Pemerintah sedang gencar meyakinkan masyarakat dan dunia usaha bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kokoh, sehingga relatif aman dari dampak krisis Eropa. Dampak krisis Eropa sejauh ini baru mengimbas ke ekspor, di mana neraca perdagangan Indonesia terus menipis akibat impor yang lebih besar dari ekspor. Dari sektor Perhubungan, kita perlu ikut meyakinkan masyarakat dan dunia usaha bahwa sektor transportasi juga masih aman dari krisis. Ini penting untuk tetap menjaga optimisme, sehingga mereka tidak panik dan tetap  menaruh kepercayaan yang besar terhadap pemerintah, dalam menerapkan regulasi dan menempuh langkah-langkah antisipasi krisis. Transportasi udara adalah moda yang selalu dijadikan indikator dalam  mengukur sejauh mana krisis sudah mengimbas pada perekonomian nasional.

Kita perlu mempublikasikan secara luas tentang proyeksi penumpang angkutan udara,  sampai akhir tahun ini dan beberapa tahun ke depan. Bagaimana kira-kira tren pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara (penerbangan niaga berjadwal/komersial) tahun ini dan beberapa tahun ke depan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?

Jika memang jumlah penumpang angkutan udara tumbuh signifikan, kita perlu secara terbuka mengumumkan bahwa bisnis angkutan udara Indonesia aman dari krisis. Faktor-faktor penyebabnya, misalnya jumlah masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh, daya beli masyarakat yang terus menguat, tuntutan untuk menggunakan alat transportasi yang  efisien, harga tiket pesawat yang lebih kompetitif,  meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas angkutan udara, dll. 

Kita juga perlu menegaskan bahwa kondisi sektor transportasi udara bisa dijadikan indikator bahwa fundamental ekonomi Indonesia memang  kokoh. Hal itu tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang tetap pesat, inflasi dan suku bunga yang rendah, serta nilai tukar yang terjaga, meski dalam beberapa waktu terakhir sempat terkoreksi.

Selain itu, perlu dijelaskan pula mengenai regulasi. Isu ini bisa dikaitkan dengan ekspansi sejumlah maskapai penerbangan, baik berupa penambahan rute, penambahan pesawat, termasuk izin maskapai baru dan langkah maskapai asing menjadikan Indonesia sebagai basis pasar atau pusat perencanaan strategis seperti yang dilakukan Air Asia. (JAB)