Tanggal 23 Juli 2019, KBRI Tokyo diwakili oleh Wakil Kepala Perwakilan Bapak Tri Purnajaya menerima kunjungan mahasiswa yang merupakan pegawai PT. Angkasa Pura II program Magister, kerjasama dengan Universitas Padjajaran, Bandung yang dipimpin oleh Bapak Yudi Azis, SE selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kegiatan benchmarking tersebut bertujuan untuk melihat kebijakan dan pelayanan transportasi publik di Jepang yang ditindaklanjuti dengan diskusi bersama Atase Teknis pada keesokan harinya.
Diskusi teknis dengan materi sistem transportasi di Jepang dibawakan oleh Bapak Syamsu Rizal selaku Atase Perhubungan di depan 33 (tiga puluh tiga) orang peserta benchmarking. Pada paparannya, Atase Perhubungan memberikan penjelasan mengenai tugas pokok dan fungsi KBRI Tokyo dalam sebagai perwakilan negara serta pelayanan terhadap WNI khususnya peran perhubungan dalam menjalankan kebijakan promosi investasi di bidang transportasi dan SDM transportasi serta kondisi transportasi di Jepang sesuai penugasan.
Transportasi yang menjadi pembahasan dalam kesempatan tersebut antara lain perkembangan teknologi terkait kendaraan tanpa awak / autonomous vehicle, drone dan kereta cepat atau shinkansen dengan teknologi maglev (magnetic levitation). Sharing mengenai transportasi udara merupakan pembicaraan yang paling menarik, mengingat basic peserta yang berasal dari bandara udara di lingkungan PT. Angkasa Pura II.
Diskusi berjalan kondusif, dengan beberapa pertanyaan dan diskusi mengenai kebijakan penyediaan tansportasi massal seperti MRT, LRT dan BRT, pengembangan kawasan di sekitar titik transportasi (Transit Oriented Development) di Jepang dibandingkan dengan Pengembangan Bandar Kualanamu dengan kereta bandara dan rencana Aerocity-nya dan juga hal-hal yang menjadi keunggulan Jepang untuk dapat di bawa ke Indonesia.
Promosi investasi yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pendanaan dalam rangka pembangunan infrastruktur dan pengoperasian bandara dengan konsep Public Private Partnership (PPP) dengan investor asing khususnya Jepang disampaikan juga dalam diskusi tersebut.
Diharapkan dengan kegiatan ini, dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai bahan referensi dan masukan kepada mahasiswa sesuai topik dari tugas pendidikan sehingga pelayanan dan pengelolaan transportasi di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di kawasan ASEAN ataupun Asis Pasifik.