(Jakarta, 5/08/09) Proses evakuasi penumpang pesawat Merpati Twin Otter DHC-6 registrasi PK NVC rute Jayapura-Oksibil direncakan untuk dilakukan hari ini. Tim SAR gabungan itu akan mendekati lokasi penemuan pesawat yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Oksibil dengan menggunakan helikopter khusus. Evakuasi itu sendiri menunggu cuaca cerah.

Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Herry Bakti memaparkan, pesawat tersebut diketahui berada di celah bukit di kawasan Ambisibil, Papua. Tim pencari yang telah memastikan lokasi pesawat itu telah melihat bagian belakang pesawat di ketinggian 9300 kaki di Pegunungan Bintang.

"Pesawat terlihat di celah bukit pada ketinggian 9.300 feet. Yang terlihat baru ekor saja. Rute di sana kan memang melalui bukit-bukit, jadi bisa saja ada kabut sehingga visual terganggu," ujarnya, Selasa (4/7). Pesawat itu, tambahnya, berada pada koordinat 04-42 ,25 LS DAN 140-36 ,84 BT, yang berjarak sekitar 3 nautikal mil dari Ambisibil.

Apabila cuaca mendukung, Herry mengatakan, evakuasi akan dilakukan hari ini oleh Tim Basarnas dengan menggunakan dua helikopter. "Menurut info yang saya peroleh dari Basarnas, ada dua heli yang berangkat untuk melakukan evakuasi. Satu berangkat dari Oksibil, satu lagi dari Bandara Sentani, Jayapura," jelasnya.

Herry menambahkan, kepastian tentang kondisi 12 penumpang dan tiga awak pesawat  itu juga belum dapat dipastikan mengingat tim hanya bisa melihat dari kejauhan.

"Kondisi penumpang dan awak akan segera dikabarkan jika tim evakuasi sudah mencapai lokasi. Kita berharap semua yang ada di pesawat itu ditemukan dalam keadaan selamat," harapnya.

Sementara Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menjelaskan, kegiatan investigasi yang dilakukan pihaknya tetap akan menunggu setelah proses evakuasi selesai dilakukan. "Rescue korban tetap prioritas. Kalau itu sudah beres, baru KNKT bekerja," jelasnya.

Dipaparkan Tatang, mengingat tingkat kesulitan akibat beratnya medan yang harus dilalui, sangat kecil kemungkinan untuk mengevakuasi bangkai pesawat nahas itu agar bisa diteliti oleh KNKT secara detail. "Tidak selamanya kita harus meneliti pesawat secara utuh. Untuk kondisi seperti ini, kami paling tidak akan mengambil CVR (Cockpit Voice Recorder)-nya saja untuk kita teliti. Kecil kemungkinan kita akan menurunkan pesawat dari atas gunung. Untuk mengevakuasi korban saja pasati cukup sulit sekali," lanjutnya. (DIP)