"Dorongan vandalisme dapat dipicu oleh ketidakpuasan akibat tekanan sosial, ekonomi, ataupun politik. Pelakunya bisa saja warga sekitar atau orang luar," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Warsito, Selasa (14/8), menanggapi soal perusakan rel yang mengakibatkan tergulingnya KA Gumarang.

Kompas (13/8) memberitakan, sebagian gerbong KA Gumarang jurusan Surabaya-Jakarta terguling di Kramat, Grobogan, Jawa Tengah, akibat rel digergaji orang tak dikenal.

Warsito berpendapat, pelaku ingin membuat masyarakat juga merasakan tekanan yang dialaminya, dengan merusak sarana publik. Kereta api menjadi pilihan pelaku karena merupakan alat pengangkut massal dan pengamanannya relatif lemah.

"Dapat juga dilatarbelakangi dorongan dari elite tertentu yang ingin menjatuhkan citra pemerintah maupun pemimpin. Kepolisian harus mencari pelakunya dan menggali lebih mendalam motivasi pelaku merusak rel kereta api ini," tutur Warsito.

Menurut data PT KA Daerah Operasi IV Semarang, di lokasi sama pada 27 Juli, sekitar pukul 21.00, petugas menemukan rel digergaji sekitar 5 milimeter. Sebelumnya, tanggal 15 Juni, pukul 22.15, KA Gumarang hampir menabrak guide rail atau rel pembimbing yang dipasang di atas rel.

Dalam kaitan itu, Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal mengungkapkan, ia meminta bantuan Kepala Polri guna mengamankan prasarana dan sarana kereta api. Menurut dia, pencurian serta perusakan sarana dan prasarana KA merupakan tindak kriminal yang tak bisa ditangani jajaran Departemen Perhubungan atau manajemen PT KA.

Sementara itu, rel yang rusak sudah dapat digunakan KA dengan kecepatan maksimal 5 kilometer (km) per jam sepanjang 550 meter, mulai dari Km 27 plus 900 hingga Km 27 plus 350. Kepala Distrik 43B Gubug R Tonny mengatakan, dalam kondisi normal, KA bisa melaju di atas rel dengan kecepatan 100 km/jam.

Di tempat terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Dody Sumantyawan HS kepada wartawan di Semarang menyatakan polisi masih menyelidiki kasus ini. Namun, dari barang bukti yang ada dan keterangan saksi, ada unsur kesengajaan memotong rel yang menyebabkan kereta anjlok. "Dari sekian banyak kecelakaan KA, baru kali ini disebabkan kesengajaan," katanya. (RWN/HAN/GAL)


Sumber Kompas, 15 Agustus 2007