Peresmian tersebut juga ditandai dengan rangkaian kegiatan berupa penyerahan maket kota oleh Sesjen Dephub kepada perwakilan Kepala SD di wilayah Bogor, penyerahan sertifikat secara simbolis bagi peserta safety riding oleh Dirjen Perhubungan Darat Iskandar Abubakar dan penyerahan simbolis 200 helm kepada 6 orang anak sekolah oleh Walikota Bogor.
Maket kota adalah alat peraga sosialisasi tentang tata cara berlalulintas yang diberikan untuk 3 SD yang mendapat fasilitas Zona Selamat Sekolah yaitu SD Mardi Waluyo, SD Batu Tulis dan SD Cibulu,juga kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Perhubungan Kota Bogor.
Menteri Perhubungan dalam sambutan yang dibacakan oleh Sesjen Dephub menyatakan bahwa dalam rangka membangun budaya keselamatan berlalu-lintas anak-anak usia sekolah merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pendidikan mengenai keselamatan berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini di kalangan anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah pun memberi perhatian khusus terhadap anak-anak usia sekolah ini yang ditandai dengan inisiatif untuk menggulirkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yaitu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan program inovatif dalam bentuk zona kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu lintas dan marka jalan serta pembatasan kecepatan bertujuan meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman kepada para murid yang akan menyeberang di jalan.
Bantuan 20 Bus AC
Dalam acara yang dihadiri oleh pula oleh unsur Muspida Kota Bogor, Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bogor, Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Depatemen Perhubungan, perwakilan anak-anak Sekolah di Kota Bogor serta pihak terkait lainnya tersebut dilakukan pula penyerahan bantuan Pemerintah Pusat berupa bus ac ukuran sedang untuk program bus Trans Pakuan yang sedang dikembangkan Pemerintah Bogor. Trans Pakuan merupakan program transportasi massal berbasis jalan (Bus Rapid Transit) seperti halnya Transjakarta untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan di Bogor. Sesuai dengan karakteristik kotanya, maka program BRT di Kota Bogor ini menggunakan bus ac ukuran sedang.
Menteri Perhubungan dalam sambutan pengantar yang dibacakan Sesjen Dephub menyatakan bahwa ada tiga permasalahan utama angkutan umum perkotaan, yaitu: tingkat aksesibilitas rendah, dimana angkutan umum belum dapat melayani seluruh kawasan perkotaan yang ada, tingkat pelayanan rendah karena lamanya waktu tunggu dan tingginya biaya transportasi disebabkan penumpang yang harus melakukan perpindahan beberapa angkutan untuk sampai pada satu tujuan.
Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah dengan mulai mengembangkan angkutan umum massal berbasis jalan atau yang disebut Bus Rapid Transit yang diharapkan dapat mereduksi gejala-gejala yang timbul dari permasalahan transportasi tersebut. Dengan penggunaan Angkutan Umum Massal (BRT), maka kapasitas angkut dapat ditingkatkan, lama waktu perjalanan dapat dikurangi, biaya transportasi akan menjadi lebih terjangkau, demikian pula kenyamanan dan rasa aman dapat ditingkatkan.
Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat selaku instansi pembina teknis di sektor Transportasi Darat juga telah melakukan upaya-upaya melalui program pengembangan angkutan umum massal di wilayah perkotaan yang dituangkan dalam kesepakatan bersama (MOU) dengan beberapa Pemerintah Daerah dengan memberikan bantuan Sarana Angkutan Umum dan arahan teknis guna membantu dan mendorong Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan angkutan umum massal sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan transportasi dan salah satu solusi untuk mengatasi masalah angkutan umum.
Di akhir sambutan Menteri Perhubungan menyatakan bahwa Pemerintah Pusat memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kota Bogor atas komitmen nyata di dalam mengembangkan angkutan umum massal berbasis jalan. Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Bogor ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pelayanan angkutan umum namun juga akan memberikan dampak positif pula terhadap kualitas lingkungan hidup dan tata tertib kota (BRD/YS)
Maket kota adalah alat peraga sosialisasi tentang tata cara berlalulintas yang diberikan untuk 3 SD yang mendapat fasilitas Zona Selamat Sekolah yaitu SD Mardi Waluyo, SD Batu Tulis dan SD Cibulu,juga kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Perhubungan Kota Bogor.
Menteri Perhubungan dalam sambutan yang dibacakan oleh Sesjen Dephub menyatakan bahwa dalam rangka membangun budaya keselamatan berlalu-lintas anak-anak usia sekolah merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pendidikan mengenai keselamatan berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini di kalangan anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah pun memberi perhatian khusus terhadap anak-anak usia sekolah ini yang ditandai dengan inisiatif untuk menggulirkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yaitu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan program inovatif dalam bentuk zona kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu lintas dan marka jalan serta pembatasan kecepatan bertujuan meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman kepada para murid yang akan menyeberang di jalan.
Bantuan 20 Bus AC
Dalam acara yang dihadiri oleh pula oleh unsur Muspida Kota Bogor, Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bogor, Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Depatemen Perhubungan, perwakilan anak-anak Sekolah di Kota Bogor serta pihak terkait lainnya tersebut dilakukan pula penyerahan bantuan Pemerintah Pusat berupa bus ac ukuran sedang untuk program bus Trans Pakuan yang sedang dikembangkan Pemerintah Bogor. Trans Pakuan merupakan program transportasi massal berbasis jalan (Bus Rapid Transit) seperti halnya Transjakarta untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan di Bogor. Sesuai dengan karakteristik kotanya, maka program BRT di Kota Bogor ini menggunakan bus ac ukuran sedang.
Menteri Perhubungan dalam sambutan pengantar yang dibacakan Sesjen Dephub menyatakan bahwa ada tiga permasalahan utama angkutan umum perkotaan, yaitu: tingkat aksesibilitas rendah, dimana angkutan umum belum dapat melayani seluruh kawasan perkotaan yang ada, tingkat pelayanan rendah karena lamanya waktu tunggu dan tingginya biaya transportasi disebabkan penumpang yang harus melakukan perpindahan beberapa angkutan untuk sampai pada satu tujuan.
Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah dengan mulai mengembangkan angkutan umum massal berbasis jalan atau yang disebut Bus Rapid Transit yang diharapkan dapat mereduksi gejala-gejala yang timbul dari permasalahan transportasi tersebut. Dengan penggunaan Angkutan Umum Massal (BRT), maka kapasitas angkut dapat ditingkatkan, lama waktu perjalanan dapat dikurangi, biaya transportasi akan menjadi lebih terjangkau, demikian pula kenyamanan dan rasa aman dapat ditingkatkan.
Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat selaku instansi pembina teknis di sektor Transportasi Darat juga telah melakukan upaya-upaya melalui program pengembangan angkutan umum massal di wilayah perkotaan yang dituangkan dalam kesepakatan bersama (MOU) dengan beberapa Pemerintah Daerah dengan memberikan bantuan Sarana Angkutan Umum dan arahan teknis guna membantu dan mendorong Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan angkutan umum massal sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan transportasi dan salah satu solusi untuk mengatasi masalah angkutan umum.
Di akhir sambutan Menteri Perhubungan menyatakan bahwa Pemerintah Pusat memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kota Bogor atas komitmen nyata di dalam mengembangkan angkutan umum massal berbasis jalan. Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Bogor ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pelayanan angkutan umum namun juga akan memberikan dampak positif pula terhadap kualitas lingkungan hidup dan tata tertib kota (BRD/YS)