Jakarta – Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menyebar dan membatasi ruang gerak pesawat di udara. Oleh sebab itu, hingga Jumat (15/11) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi masih terbatas.

Tercatat, beberapa bandara yang belum beroperasi antara lain Bandara Frans Sales Lega Ruteng, Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, serta Bandara Frans Seda Maumere. Sedangkan bandara yang sudah beroperasi antara lain Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandar Udara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka, Wunopito Lembata, Bandar Udara Lede Kalumbang Tambolaka, Bandara Waingapu, serta Bandara Tardamu Sabu. Meski sejumlah bandara sudah kembali beroperasi, beberapa maskapai masih membatalkan layanan penerbangan dengan alasan keselamatan.

“Di Bandara Komodo Labuan Bajo, misalnya, terdapat pembatalan 2 (dua) penerbangan domestik dan di Bandara Soa Bajawa terdapat 4 (empat) pembatalan penerbangan domestik,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo.

Sementara itu, layanan penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Lombok mulai berlangsung normal, setelah sebelumnya sejumlah layanan penerbangan dari beberapa maskapai sempat mengalami penundaan dan pembatalan akibat terdampaknya ruang udara oleh erupsi abu vulkanik dari Gunung Lewotobi. Meski begitu, masyarakat diimbau tetap memperhatikan status penerbangan.

“Masyarakat harus selalu memperhatikan status penerbangan karena operasional bandara masih menyesuaikan situasi abu vulkanik yang bisa berubah sewaktu-waktu,” sebut Budi.

*Kondisi Pelayaran Terpantau Aman*

Saat ini kondisi jarak pandang, gelombang, angin, serta arus laut terpantau aman untuk pelayaran. Dermaga Marina Waterfront dan Terminal Multi Purpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo beroperasi normal. Terdapat keberangkatan 382 wisatawan ke Pulau Komodo, Rinca, dan sekitarnya dengan dilayani 31 kapal.

Untuk evakuasi, Kemenhub beserta pemangku kepentingan terkait telah menyediakan kapal evakuasi. Terhitung dari tanggal 10 November 2024 hingga 15 November 2024 pukul 08.00 WITA, terdapat 122 unit kapal yang telah mengangkut 4.768 penumpang. Selain itu, di Labuan Bajo disiagakan pula KNP. Chundamani untuk keadaan darurat.

“Selain menyiapkan kapal evakuasi, Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait juga membuka Posko Kesiapan Transportasi Laut untuk melayani informasi dan koordinasi evakuasi,” kata Budi.

Adapun untuk angkutan penyeberangan, pada Jumat (15/11) telah diberangkatkan muatan bantuan menggunakan dari Kupang menuju Larantuka. Sebanyak 20 truk dan 4 mobil yang berisi bantuan diangkut menggunakan KMP.CAKALANG II. (IND/HH/GT/BRD)