Jakarta – Dua proyek pembangunan infrastruktur di sektor perkeretaapian yang tengah dibangun yaitu Proyek Double Double Track/DDT (Jalur Dwi Ganda) KA Manggarai – Cikarang dan Proyek Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) akan semakin mengoptimalkan interkonektivitas angkutan massal di Jakarta dan sekitarnya. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kedua proyek tersebut, Minggu (29/11).
“Kami ingin mencari suatu bentuk yang terbaik untuk mengoptimalkan interkonektivitas angkutan massal di Jakarta. Kita harapkan dengan selesainya kedua proyek tersebut, kedepannya integrasi antarmoda di Jakarta dan sekitarnya akan semakin baik dan lengkap,” jelas Menhub.
Saat meninjau proyek DDT KA Manggarai- Cikarang, Menhub mengatakan, Manggarai akan menjadi pusat stasiun KA di Jabodetabek karena semua rute kereta yang ada di Jabodetabek akan bersinggungan di Manggarai.
“Oleh karena itu kita siapkan jalur-jalurnya sendiri antara kereta jurusan Bogor, Bekasi, dan Kereta Bandara agar tidak saling bertumpuk. Kita harapkan DDT Manggarai – Cikarang bisa selesai semuanya pada tahun 2022,” ungkap Menhub.
Menhub mengungkapkan progress pembangunan proyek DDT KA Manggarai – Cikarang sudah berjalan cukup baik dan ia meminta dilakukan percepatan-percepatan, misalnya terkait pembebasan tanah dan penyiapan integrasi antarmoda lainnya misalnya dengan kereta jarak jauh, KRL dan juga dengan Bus Rapid Transit (BRT) seperti TransJakarta.
Saat ini Kemenhub tengah menyelesaikan proyek pembangunan Fasilitas Perkeretaapian Manggarai s.d Jatinegara yang terbagi dalam dua tahap meliputi : pembangunan Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Stasiun Matraman, jalur KA elevated mainland Manggarai - Jatinegara, gedung dan skybridge/Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di stasiun Manggarai.
Usai meninjau proyek DDT di Stasiun Manggarai, Menhub melanjutkan perjalanan dengan menggunakan KRL menuju ke proyek pembangunan LRT Jabodebek di Dukuh Atas, Jakarta. Menurut Menhub, Dukuh Atas merupakan area yang banyak bersinggungan dengan simpul-simpul transportasi seperti : Stasiun KRL, Stasiun KA Bandara, Stasiun LRT, dan Stasiun MRT.
Menhub menjelaskan, ia telah bersepakat bersama-sama BUMN, Pemprov DKI, Dishub DKI, PT KAI, PT KCI, LRT dan MRT untuk bersama-sama merancang suatu integrasi antarmoda yang baik sehingga para penumpang yang menggunakan jasa transportasi massal dapat melakukan perpindahan antar angkutan massal dengan mudah, dekat, dan nyaman.
“Jadi misalnya penumpang dari Bekasi atau Bogor ketika turun di Dukuh Atas, dapat dengan mudah berpindah menggunakan kereta bandara. Kami berkomitmen membuat titik hub atau TOD di Dukuh Atas ini menjadi lebih baik,” tutur Menhub.
Dengan intergasi antarmoda angkutan massal yang baik seperti antara kereta eksisting KRL dengan kereta bertekonologi tinggi MRT dan LRT, diharapkan dapat membangun peradaban baru atau gaya hidup bagi masyarakat Indonesia dan menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan tersendiri di mata negara lain.
Turut hadir bersama Menhub dalam peninjauan, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Kepala BPTJ Polana B. Pramesti, dan pejabat dari PT Adhi Karya, PT KAI, PT MRT Jakarta dan PT Transjakarta.(MM/RDL/LA/JD)