Mereka menambah jumlah daftar pilot yang telah diluluskan oleh STPI curug dari Tahun 1952 sampai dengan tahun 2008 menjadi sebanyak 1967 orang, dan mereka bekerja di berbagai perusahaan penerbangan baik di dalam maupun di luar negeri. Sekaligus mereka juga menambah jumlah alumni STPI dari berbagai jurusan menjadi sebanyak 13.835 orang.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan jumlah penerbang di dalam negeri maupun di dunia internasional sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan angkutan udara, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug yang berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan merencanakan untuk meningkatkan kapasitas pendidikan penerbang/ pilot menjadi 200 sampai 400 penerbang per tahun, sarana dan prasarana diklat yang memadai, disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia penerbangan akan tenaga-tenaga yang handal dan profesional termasuk kebutuhan akan tenaga penerbang (pilot) yang profesional.
Sampai tahun 2006 STPI Curug hanya memproduksi rata-rata 30 penerbang per tahun untuk keperluan perusahaan penerbangan dan mengisi kebutuhan tenaga penerbang di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Melalui program PC-200, STPI disiapkan untuk mampu mencetak 200 pilot per tahun mulai tahun 2009 dengan kualifikasi Commercial Pilot Licence (CPL) melalui kerjasama khususnya dengan perusahaan penerbangan dalam negeri untuk membantu mensukseskan program ini sangat diharapkan, agar kebutuhan pilot yang sangat mendesak tersebut dapat diatasi secara baik.
Untuk keperluan tersebut, maka mulai tahun 2007 fasilitas untuk pendidikan penerbang mulai disempurnakan yaitu dengan melakukan retrofit terhadap pesawat latih secara bertahap yang dimiliki sebanyak 38 pesawat yang terdiri dari 17 unit Socata TB-10 (7 unit laik terbang), 11 unit Sundowner C-23 (7 unit laik terbang), 7 unit Dacota PA-28-236 (2 unit laik terbang), 3 unit Baron B-58 (2 unit laik terbang) dan menambah pesawat latih single engine sebanyak 18 unit. Selain itu dengan direncanakannya akan mendidik 20 penerbang helicopter per tahun maka mulai tahun2007 sedang dalam proses pengadaan 2 unit helicopter latih jenis Bell-206 termasuk juga tambahan link simulator sebanyak 6 unit untuk fixed wing dan helicopter.
Untuk mendukung Program Multi Crew Pilot License (MPL), pada pertengahan tahun 2008 ini akan dimulai pengadaan Full Flight Simulator Pesawat B-737-NG dan Airbus Series sebanyak masing-masing 1 unit yang akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan FFS ini selain untuk mendukung program MPL juga untuk mmenuhi kebutuhan kapasitas training program recurrent, refreshing dan type rating para penerbang aktif yang saat ini melayani perusahaan –perusahaan penerbangan di dalam negeri
Selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan manajerial STPI Curug, telah dirintis pula kerjasama dengan flight training centre di luar negeri antara lain : ALTEON, Flight Safety International (FSI), International Airline Training Academy (IATA,Inc) dan CAE, khususnya untuk pendidikan ab-initio dan type rating serta kerjasama dalam penyediaan fasilitas diklat dan pemasaran luar negeri.
Biaya untuk mendidik calon penerbang mulai tahun 2008 tidak akan dibebankan kepada APBN tapi akan dibiayai oleh perusahaan-perusahaan penerbangan yang membutuhkan tambahan penerbang (pilot), sementara itu biaya APBN hanya akan dipergunakan untuk mendidik 20 – 30 penerbang yang akan direkrut menjadi pegawai negeri di Ditjen. Perhubungan Udara danSTPI Curug sesuai dengan kebutuhan. Biaya untuk 1 (satu) calon penerbang sampai mendapatkan rating sertifikat CPL-IR kurang lebih sebesar U$ 35 – 40 ribu.
