(Jakarta, 2/12/2010) Pengembangan transportasi di Indonesia harus dilihat dari tiga sisi, yaitu geografi, demografi, dan sumber daya alam. Hal tersebut diperlukan untuk mewujudkan keterpaduan antara kebutuhan dan penyediaan jasa transportasi sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Hal tersebut dinyatakan Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat menjadi keynote speaker pada acara Seminar Nasional Transportasi DPP Partai Demokrat dengan Kementerian Perhubungan di Hotel J. W. Marriot pada Kamis (2/11).
Menurut Menhub, dengan geografi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, transportasi diarahkan untuk menyediakan pelayanan yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah dalam bentuk transportasi antar moda dalam pulau dan antar pulau. Untuk pulau besar, pengembangan transportasi dalam pulau diarahkan untuk mengintegrasikan moda yang ada misalnya antara transportasi udara, laut, sungai dan danau, penyeberangan, jalan rel dan jalan, misalnya untuk pergerakan orang dan barang di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
“Sedangkan untuk pulau kecil dengan luas wilayah yang kecil, pengembangannya diarahkan untuk mengoptimalkan integrasi dan kombinasi antar moda transportasi laut, penyeberangan, dan jalan misalnya untuk pulau di Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara,” jelas Menhub.
Untuk kawasan perkotaan, Menhub menjelaskan, pengembangan transportasi disesuaikan dengan tingkat populasi serta karakteristik wilayah. Menhub memaparkan untuk kota besar dengan populasi antara 2 juta jiwa hingga 5 juta jiwa, menurut Menhub, pengembangan transportasinya adalah dengan mengintegrasikan antar moda transportasi, dengan mengarahkan integrasi antara moda jalan rel sebagai main back-bone dengan moda jalan.
Pengembangan tranportasi di kawasan pedesaan, papar Menhub, harus disesuaikan dengan tingkat populasi, sebaran populasi, dan karakteristik wilayahnya. “Kawasan pedesaan biasanya terdiri dari beberapa kelompok hunian yang menyebar dengan jumlah penduduk kecil,” jelas Menhub. Oleh karena itu, menurutnya, transportasi diarahkan untuk mengintegrasikan dan mengkombinasikan antara moda transportasi, yang biasanya didominasi moda transportasi jalan.
Dari sisi sumber daya alam, Menhub menjelaskan, pengembangan transportasi harus mempertimbangkan moda transportasi yang lebih efektif dan efisien seperti transportasi pipa untuk mengangkut LNG (Liquefied Natural Gas), transportasi kereta api mengangkut hasil perkebunan dan hasil pertambangan, transportasi sungai mengangkut hasil pertambangan seperti di Kalimantan dan lain sebagainya.
Selain itu, Menhub menjelaskan, untuk meningkatkan kelancaran arus barang dalam mendukung efisiensi dan efektifitas kinerja sistem logistik nasional, diperlukan suatu strategi antara lain dengan menyiapkan pelabuhan sebagai hub internasional di kawasan Indonesia Barat dan Timur untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada hub internasional di negara lain. “Untuk moda kereta api, perlunya dikembangkan jaringan KA untuk angkutan barang jarak jauh di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dan untuk moda angkutan udara, peran bandara dioptimalkan agar berfungsi sebagai pelabuhan kargo,” papar Menhub.
Seminar sehari yang dibuka secara langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan M. Ikhsan Tatang, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso, Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S. Gumay, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Sunaryo, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Imam Soedrajat, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit, dan Akademisi Universitas Trisakti Yayat Supriyatna. (RY)