Jakarta - Ada kabar baik buat para perantau yang mengadu nasib di perkotaan di Jawa khususnya Jabodetabek. Presiden Joko Widodo menyampaikan di awal Ramadhan 1443 H/ tahun 2022, bahwa masyarakat diperbolehkan mudik dan libur bersama untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, 2-3 Mei 2022.
Tradisi mudik, sudah dua tahun berturut-turut, dilarang pulang ke kampung, kecuali orang-orang dengan persyaratan khusus/kondisi tertentu, sehingga mayoritas perantau di perkotaan hanya dapat merayakan lebaran di kota rantauan.
Presiden Jokowi memahami masyarakat sudah rindu untuk mudik, karena itu sempat memerintahkan aparat TNI, Polri dan instansi terkait untuk ikut mengamankan perjalanan mudik mereka dengan aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan.
Perlindungan bagi masyarakat mudik itu penting – mulai berangkat, di perjalanan sampai ke kampung halaman, karena pesan Presiden Jokowi, bahwa pandemi COVID-19 belum selesai, angka penularan masih tinggi, kendati demikian penyebaran Virus SarsCOV-2 tipe Omicron yang tengah mengganas bisa dikendalikan.
Untuk bisa mencegah jangan sampai terpapar atau menulari sesama pemudik dan masyarakat di daerah, Presiden menghimbau agar masyarakat yang mau mudik untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya melengkapi vaksinasi I, II dan Booster (ke III) dan mematuhi Prokes 3M dengan disiplin.
Antusias Mudik
Pidato Presiden Jokowi disambut gembira oleh masyarakat, salah satunya Abdul Badri (42) tukang sate lalat (printil) asal Desa Waringin, Situbondo Jawa Timur yang sudah 14 tahun merantau ke Ibukota Jakarta, enam tahun terakhir keliling di perkampungan Depok.
Badri benar-benar rindu berlebaran di Kampungnya, berkumpul dengan anak- istri dan sanak keluarga. “Saya tahu kabar baik Pemerintah mempolehkan mudik pada Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 ini dari TV, Presiden Jokowi yang mengumumkan,” ujarnya, saat minggu pertama bulan puasa.
Jelang Ramadhan, Badri sempat bertanya-tanya apakah lebaran tahun ini, boleh mudik? “Ibarat dapat durian runtuh,.. mendengar Pak Presiden memperbolehkan mudik, ditambah lagi syaratnya dipermudah vaksinasi lengkap I, II dan III, saya sudah penuhi mumpung gratis,” imbuhnya, seraya menjelaskan simpanan sudah cukup untuk ongkos pulang pergi dan bekal lebaran di kampung.
Biasanya, Badri mengaku kalau mudik naik bus - sebelum wabah COVID-19, harga tiket masih Rp350.000 sampai dengan Rp400.000, sekarang menurut Badri harga tiket bus bervariasi dari Rp450.000 hingga Rp.500.000. Dari informasi sesama perantau di Depok bahwa saat ini mudik ke Jawa Timur lebih mudah dengan membeli tiket kereta api via Jogyakarta, kemudian nyambung dengan bus atau kereta api menuju Situbondo. “Lebih murah karena dibantu Pemerintah, atau nanti cari gratisan, jadi uang bekel buat keluarga yang dibawa banyakan,” akunya.
Lebih Baik Booster
Badri memilih segera melakukan vaksin booster sebelum mudik. “Lebih baik suntik vaksinasi lengkap, ketimbang harus PCR atau Rapid Test Antigen setiap beli tiket PP, berat diongkos lah, selain itu langganan suka nanyain sudah divaksin belum? dan saya takut tertular,” jelasnya.
Semangat menggebu-gebu ingin segera mudik juga dirasakan mengelegak di dada Hartoko (54 tahun) dan istrinya Sulistiyorini (47 tahun), sama seperti perantau yang lain sudah dua tahun mereka tidak lebaran di di Dusun Eramoko Kulon, Wonogiri.
Dulu, waktu masih muda, pengakuan Hartoko, dia suka naik mobil sendiri, sekarang kalau melihat macetnya memilih naik kereta api. “Bisa tidur, aman, nyaman, dan tepat waktu, serta persyaratannya lebih ringan cukup memiliki kartu digital PeduliLindung telah mendapatkan vaksinasi lengkap I dan II dan booster,” tutur si pedagang bakso, yang dari pengakuannya sudah lama merantau -sejak dekade 90-an, pindah-pindah ke berbagai tempat dan membuat cabang di seputar Jabotabek.
Kedua anak Hartoko - Yanto dan Yanti, juga menjalankan usaha Warung Bakso Wonogiri dan semua karyawannya, menurut bos bakso Wonogiri itu dia mewajibkan mereka semua menerima vaksinasi lengkap dan booster, serta keseharian mematuhi protokol kesehatan - sebagai upaya menjaga agar pelanggan tidak terpapar Virus SarsCov-2 varian Omicron.