Dalam jangka panjang STPI Curug akan dikembangkan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan penerbang yang bertaraf internasional dan terbesar di kawasan ASEAN dan bahkan di kawasan Asia. Untuk itu STPI Curug akan dilengkapi dengan fasilitas utama (pesawat latih), simulator dan laboratorium yang berbasis IT dan fasilitas pendukung (asrama yang berkelas apatemen, gedung perkantoran, kelas, sarana olahraga dan lain-lain). (BRD)
Dalam upaya memenuhi kebutuhan jumlah penerbang di dalam negeri maupun di dunia internasional sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan angkutan udara, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug yang berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan merencanakan untuk meningkatkan kapasitas pendidikan penerbang/ pilot menjadi 200 sampai 400 penerbang per tahun, sarana dan prasarana diklat yang memadai, disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia penerbangan akan tenaga-tenaga yang handal dan profesional termasuk kebutuhan akan tenaga penerbang (pilot) yang profesional.
Sampai tahun 2006 STPI Curug hanya memproduksi rata-rata 30 penerbang per tahun untuk keperluan perusahaan penerbangan dan mengisi kebutuhan tenaga penerbang di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Melalui program PC-200, STPI disiapkan untuk mampu mencetak 200 pilot per tahun mulai tahun 2009 dengan kualifikasi Commercial Pilot Licence (CPL) melalui kerjasama khususnya dengan perusahaan penerbangan dalam negeri untuk membantu mensukseskan program ini sangat diharapkan, agar kebutuhan pilot yang sangat mendesak tersebut dapat diatasi secara baik.
Untuk keperluan tersebut, maka mulai tahun 2007 fasilitas untuk pendidikan penerbang mulai disempurnakan yaitu dengan melakukan retrofit terhadap pesawat latih secara bertahap yang dimiliki sebanyak 38 pesawat yang terdiri dari 17 unit Socata TB-10 (7 unit laik terbang), 11 unit Sundowner C-23 (7 unit laik terbang), 7 unit Dacota PA-28-236 (2 unit laik terbang), 3 unit Baron B-58 (2 unit laik terbang) dan menambah pesawat latih single engine sebanyak 18 unit. Selain itu dengan direncanakannya akan mendidik 20 penerbang helicopter per tahun maka mulai tahun2007 sedang dalam proses pengadaan 2 unit helicopter latih jenis Bell-206 termasuk juga tambahan link simulator sebanyak 6 unit untuk fixed wing dan helicopter.
Untuk mendukung Program Multi Crew Pilot License (MPL), pada pertengahan tahun 2008 ini akan dimulai pengadaan Full Flight Simulator Pesawat B-737-NG dan Airbus Series sebanyak masing-masing 1 unit yang akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan FFS ini selain untuk mendukung program MPL juga untuk mmenuhi kebutuhan kapasitas training program recurrent, refreshing dan type rating para penerbang aktif yang saat ini melayani perusahaan –perusahaan penerbangan di dalam negeri
Selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan manajerial STPI Curug, telah dirintis pula kerjasama dengan flight training centre di luar negeri antara lain : ALTEON, Flight Safety International (FSI), International Airline Training Academy (IATA,Inc) dan CAE, khususnya untuk pendidikan ab-initio dan type rating serta kerjasama dalam penyediaan fasilitas diklat dan pemasaran luar negeri.
Biaya untuk mendidik calon penerbang mulai tahun 2008 tidak akan dibebankan kepada APBN tapi akan dibiayai oleh perusahaan-perusahaan penerbangan yang membutuhkan tambahan penerbang (pilot), sementara itu biaya APBN hanya akan dipergunakan untuk mendidik 20 – 30 penerbang yang akan direkrut menjadi pegawai negeri di Ditjen. Perhubungan Udara danSTPI Curug sesuai dengan kebutuhan. Biaya untuk 1 (satu) calon penerbang sampai mendapatkan rating sertifikat CPL-IR kurang lebih sebesar U$ 35 – 40 ribu.
Dalam jangka panjang STPI Curug akan dikembangkan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan penerbang yang bertaraf internasional dan terbesar di kawasan ASEAN dan bahkan di kawasan Asia. Untuk itu STPI Curug akan dilengkapi dengan fasilitas utama (pesawat latih), simulator dan laboratorium yang berbasis IT dan fasilitas pendukung (asrama yang berkelas apatemen, gedung perkantoran, kelas, sarana olahraga dan lain-lain). (BRD)