SUMENEP - Ada yang unik dan tidak lazim di Bandara Udara Trunojoyo, Sumenep. Sejumlah warga yang tinggal sekitar bandara melakukan bersih-bersih, seperti membabat rumput, memangkas pohon, memasang pagar, serta membersihkan saluran drainase.
Pekerjaan yang ringan seperti halnya kerja bakti jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI yang bisa ditangani masyarakat umum tidak perlu keahlian khusus, namun sarat makna seperti kebersamaan antara pihak bandara dan masyarakat setempat sekaligus menanamkan rasa memiliki dengan ikut membersihkan dan menjaga agar bandara yang di dirikan dekade 70 an itu tetap aman.
Pekerjaan bersih-bersih bandara itu diaplikasikan sebagai program padat karya yang rutin diadakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen HubUD) Kementerian Perhubungan, dengan tujuan merawat bandara dan juga membantu perekonomian masyarakat akibat pandemi Virus Covid-19.
Salah satunya diadakan di Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep, Jawa Timur, yang baru saja diikuti 60 warga pada tanggal 24 Agustus lalu, dengan tema “Peran Serta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam rangka Peningkatan Perekonomian Masyarakat melalui Kegiatan Padat Karya.”
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto yang diwakili Direktur Bandar Udara, Nafhan Syahroni mengungkapkan program padat karya ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Ditjen Hubud didasari Peraturan Menteri No. 73 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggara Program Padat Karya di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Ditjen Perhubungan Udara terhadap masyarakat lokal, sekaligus upaya meningkatkan daya beli masyarakat di masa pandemi Covid–19 khususnya di Kabupaten Sumenep Jawa Timur,” urai Nafhan.
Dia menambahkan, pemerintah mengucurkan dana Rp 11 milyar untuk pembayaran upah program padat karya se-Indonesia, termasuk di Bandara Trunojoyo Sumenep.
“Kegiatan padat karya ini diimplementasikan melalui kegiatan sederhana yang tidak memerlukan ketrampilan khusus untuk pembangunan bandar udara,” ujarnya.
Semantara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Trunojoyo Indra Triyantono melaporkan, untuk pelaksanaan program padat karya dengan kegiatan bersih-bersih bandara, hingga akhir Agustus telah menghabiskan biaya sebanyak Rp572.500.000 dari alokasi anggaran Rp876.500.000.
“Kami berkoordinasi dengan Kepala Desa Kacongan, yakni wilayah di sekitar bandara, untuk tenaga yang ikut dalam program padat karya, program ini akan terus dilaksanakan sampai akhir tahun anggaran 2020,” jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan yaitu Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dapil Provinsi Jawa Timur Sadarestuwati, bersama Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Juanda Surabaya, Fadrinsyah Anwar.
Sadarestuwati menilai, program padat karya ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, apalagi dengan kehadiran Bandar Udara Trunojoyo yang memberikan kemudahan masyarakat untuk keluar dan masuk ke wilayah Sumenep.
Transportasi udara memiliki peranan penting untuk wilayah Sumenep, jelasnya lagi. Keberadaan Bandara Udara Trunojoyo menjadi solusi untuk masyarakat bepergian karena kabupaten ini berada di paling ujung Pulau Madura.
“Aplikasi program padat karya ini memang menjadi salah satu yang di ‘push’ oleh pemerintah, untuk mengatasi dampak Covid-19 dari sisi ekonomi masyarakat,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan yang karib disapa Estu ini mengapresiasi pelaksanaan program padat karya di Bandara Trunojoyo yang melibatkan masyarakat sekitar. Ia meyakini dengan padat karya itu, masyarakat akan merasa ikut memiliki bandara.
“Jadi program padat karya ini tidak sekedar memberikan penghasilan pada masyarakat sekitar, tetapi masyarakat justru akan merasa ikut memiliki dan menjaga bandara, karena kan mereka ikut mengerjakan, ikut membangun dan merawatnya,” ujarnya.
Saat melakukan pengecekan, Estu ikut turun langsung menyabit rumput di sekitar terminal baru Bandara Trunojoyo. Ia juga berdialog langsung dengan para pekerja program padat karya di bandara.
Sebelumnya, program padat karya digelar di UPBU Wamena pada 22 Agustus lalu. Program itu diperuntukkan bagi masyarakat di sekitar Bandar Udara Wamena terutama bagi warga yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi Virus Covid 19.
Direktur Navigasi Penerbangan Asri Santosa menjelaskan, program padat karya merupakan arahan Presiden Joko Widodo untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid 19.
"Dengan adanya program padat karya ini akan mampu meningkatkan daya beli masyarakat, mengurangi beban Pemerintah Daerah (Pemda), serta menjaga stabilitas perekonomian di daerah," ujar Asri.
Kepala UPBU Wamena, Faisal Marabessy menyebutkan, 40 warga ikut dalam kegiatan padat karya. Program padat karya ini juga dihadiri Anggota DPR RI Komisi V, Willem Wandik dan Willem mengapresiasi pelaksanaannya. (AS/HG)