“Semua pelayanan dilakukan secara hygiene – mencegah penularan dengan menjaga kebersihan dengan mematuhi prokes 3 M, jangan sampai ada orang terpapar COVID dari warung bakso kami, merusak image dan pelanggan kabur,” dalih Nyonya Hartoko - Bu Sulis.
Pasangan ini membenarkan bahwa wajib mematuhi protokol kesehatan meliputi memakai masker, membersihkan tangan, menjaga jarak/menghindari kerumunan adalah cara efektif mencegah terpapar Virus COVID-19 di wilayah PPKM Level 2-3.
Selain juga, setahu Bu Sulis, mayoritas masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi lengkap I, II, dan sebagian yang baru mendapatkan booster (ke III).
“Karyawan saya dan juga pelanggan saya, alhamdulillah aman-aman. Ya ada sih 1-2 terpapar COVID tapi ringan, kasih obat dan isoman 10 hari, di Rapid Test/PCR negatif, baru boleh masuk,” tutur Ibu yang rada ceriwis kalau karyawan jorok – tidak menjaga kebersihan.
Bu Sulis percaya kalau ke-18 orang karyawan/wati – pelayan dan juru masak, pada mudik lebaran dengan kebiasaan/budaya baru yang sudah dipatuhi selama bekerja Warung Bakso Wonogiri Bu Sulis akan aman.
“Kangen sih menikmati tradisi lebaran di desa, bersilahturahmi dengan sanak keluarga dan tetangga tentunya dengan aman, nyaman, selamat sampai ke tempat tujuan selama PP,” imbuh Bu Sulis berharap.
Lain halnya dengan Anin Sukma (36 tahun) staf salah satu Kementerian, selama pandemi SarsCov-2 sejak 2020, dia masih tugas ke berbagai daerah pariwisata di Indonesia.
Dia sempat terpapar COVID-19 varian awal gelombang pertama, pasca perjalanan menggunakan moda transportasi udara, dia mengaku sempat stress, Alhambulillah bisa sembuh, setelah menjalani karantina 14 hari, makan vitamin dan obat untuk COVID-19.
Sempat phobia untuk berpergian ke daerah, tetapi setelah mendapatkan vaksinasi I, II, dan booster ke III, dibarengi dengan menerapkan Prokes 5M dengan ketat, sedikit demi sedikit sebagai penyitas covid-19 semakin optimis aman melakukan kegiatan/perjalanan dinas ke daerah.
Selama Ramadhan 1443 H/ tahun 2022, wanita lajang ini berulangkali melakukan trip ke berbagai daerah – baik menggunakan transportasi darat, udara, laut dan kereta api. Mematuhi Prokes 5M selama perjalanan dinas untuk semua moda sudah menjadi SOP – saat berpergian ke luar rumah, baik jauh maupun dekat baik ke daerah aman PPKM level 1-2 apalagi ke daerah zona merah dengan status PPKM level 3-4.
Prokes yang Anin terapkan tidak 3M tapi 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan/keramaian, menghindari bicara, mencuci tangan dengan sabun/desinfektan, menghindari makan-minum di tempat umum/di ruang tertutup, serta mengganti pakaian dan mandi setelah berpergian.
Pasca terpapar COVID-19, Anin belajar dari seorang dokter di RS Kemayoran Khusus COVID-19, sejak awal RS itu menangani pasien terpapar virus SarsCov-2 hingga sekarang gelombang III pandemi Varian Omicron, si dokter muda itu patut bersyukur dengan sikap disiplinnya dalam mematuhi Prokes 5M dan menggunakan APD serta face shield.
Dengan Pemerintah mengizinkan mudik, saran Anin memang sudah seharusnya masyarakat benar-benar mematuhi persyaratan perjalanan orang di dalam negeri untuk semua moda transportasi darat, udara, laut dan kereta api yang dikeluarkan Kemenhub awal Ramadhan lalu.
Jangan sampai pasca liburan panjang memperingati Hari Raya Idul Fitri mulai tanggal 28 April hingga Mei 2022, terjadi lonjakan kasus baru Varian Omicron. Pasalnya prediksi Litbang Kemenhub lebih dari 80 juta orang yang akan melakukan perjalan dalam negeri alias mudik.
Anin yakin kalau saja masyarakat yang mau mudik di masa pandemi COVID-19 dengan memenuhi persyaratan perjalanan orang dalam negeri yang diterbitkan instansi terkait – Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenhub, lonjakan kurva pandemi SarsCov-2 varian Omicron tidak akan terjadi.
“Belajar dari pengalaman pribadi dan juga pengaturan perjalanan orang ke PON Papua 2021 dan MotoGP 2022 Mandalika, bisa terlaksana dengan baik tanpa disertai lonjakan kasus COVID-19 baru,” saran Anin.
“Masyarakat tidak perlu phobia terhadap COVID-19, dapat berlibur dan beraktivitas kembali seperti sediakala dengan budaya baru,” imbuhnya. (AS/IS/RY/HG)