didominasi oleh kendaraan pribadi. Oleh karena itu, pengembangan sistem transportasi massal menjadi pilihan aksi mitigasi nasional yang memiliki manfaat ganda yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi konsumsi BBM yang pada glirannya akan mengurangi
subsidi energi.

Kementerian Perhubungan telah membuat rancangan makro (grand design) yang memasukkan transportasi massal sebagai kerangka kerja transportasi urban nasional dalam  lingkup NAMAs. Kerangka kerja transportasi tersebut juga masuk dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK).

Program SUTRI NAMA ini akan dilakukan di tiga kota percontohan yaitu Medan, Menado dan Batam, dan diharapkan nantinya bakal diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia.

Wakil dari UK-Germany NAMAs Facility, Norbert Goriβen mengatakan bahwa pelaksanaan SUTRI NAMA relatif sederhana,  namum memberikan dampak penurunan emisi GRK yang besar “Kami melihat komitmen yang kuat dari Kementerian Perhubungan untuk mengubah sistem transportasi yang akan berpengaruh terhadap kota dan kehidupan masyarakat di kota tersebut,” kata Goriβen yang merupakan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Jerman. (BSE)